Berita Aceh Jaya

Meski Naik, Harga TBS Sawit di Aceh Jaya Dinilai Tidak Memihak Petani Kecil

Namun di Aceh khususnya Aceh Jaya, harga TBS ditingkat pengepul masih kisaran Rp 2.300 - RP 2.400 yang dinilai masih sangat tidak memihak kepada...

Penulis: Riski Bintang | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ KHALIDIN
ILUSTRASI - Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit milik petani di Kota Subulussalam dalam proses untuk dimuat ke truk pengangkutan 

Namun di Aceh khususnya Aceh Jaya, harga TBS ditingkat pengepul masih kisaran Rp 2.300 - RP 2.400 yang dinilai masih sangat tidak memihak kepada petani kecil.

Laporan Riski Bintang | Aceh Jaya

SERAMBINEWS.COM, CALANG - Harapan petani kelapa sawit di Aceh belum sepenuhnya terpenuhi, khususnya di Aceh Jaya, meski harga Tandan Buah Segar (TBS) terus mengalami kenaikan harga selama beberapa hari terakhir.

Merujuk harga TBS di provinsi lain seperti di Riau yang harganya sudah mencapai Rp 3.400/kg. 

Namun di Aceh khususnya Aceh Jaya, harga TBS ditingkat pengepul masih kisaran Rp 2.300 - RP 2.400 yang dinilai masih sangat tidak memihak kepada petani kecil.

"Petani kecil adalah tulang punggung dari rantai pasokan kelapa sawit. Tanpa mereka, rantai pasok dan dinamika ekonomi akan terpengaruh," katanya Nasri, Jum'at (12/11/2021) di Calang.

Pemuda Aceh Jaya yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Bidang Advokasi Dan Hukum Provinsi Aceh itu, berharap pemerintah Aceh Jaya dapat pro aktif dan komitmen serta serius memperhatikan nasib petani kecil kelapa sawit.

Aceh Jaya sudah bisa dikatagorikan sebagai salah satu daerah produsen Kelapa Sawit, maka dipandang perlu dilakukanya program edukasi untuk  petani-petani kecil kelapa sawit.

Baca juga: Dewan Sorot Pemotongan TBS Sawit 2,5 Persen

"Bisa saja, pemerintah melakukan Smallholders Outreach Program (SOP), sebuah program yang  bertujuan  membangun jaringan komunikasi antar petani-petani kecil di daerah penghasil. Program ini sudah dijalankan di negara - negara penghasil dan pembudidaya kelapa sawit, seperti Asia Pasifik, Central Amerika, dan Afrika," pungkasnya

Selain itu Nasri, juga meminta pemerintah Aceh Jaya untuk menetapkan daerah baseline perkebunan kelapa sawit di Aceh Jaya.

Sehingga ada titik acuan tetap yang dapat digunakan untuk tujuan perbandingan. 

"Ini perlu dibentuk untuk membantu penerapan praktik baik di bidang pertanian, mengidentifikasi titik kritis dan mengurangi risiko hingga mencapai tingkat keberlanjutan, bertujuan mengungtungkan para petani kecil kelapa sawit," tandasnya.

Terakhir Nasri juga berharap, walau bupati tidak mempunyai kewenangan dalam penetapan harga TBS, namun bupati sebagai kepala daerah pasti dapat membangun komunikasi dan koordinasi dengan pihaknya PKS, khususnya PKS dalam wilayah Kabupaten Aceh Jaya.

"Bupati kan kepala daerah, tentunya bisa berkomunikasi dengan pihak PKS soal harga TBS supaya memihak kepada petani kecil, begitu juga dengan pengepul. Harapan kita harga TBS dan sortiran, kalaupun tidak bisa memenuhi harapan petani kecil sepenuhnya paling tidak harapan mereka terwakili," tutup Nasri.(*)

Baca juga: Anggota DPRK Sebut Pemotongan TBS Sawit 2,5 Persen tak Sesuai Kesepakatan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved