Penundaan MoU Hal yang Wajar

Pengamat ekonomi Aceh, Rustam Effendi, menilai penundaan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Aceh

Editor: hasyim
IST
RUSTAM EFFENDI Pengamat Ekonomi Aceh 

"Dengan demikian, istilah buya krueng teu dong dong, buya tameng meuraseuki tidak akan terjadi pada rencana investasi besar ini," demikian Rustam Effendi.

Ajak Semua Pihak Evaluasi

Senada dengan pengamat ekonomi Aceh, Rustam Effendi, Anggota DPRK Aceh Singkil, Taufik mengatakan, penandatangan MoU antara Pemerintah Aceh dengan Murban Energy bukan batal, melainkan ditunda.

Penundaan itu menurutnya, terjadi lantaran pihak Murban Energy masih butuh waktu melakukan review, karena ada poin yang akan menjadi kesepakatan masih perlu pembahasan lebih mendalam, terutama terkait dengan keringanan pajak yang diminta investor.

"Bukan batal, tapi ditunda. Karena ada beberapa poin yang pihak Murban Energy sendiri meminta keringanan-keringanan dan itu banyak aspek yang harus dipertimbangkan negara kita," kata politisi PDI Perjuangan tersebut, Minggu (7/11/2021).

Oleh karena itu, Taufik meminta semua pihak melakukan evaluasi agar lebih siap menyambut kedatangan investor.

Di sisi lain, Taufik menyebutkan, sepengetahuan dirinya, bukan hanya Murban Energy yang tertarik berinvestasi pada sektor pariwisata di Kepulauan Banyak. Banyak investor lain yang juga berminat dan sudah menunjukan keseriusannya berinvestasi.

Hanya saja sambung dia, yang menjadi kendala adalah lokasi investasi yang masuk dalam kawasan Taman Wisata Alam (TWA). Untuk itu, dia meminta Pemerintah Pusat melakukan penglepasan kawasan, terutama areal yang telah dikuasai masyarakat secara turun temurun.

"Kalau bukan TWA, sudah banyak investor masuk, termasuk yang membangun perhotelan. Karenanya kami berharap ada penglepasan kawasan," ujar Taufik.

Sebelumnya, Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, saat dikonfirmasi Serambi, Sabtu (6/11/2021) mengaku belum mendapatkan informasi resmi apakah investasi senilai Rp 7 triliun tersebut batal atau hanya ditunda. "Belum ada informasi resmi pembatalan atau hanya ditunda," ujarnya.

Dulmusrid juga mengaku kecewa atas batalnya pendatangan MoU tersebut, mengingat delegasi Pemerintah Aceh yang dipimpin Gubernur Nova Iriansyah termasuk dirinya sudah terbang jauh-jauh ke UEA menghadiri undangan resmi dengan agenda penandatangan MoU.

Namun, sebut Dulmusrid lagi, kecewa saja tidak cukup. Untuk itu dirinya sudah berbicara dengan Gubernur Aceh. "Pak Gubernur menyampaikan sekembali ke Indonesia, diagendakan mengahadap Bapak Persiden," jelas Dulmusrid.

Di sisi lain Dulmusrid, berharap Persiden RI Joko Widodo serta menteri terkait dapat mengupayakan investasi Murban Energy di Kepulauan Banyak, terlaksana. Mengingat hal itu menjadi dambaan masyarakat serta diyakini dapat mendorong peningkatan ekonomi.(mas/de)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved