Luar Negeri
Kudeta Sudan, Panglima Militer Jenderal Abdel Fattah Perintahkan Pembebasan 4 Menteri yang Ditahan
Pembebasan itu terjadi ketika tentara mengatakan, pembentukan pemerintahan baru sudah dekat.
Sebelumnya, Panglima militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan memecat enam duta besar Sudan dari jabatan mereka.
Keenam duta besar tersebut masing-masing bertugas di AS, Uni Eropa, Perancis, China, Qatar, dan kepala misi Sudan ke Jenewa.
Pemberhentian keenam duta besar tersebut diumumkan saluran televisi pemerintah pada Rabu (28/10/2021).
Sebelumnya, militer Sudan merebut kekuasaan dari pemerintah transisi pada Senin (25/10/2021) sebagaimana dilansri Al Arabiya.
Setelah itu, Burhan memerintahkan pembubaran pemerintah dan menyatakan keadaan darurat.
Sang jenderal mengatakan, dia terpaksa melakukan hal tersebut untuk mencegah pecahnya perang saudara di negara itu.
Kudeta tersebut ditanggapi aksi protes dengan ribuan orang turun ke jalan. Beberapa orang tewas ketika bentrok dengan pasukan keamanan.
Burhan juga sempat menahan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok dengan alasan demi keselamatannya. Setelah itu, Hamdok dibebaskan.
Kendati demikian, sejumlah menteri dan beberapa pemimpin sipil lainnya masih ditahan militer Sudan.
Barat meminta agar pemerintah Hamdok segera dipulihkan. Mereka menekankan hanya mengakui Hamdok dan kabinetnya sebagai pemimpin konstitusional Sudan.
Uni Afrika juga menangguhkan Sudan pada Rabu sampai pemerintahan sipil dipulihkan.
Persatuan negara-negara Afrika itu menolak kudeta militer dan menyebutkan sebagai perebutan kekuasaan yang tidak konstitusional.
Baca juga: Lakukan Inovasi, Bappeda Aceh Singkil dan Yayasan Aceh Hijau Gelar Musrembang Remaja
Baca juga: Kepala Ibu Guru Pecah Dieksekusi Dengan Batu Koral, Kalung dan Gelang Emas Dibawa Kabur Pelaku
Baca juga: Mahasiswi UNRI Dilecehkan Dosen Pembimbing Malah Diintimidasi oleh Ketua Jurusan dan Rekan Dosen
Kompas.com: Kudeta Sudan, Jenderal Perintahkan Pembebasan 4 Menteri yang Ditahan