Internasional
Presiden Iran Bersumpah Tidak Mundur dari Perundingan Nuklir, AS Harus Cabut Sanksi Tak Manusiawi
Presiden Iran Ebrahim Raisi, Kamis (4/11/2021) bersumpah tidak akan mundur dari perundingan nuklir dengan Barat.
SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Presiden Iran Ebrahim Raisi, Kamis (4/11/2021) bersumpah tidak akan mundur dari perundingan nuklir dengan Barat.
Raisi menegaskan tidak akan mundur dengan cara apapun dalam membela kepentingan negaranya.
Sebelumnya, semua pihak mengumumkan pembukaan kembali pembicaraan nuklir antara Teheran dan negara-negara besar pada 29 November 2021.
Washington mengatakan berharap pembicaraan akan melihat Iran bersedia untuk bernegosiasi dengan itikad baik, seperti dilansir Reuters.
Tetapi, perunding nuklir utama Iran Ali Bagheri Kani mengatakan pembicaraan itu akan mencakup penghapusan sanksi yang melanggar hukum dan tidak manusiawi.
Baca juga: Menteri Luar Negeri Iran Positif Covid-19, Jelang Perundingan Nuklir
Negosiasi yang dimulai pada April 2021 telah terhenti sejak terpilihnya ulama garis keras Raisi pada Juni 2021.
Raisi, di bawah sanksi pribadi AS atas tuduhan pelanggaran HAM di masa lalunya sebagai hakim mengatakan AS harus mencabut semua sanksi.
Dia menyuarakan nada tanpa kompromi hal itu menjelang perundingan di Wina, Austria.
"Negosiasi yang kami pertimbangkan berorientasi pada hasil," harapnya.
"Kami tidak akan meninggalkan meja perundingan, tetapi kami tidak akan mundur dari kepentingan bangsa kami dengan cara apapun," tambah Raisi.
Di bawah kesepakatan 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia, Teheran mengekang program pengayaan uranium.
Tetapi, dengan imbalan pencabutan sanksi AS, PBB dan Uni Eropa.
Baca juga: Arab Saudi Serukan Timur Tengah Tanpa Perlombaan Senjata Nuklir
Tetapi mantan Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir 2015 pada 2018.
Kemudian, menerapkan kembali sanksi keras terhadap sektor minyak dan keuangan Iran yang telah melumpuhkan ekonominya.
Sehingga, mendorong Teheran melanggar batas yang ditetapkan oleh pakta nuklirnya.
Terlepas dari enam putaran pembicaraan tidak langsung, Teheran dan Washington masih belum sepakat tentang langkah mana yang perlu diambil.
Termasuk isu-isu kunci batasan nuklir yang akan diterima Teheran dan sanksi apa yang akan dihapus Washington.(*)
Baca juga: Israel Desak Dewan Keamanan PBB Tindak Iran, Program Nuklir Makin Berbahaya