Kajian Islam

Apa Benar Roh Orang yang Sudah Meninggal Bisa Dipanggil? Simak Ulasan Ustadz Abdul Somad Berikut

Lebih lanjut Ustad Abdul Somad menerangkan, bahwa ruh manusia berada dalam kuasa Allah, baik itu saat mati maupun tidur. "Ada ruh yang ditahan Allah,

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
Youtube Ustadz Abdul Somad Official
Ustadz Abdul Somad menjelaskan tentang arwag atau ruh orang yang sudah meninggal bisa dipanggil atau tidak. 

SERAMBINEWS.COM - Kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau mistik memang masih sering ditemukan di Indonesia.

Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal mistik juga tak sedikit dilakukan oleh orang-orang yang mempercayainya.

Misalnya saja seperti pemanggilan arwah atau roh orang yang sudah meninggal.

Ragam ritual dilakukan untuk memanggil arwah atau roh tersebut, dengan berbagai alasan dan keperluan.

Lantas, apa benar ruh orang yang sudah meninggal itu bisa dipanggil?

Saat ruh berpisah dari jasad, kemana ruh manusia itu berada?

Bagaimanakah kejadian yang sebenarnya menurut pandangan Islam?

Dai Nusantara asal Riau, Ustadz Abdul Somad baru-baru ini membagikan sebuah cerita apa yang terjadi pada roh yang sudah terpisah dari jasadnya, ketika seorang manusia meninggal dunia.

Baca juga: Apa Hukum Mengelap Air Wudhu dengan Handuk atau Cara Lainnya? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Cerita itu dibagikan oleh ustadz yang akrab disapa UAS tersebut lewat sebuah tulisan panjang di akun Instagram resminya, @ustadzabdulsomad_official, Senin (8/11/2021).

Berikut penjelasan UAS soal apa yang terjadi pada ruh manusia setelah terpisah dari jasadnya yang dirangkum Serambinews.com dari postingan di akun Instagramnya.

Waktu ruh berada di dalam jasad

Dalam tulisan panjang yang dibagikan di akun Isntagramnya, UAS terlebih dahulu menceritakan mengenai kapan ruh manusia ditiup ke dalam jasadnya.

Manusia, seperti ditulis UAS, terdiri dari fisik dan metafisik, atau selalu disebut zhohir dan batin.

Menurut Ustadz Abdul Somad, hal ini juga diakui oleh orang Indonesia, seperti disebutkan dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya: "bangunlah jiwanya, bangunlah badannya".

"Bahkan orang bule yang katanya tidak percaya alam ghaib pun ketika saat terdesak mereka teriak, "SOS" (safe our soul)," tulis UAS.

Baca juga: Niat Shalat Dilafazkan Sebelum atau Saat Takbiratul Ihram? Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Badan atau jasad merupakan fisiknya, sementara yang non fisik disebut sebagai ruh.

Disebutkan Ustadz Abdul Somad, ruh manusia ditiupkan ke dalam badan ketika usia badan 120 hari di dalam kandungan.

"Detailnya: 40 hari dalam bentuk nuthfah (sperma), 40 hari dalam bentuk 'alaqah (darah), 40 hari dalam bentuk mudhghah (segumpal daging)," terang Ustadz Abdul Somad.

"Lalu Allah mengirim malaikat meniupkan ruh ke dalam badan di dalam rahim," tambahnya.

Mengenai proses terbentuknya manusia hingga ditiupkan ruh ke dalam tubuh ini, kata UAS, disebutkan dalam hadits shohih yang tertuang dalam kitab Shahih Imam al-Bukhari dan Muslim.

Adapun masa atau waktu ruh berada di dalam badan disebut dengan ajal (limit waktu).

"Kalau ajalnya tiba, tidak bisa dipercepat atau ditunda. (Surat al-A'raf 34). Malaikat maut mencabut ruh dari badan untuk kembali menghadap Allah. (Surat as-sajdah 11)," papar UAS.

Dimana keberadaan ruh setelah terpisah dari jasad?

Lebih lanjut Ustadz Abdul Somad menerangkan, bahwa ruh manusia berada dalam kuasa Allah, baik itu saat mati maupun tidur.

Baca juga: Orang Mualaf Dianjurkan Mandi dengan Daun Bidara, Begini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

"Ada ruh yang ditahan Allah, lalu orang itu mati. Ada ruh yang dikembalikan Allah ke jasad, lalu org itu hidup. (Surat Az-zumar 42),"

"Ketika orang mati, ruhnya dibawa malaikat ke sama' (alam yang tinggi dan mulia)," terang UAS.

Namun, ada juga masanya dimana ruh manusia yang sudah meninggal itu dikirim ke jasad sesaat untuk merasakan azab atau nikmat kubur.

Hal ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab al-Musnad.

Ruh yang terpisah dari jasad ini kemudian akan dibawa oleh malaikan ke dua tempat.

Dikatakan UAS, menurut kitab ar-Ruh, karya Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah, disebutkan bahwa ruh orang-orang yang baik akan dibawa oleh malaikat ke tempat bernama 'Illiyyin.

Sementara ruh orang-orang tidak baik dibawa ke tempat bernama Sijjin.

Apakah ruh bisa dipanggil?

Seperti disebutkan Ustadz Abdul Somad dalam tulisannya, ruh yang sudah terpisah dari jasadnya ini tidak bisa dipanggil untuk datang.

Juga tidak ada ruh yang gentayangan, apalagi masuk ke tubuh manusia lain atau ke tubuh hewan.

"Kalau abdul somad mati, lalu ada tetangganya yang kerasukan, lalu ngomong: "Aku adalah abdul somad. Ceramah di Makassar tanggal 8 november 2021. Naik pesawat dari Jakarta jam 11, kursi 1F", dengan suara persis seperti suara UAS. Maka itu bukan ruh UAS. Itu adalah jin qarin," tegas UAS.

Jin qarin ini, sambungnya, ialah jin yang ikut mendampingi dan selalu ada di sisi setiap manusia untuk menggoda.

"Jin yang jahat disebut syaithan atau setan," tambah Ustad Abdul Somad.

Baca juga: Berdoa Pakai Bahasa Indonesia Dalam Sujud Terakhir Shalat, Bolehkah? Ini Jawaban dan Penjelasan UAS

Jin jahat akan selalu menempel di sisi manusia

Mengenai keberadaan jin yang ada pada setiap sisi umat manusia dijelaskan UAS lewat sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut.

"Suatu ketika Aisyah cemburu. Rasulullah Saw bersabda, "Setan menggodamu".

Aisyah bertanya: "Apakah bersamaku ada setan?".

Rasulullah Saw menjawab: "Ya".

Aisyah bertanya lagi: "Apakah setiap manusia ada setannya?".

Rasulullah Saw menjawab: "Ya".

Aisyah berkata: "Kalau begitu, bersamamu juga ada setan yang menggoda?".

Rasulullah Saw menjawab: "Allah menolong aku"," terang UAS.

Disebutkan Ustadz Abdul Somad, jin jahat atau syaithan ini akan terus menempel hingga manusia menemui sakratul maut.

Saat sedang sakratul maut, manusia akan merasakan haus yang teramat sangat.

Saat itulah jin jahat tersebut datang membawakan air dan menawarkannya.

"Setan datang membawakan dan menawarkan air. Dengan syarat dan ketentuan berlaku: "follow me". (Kitab Daqa'iq al-Akhbar)," ungkap UAS.

Cara agar tidak ditempel syaithan

Karena keberadaan jin jahat inilah, maka setiap umat muslim dianjurkan untuk menunaikan ibadah shalat, berzikir dari pagi hingga petang, serta membaca doa-doa agar tidak menempel.

"Para mursyid tareqat mengajarkan agar murid tidak putus zikir dalam hati, supaya setan menjauh," ujar UAS.

Bahkan dalam Alquran surah Az-Zukhruf ayat 36 disebutkan, syaithan akan menjadi teman bagi mereka yang tidak mengingat Allah dengan berzikir.

"Maka, kalau ada dukun yang ngaku bisa manggil roh. Sesungguhnya dia sedang manggil setan. Kok dia bisa manggil setan? Kan temenan," sebut Ustad Abdul Somad.

Agar membuat jin jahat atau syaithan ini lari menjauh, kata UAS, kita dapat membaca ayat kursi.

Dengan membaca ayat kursi, maka Allah akan kirimkan malaikat penjaga ke sisi umat muslim yang membacanya.

Sementara saat ada yang sakratul maut, dianjurkan untuk membaca surah Yasin.

Ini dimaksud untuk meringankan orang yang sedang sakratul maut tersebut. Wallahu'alam bishawab. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

KAJIAN ISLAM LAINNYA

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved