Internasional

Seorang Pria Bakar Diri di Depan Publik, Minta Bantuan ke Kantor Veteran Iran Ditolak

Seorang ayah tiga anak di Iran yang putus asa meninggal dunia secara tragis. Pria kurus itu, Ruhollah Paraazideh berusia 38 tahun dengan kumis tebal

Editor: M Nur Pakar
AP/Vahid Salemi
Seorang pedagang kaki lima berbicara dengan seorang pelanggan di pusat kota Teheran, Iran, Senin (1/11/2021). 

SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Seorang ayah tiga anak di Iran yang putus asa meninggal dunia secara tragis.

Pria kurus itu, Ruhollah Paraazideh berusia 38 tahun dengan kumis tebal dan rambut beruban, sangat membutuhkan pekerjaan.

Ayah tiga anak di Iran selatan itu berjalan ke kantor pemerintah lokal yang membantu veteran perang dan keluarga mereka memohon bantuan.

Media lokal pada Kamis (4/11/2021) melaporkan Paraazideh mengatakan kepada para pejabat, dia akan menjatuhkan diri dari atap rumah jika tidak ada bantuan,

Mereka mencoba berunding dengannya, menjanjikan sedikit pinjaman, tetapi dia tidak puas.

Dia segera kembali ke gerbang gedung, menuangkan bensin ke dirinya sendiri, dan menyalakan korek api di lehernya.

Dia meninggal dunia karena luka bakarnya dua hari kemudian, pada 21 Oktober 2021.

Bunuh diri Paraazideh di kota Yasuj mengejutkan banyak orang di Iran.

Bukan hanya karena dia putra Golmohammad Parazideh, seorang pahlawan provinsi terkemuka dalam perang 1980-88 dengan Irak yang menewaskan ratusan ribu orang.

Juga menyoroti meningkatnya kemarahan dan frustrasi publik ketika ekonomi Iran hancur, pengangguran melonjak dan harga makanan meroket.

Kematiannya terjadi di luar kantor lokal Foundation for Martyrs and War-Disabled People.

Baca juga: Cekcok soal Uang Belanja dengan Istri, Suami di Karawang Siram Bensin Lalu Bakar Diri

Sebuah badan pemerintah yang kaya dan berkuasa yang membantu keluarga mereka yang terbunuh atau terluka dalam Revolusi Islam Iran 1979 dan perang lainnya.

“Saya terkejut ketika mendengar berita itu,” kata Mina Ahmadi, seorang mahasiswa di Universitas Beheshti di utara Teheran.

“Saya pikir keluarga korban perang menikmati dukungan yang murah hati dari pemerintah," ujarnya.

Iran menghargai perangnya yang mematikan saat konflik dengan Irak, yang dikenal di Teheran sebagai "Pertahanan Suci."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved