Tak Kuat Tahan Nafsu, Pria Tua Ini Bunuh 2 Wanita dan Lecehkan Ratusan Mayat di Kamar Jenazah
Pengadilan juga mendengar Fuller melakukan pelecehan seksual terhadap mayat wanita di kamar jenazah Rumah Sakit
“Antara 2008 dan 2020, Fuller telah merekam dan memotret dirinya sendiri yang melakukan pelecehan seksual terhadap tubuh lusinan wanita dan gadis di dua kamar jenazah rumah sakit Tunbridge Wells, yang dapat dia akses melalui pekerjaannya sebagai supervisor pemeliharaan.”
Kasus tersebut terungkap setelah Fuller ditangkap pada 3 Desember tahun lalu atas tuduhan pembunuhan.
Korban pertamanya adalah Wendy Knell, yang ditemukan tewas dengan luka parah di apartemennya di Guildford Road pada 23 Juni 1987.

Lima bulan kemudian, Fuller menculik korban keduanya, yakni Caroline Pierce di luar rumahnya di Grosvenor Park.
Tubuh Pierce ditemukan di sebuah kanal air di St Mary-in-the-Marsh pada 15 Desember 1987.
Bukti DNA dari kedua tubuh wanita tersebut menghubungkan Fuller dengan pembunuhan mereka.
Jaksa Duncan Atkinson QC mengungkapkan, penangkapan Fuller dilakukan setelah analisis baru terhadap bukti DNA berusia puluhan tahun dan penggeledahan rumah terduga pelaku.
Petugas kemudian menemukan empat buah hardisk dengan total penyimpanan data sebesar 5TB yang terpasang di bagian belakang lemari.
"Ketika hard drive ini diperiksa, ditemukan berisi sekumpulan kebejatan seksual yang tak terbayangkan," kata Atkinson.
Rekaman itu termasuk gambar ketika Fuller melakukan pelecehan seksual terhadap mayat di kamar jenazah Rumah Sakit Kent and Sussex.
Dalam sebuah wawancara polisi, Fuller mengaku menggunakan Facebook untuk mencari foto orang-orang yang dilecehkannya di kamar jenazah.
Beberapa gambar disusun dalam folder bertuliskan nama-nama korban, yang dia dapatkan dari data rumah sakit.
Atkinson mengatakan gambar-gambar tersebut memberikan bukti bahwa Fuller melakukan tindakan itu karena "kepuasan seksual" dan bukan penyakit mental.
Dilansir dari Newsweek, kepolisian di East Sussex menuduh Fuller sebenarnya telah melakukan pelecehan seksual terhadap 99 mayat selama 12 tahun, tetapi hanya 78 di antaranya yang berhasil diidentifikasi.
"Sayangnya, kemungkinan besar beberapa korban tidak akan pernah diidentifikasi," kata Kepala Detektif Inspektur Paul Fotheringham kepada BBC.