Israel Tembak Mati Bocah Palestina
Seorang remaja Palestina tewas usai terkena tembakan tentara Israel dalam unjuk rasa di wilayah Tepi Barat
* Tentang Rencana AS Bukan Konsulat di Yerussalem
TEPI BARAT - Seorang remaja Palestina tewas usai terkena tembakan tentara Israel dalam unjuk rasa di wilayah Tepi Barat. Unjuk rasa itu pecah setelah otoritas Israel menyetujui rencana pembangunan 3.000 unit permukiman Yahudi baru di wilayah itu.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (6/11/2021), Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi korban sebagai Mohammed Daadas yang berusia 13 tahun. Daadas dilaporkan meninggal dunia di rumah sakit setelah ditembak di bagian perut dalam bentrokan antara demonstran Palestina dan tentara Israel di Desa Deir al-Hatab di sebelah timur Nablus pada Jumat (5/11) waktu setempat.
Perdana Menteri (PM) Palestina, Mohammed Shtayyeh, seperti dikutip kantor berita Wafa News Agency, menyebut kematian Daads sebagai terorisme negara yang terorganisir.
Secara terpisah, tentara Israel menyebut insiden itu tengah dikaji. "Kerusuhan terjadi di rute yang berdekatan dengan komunitas Elon Moreh," demikian pernyataan tentara Israel kepada AFP.
Tentara Israel disebut merespons dengan cara pembubaran kerusuhan dan tembakan perluru tajam ke arah orang-orang yang melemparkan batu ke arah tentara Israel.
Kantor berita Wafa menyebut lima warga Palestina lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan di Desa Beita dan Beit Dajan di Tepi Barat bagian utara. Militer Israel menuturkan kepada AFP bahwa tentaranya menggunakan cara pembubaran kerusuhan di dua lokasi itu dimana sekitar 140 perusuh melemparkan batu ke arah tentara-tentara Israel.
Konfrontasi ini terjadi beberapa hari setelah Israel pada 27 Oktober lalu mengumumkan akan melanjutkan rencana pembangunan 3.000 unit permukiman Yahudi di Tepi Barat, meskipun menuai kritikan internasional.
Salah satu kritikan datang dari Amerika Serikat (AS), sekutu Israel, dengan pemerintahan Presiden Joe Biden menolak secara keras pembangunan di Tepi Barat.
Tentang rencana AS
Sementara itu, Israel menyarankan AS membuka kembali konsulatnya di Tepi Barat, bukan di Yerusalem. Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (6/11/2021).
Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, Washington memanjakan warga Israel dengan menutup konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem. Tak hanya itu, Trump juga memindahkan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 2018.
Kini, setelah AS dipimpin oleh Joe Biden, Negeri Paman Sam itu berupaya memperbaiki hubungannya dengan Palestina. Baru-baru ini, pemerintahan Biden mengatakan akan membuka kembali konsulat AS untuk Palestina meski belum memberikan tanggal pastinya.
Setelah rencana pembukaan kembali konsulat AS untuk Palestina tersebut diumumkan, Lapid mengusulkan agar konsulat itu terletak di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki. “Jika mereka (AS) ingin membuka konsulat di Ramallah, kami tidak masalah dengan itu,” kata Lapid, Sabtu (7/11/2021).
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett juga mengungkapkan hal serupa. “Tidak ada tempat bagi konsulat AS yang melayani warga Palestina di Yerusalem. Kami menyuarakan pendapat kami secara konsisten, dengan tenang, tanpa drama,” kata Bennett.