Guru Besar Unsyiah
USK Kembali Kukuhkan Lima Guru Besar, Ini Bidang Kepakaran Mereka
Pengukuhan kali ini masih dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat karena pandemi Covid-19 masih belum berakhir.
Penulis: Jamaluddin | Editor: Ansari Hasyim
Rektor juga menyampaikan, seiring berubahnya status USK dari PK-BLU menjadi PTNBH, maka universita ini memiliki harapan yang tinggi kepada profesornya untuk berkontribusi maksimal dan berinovasi dalam bidang kepakaran masing-masing.
Salah satunya adalah adalah Prof Dr Said Musnadi SE MSi, yang memfokuskan penelitiannya pada investasi pasar modal di Indonesia. Prof Said Musnadi mengaplikasikan kepakarannya untuk meneliti tentang para investor yang tidak benar-benar mempertimbangkan risiko, serta berlaku irrasional ketika melakukan investasi saham.
Hasil penelitian Prof Said Musnadi memetakan perilaku para investor dalam mempertimbangkan rencana investasi dan mengambil keputusan untuk berinvestasi.
“Hasil penelitian ini sangat penting untuk mengetahui efek perilaku investor dan hubungannya dengan efesiensi pasar modal Indonesia. Hasil kajian ini juga krusial untuk menjadi bahan rujukan bagi para investor pasar modal, sehingga investasi pasar modal ini benar-benar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menunjang kondisi sosial ekonomi bangsa,” kata Rektor.
Hal penting lainnya adalah bidang kesehatan. Prof Dr dr H Kurnia Fitri Jamil MKes SpPD KPTI FINASIM adalah salah satu dokter ahli yang tertarik meneliti tentang malaria.
Prof Kurnia Fitri memiliki kepakaran yang sangat memadai untuk melakukan penelitian mendetail tentang genetik plasmodium falciparum, sehingga hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk program eliminasi malaria di Indonesia.
Baca juga: Arab Saudi Umumkan 45 Kasus Virus Corona dan Satu Kematian
“Penelitian yang dilakukan Prof Kurnia Fitri ini sangat penting, karena plasmodium falciparum ini merupakan spesies parasit penyebab penyakit malaria yang paling berbahaya, sehingga jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, dapat menyebabkan komplikasi hingga kematian," jelas Rektor.
Sementara Prof Dr Yunisrina Qismullah Yusuf melakukan riset mendalam tentang variasi bunyi bahasa Inggris yang dihasilkan oleh para penutur Aceh.
Dalam risetnya ini, Prof Yunisrina melakukan analisis terhadap fonetik akustik bunyi vokal tunggal bahasa Inggris oleh para penutur Aceh.
Fokus riset ini sangat menarik, karena bagaimanapun, bahasa ibu akan sangat mempengaruhi pengucapan bahasa asing.
“Hasil kajian Prof Yunisrina sangat penting untuk didesiminasikan, terutama kepada para pengambil kebijakan tentang sistem pembelajaran bahasa asing di sekolah-sekolah, sehingga berbagai kendala dan tantangan yang muncul dalam upaya peningkatan kompetensi komunikasi bahasa asing peserta didik dapat dilewati secara baik. Kompetensi berkomunikasi dalam bahasa asing secara benar merupakan modal penting di era Society 5.0," jelas Rektor.
Di sisi lain, Prof Dr Zulfadli A Aziz mengamati bahwa ada banyak kemungkinan yang terjadi seiring bersentuhannya bahasa Aceh dengan berbagai Bahasa lain.
Prof Zulfadli melakukan riset mendalam untuk memahami bagaimana terjadinya penyesuaian kata-kata pinjaman dari bahasa Indonesia ke dalam dialek-dialek bahasa Aceh.
Hasil penelitian Prof Zulfadli menunjukkan bahwa adanya kecenderungan yang signifikan terhadap bunyi vocal kata serapan bahasa Indonesia untuk mengalami perubahan bunyi saat diadopsi ke dalam bahasa Aceh.
“Penelitian yang dilakukan oleh Prof Zulfadli ini sangat penting bagi identitas keacehan, karena persentuhan bahasa secara tidak langsung memiliki keterkaitan dengan berbagai sisi lain, seperti sejarah, budaya, bahkan agama. Jika ditelusuri lebih lanjut, perubahan bunyi terhadap kata-kata pinjaman dari bahasa Indonesia serta bahasa asing ke dalam berbagai dialek dalam bahasa Aceh, maka akan membuka titik terang terhadap pola sentuhan budaya yang pernah terjadi sebelumnya," urai Rektor.