Perusahaan Datangkan Tiang Pancang, Kontrak Pembangunan Pelabuhan Teluk Surin Diteken Hari Ini

Pembangunan Pelabuhan Teluk Surin di kawasan Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Aceh Barat Daya (Abdya), menunjukkan tanda-tanda serius

Editor: bakri
IST
AKMAL IBRAHIM, Bupati Abdya 

BLANGPIDIE - Pembangunan Pelabuhan Teluk Surin di kawasan Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Aceh Barat Daya (Abdya), menunjukkan tanda-tanda serius. Pihak swasta mulai mendatangkan tiang pancang untuk kebutuhan pembangunan pelabuhan Teluk Surin tersebut. “Iya benar, tiang pancang untuk pembangunan pelabuhan dambaan kita itu, sudah mulai didatangkan ke lokasi. Kami sudah pantau langsung tadi,” ujar Asisten II Bidang Perekonomian Pembangunan Setdakab Abdya, Ir Much Tavip MM.

Tibanya tiang pancang itu, kata Tavip, sebagai syarat sebelum ditandatangani kontrak kerja pembangunan pelabuhan surin tersebut. “Iya, demi kelancaran proses pembangunannya, Bupati Abdya Akmal Ibrahim SH, Jumat (12/11/2021), dijadwalkan menandatangani kontrak pengelolaan Pelabuhan Khusus Teluk Surin,” katanya.

Sementara itu, Bupati Abdya, Akmal Ibrahim membenarkan bahwa pelabuhan surin akan dibangun. “Insya Allah, Jumat besok (hari ini, red), kita akan tandatangani kontraknya, dengan anggaran 100 persen dari pihak swasta,” ungkap Bupati Akmal secara terpisah.

Akmal menyebutkan pada periode pertama kepemimpinannya sebagai Bupati Abdya tahun 2007-2012 lalu, upaya untuk mempromosikan program Pelabuhan Teluk Surin sudah dimulai.

“Sayangnya, banyak kalangan yang gagal paham dengan program itu. Bahkan cenderung mencela, dengan menyebutkan program itu hanya ‘program cet langit’, yang bermakna sesuatu yang berlebihan dan hanya sebatas angan-angan,” ungkapnya.

Menurutnya, sebagai bagian dari tanggung jawabnya sebagai Bupati Abdya, apalagi sudah memasuki penghujung pemerintahannya itu, pihaknya akan menggenjot dan mengejar agar pembangunan Pelabuhan Teluk Surin segera nyata, bukan hanya sekadar ‘program cet langet’, sebagaimana yang dicela sejumlah kalangan tersebut, juga agar salah paham tidak terlalu lama.

“Jadi, tiang pancang yang tiba itu, bentuk permintaan saya kepada mereka. Saya mau lihat keseriusan mereka, sebelum tanda tangan kontrak. Insya Allah besok kita teken agreementnya, nyoe kon MoU beh,” cetus mantan Redpel Harian Serambi Indonesia tersebut.

Bupati Akmal menguraikan, mimpi Aceh memiliki pelebuhan besar sebagai gerbang laut ekonominya, seperti Pelabuhan Belawan di Sumatera Utara, tak akan pernah bisa terwujud. Pasalnya, di Provinsi Aceh tidak mempunyai laut yang dalam seperti Belawan di daratan Aceh, kecuali Sabang.

Saat ini laut terdalam yang dimiliki Aceh hanya di Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara. Sayangnya, kedalamannya cukup tanggung, hanya untuk kapal maksimum 10.000 ton. Demikian juga Pelabuhan Malahayati, maksimum 3.000 ton. Pelabuhan Calang 6.000 ton. Meulaboh, Abdya dan Aceh Selatan, sekitar 2.000 ton ke bawah.  “Artinya, hanya setengah kemampuan Belawan saja laut Aceh tidak sanggup,” sebut Akmal.

Akan tetapi, tambah Bupati Akmal, laut Teluk Surin di Abdya, sanggup menampung kapal di atas 100.000 ton. Itulah alasannya pada zaman dulu Amerika sudah tahu, hingga armada dagang dan kapal perangnya singgah di Teluk Surin. Sayangnya, potensi Surin ini belum banyak diketahui para pemimpin Aceh.

“Sehingga, meski bertahun-tahun saya sampai berbusa mulut mempromosikan Pelabuhan Teluk Surin, tak ada yang merespon, apalagi membicarakannya,” sesalnya. Yang ada dan sangat banyak malah suara pesimis, termasuk suara dari Abdya sendiri. Kini, meski masih berskala kecil, pembangunan Pelabuhan Teluk Surin mulai dikerjakan.

“Kita berharap, Allah SWT membantu kelancarannya dan membuka mata banyak orang, terutama para pemimpin, bahwa jendela besar Aceh itu tak ada pilihan lain, itu hanya ada di Teluk Surin Abdya,” pungkasnya.(c50)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved