Internasional
Menteri Luar Negeri UEA Temui Presiden Suriah, Sinyal Siap Membuka Kembali Hubungan
Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan menemui Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Bulan lalu, Putra Mahkota UEA Mohammed bin Zayed menerima telepon dari Assad di mana mereka membahas penguatan hubungan dan kerja sama.
UEA, yang awalnya mendukung menggulingkan Assad, membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus pada Desember 2018.
Tetapi hubungan kedua negara tetap dingin.
Baca juga: Turki Ubah Strategi Perang di Suriah, Seusai Serangan Milisi Kurdi
Pada September 2021, Assad menelpon Raja Abdullah II dari Jordania untuk pertama kalinya sejak konflik Suriah dimulai.
Kedua negara juga membuka kembali penyeberangan perbatasan utama.
Namun, sebagian besar negara Teluk, bertentangan dengan saingan regional Iran, mencari hubungan yang lebih hangat dengan Damaskus.
Tetapi, melepaskan diri Suriah dari genggaman Teheran masih terlalu sulit.
Iran merupakan sekutu tradisional Suriah dan mengirim penasihat dan sumber daya untuk mendukung Assad selama perang 10 tahun.
Suriah diusir dari Liga Arab yang beranggotakan 22 orang dan diboikot oleh tetangganya setelah perang saudara meletus pada 2011.
Lebih dari 400.000 orang tewas dalam konflik yang menelantarkan setengah dari penduduk Suriah.
Sebagian besar wilayah Suriah telah dihancurkan dan rekonstruksi akan menelan biaya puluhan miliar dolar.
Baca juga: Bom Hancurkan Minibus Pengangkut Tentara, Depot Senjata Meledak di Suriah
Negara-negara Arab dan Barat umumnya menyalahkan Assad atas tindakan keras mematikan pada protes 2011 yang berkembang menjadi perang saudara.
Beberapa tahun dalam pertempuran, dukungan Iran untuk Assad, bersama dengan Rusia, membantu pemimpin Suriah mendorong kembali para pemberontak.
Tetapi, sekarang terbatas pada wilayah kecil di barat laut Suriah.(*)