Berita Aceh Tengah

Kerangka dan Sampel Temuan Arkeologi Ceruk Mendale Dianalisis di UGM, Unair dan Selandia Baru

"Jadi keberadaan kerangka di luar situs tersebut, masih dalam upaya analisis. Sementara kerangka yang lain dikubur kembali di tempat awal ditemukan,"

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Muhammad Hadi
Dok Balai Arkeologi Sumut
Kerangka manusia dari zaman prasejarah ditemukan di Situs Mendale, Aceh Tengah. Hasil penelitian dan penggalian Tim Balai Arkeologi Sumut. 

Laporan Fikar W.Eda | Aceh Tengah

SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Ketua Tim Peneliti Ceruk Mendale yang juga Kepala Balai Arkeologi Sumatera Utara, Dr Ketut Wiradnyana, MSi menjelaskan tiga kerangka hasil penggalian arkeologi di Loyang Mendale, Aceh Tengah sat ini tengah dianalisis  di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dengan teknik CT Scan.

Sebelumnya tiga kerangka itu dikirim ke bagian paleoantropologi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta juga untuk dianalisis.

Selanjutnya, sisa tulang ataupun arang hasil dari penelitian di Loyang Mendale dan Ujung Karang yang ditemukan pàda 10 tahun  lalu, serta yang ditemukan di situs Loyang Muslimin pada kisaran 2018 dalam bentuk 8 sampel, juga sedang dianalisis di Universitas Waikato Selandia Baru.

Baca juga: Aktivis Komunitas Gayo Prasejarah Sorot Penataan Ceruk Mendale, Salman Yoga: Potensi Merusak Situs

"Jadi seluruh kerangka dan sampel-sampel yang berasal dari Loyang Mendale, Ujung Karang dan Loyang Muslimin sedang dianalisis universitas berbeda.

Semula tiga kerangka itu dibawa ke Balai Arkeologi Sumut, kemudian dikirim ke UGM dan Airlangga," ujar Dr Ketut Wiradnyana menjawab Serambinews.com, Minggu (14/11/2021) malam.

Ia juga menjelaskan tiga kerangka yang sedang dianalisis itu sudah dibuat cetakannya dan menjadi bagian objek yang di tampilakan di situs. 

Sementara untuk kerangka lainnya, lanjut Ketut Wiradnyana, sudah dikembalikan dengan cara dikubur kembali dimana kerangka itu ditemukan, letaknya persis di bawah kerangka cetakan. 

Baca juga: Harga Emas Per Gram Hari Ini, Senin (15/11/2021)

"Jadi keberadaan kerangka di luar situs tersebut, masih dalam upaya analisis. Sementara kerangka yang lain dikubur kembali di tempat awal ditemukan," katanya.

Ketut Wiradnyana menambahkan, kerangka itu perlu diselamatkan, karena masih banyak data-data yang tersimpan pada kerangka itu, baik menyangkut penyakit, kondisi kesehatan, pola makan, penyebab kematian dan lain-lain. 

"Kalau dikuburkan kembali didalam tanah, maka kerangka itu akan rusak dan hancur. upaya dalam membuat cetakannya, juga merupakan bagian dari penyelamatan dan setelah itu posisi tulang akan bercampur baur, sehingga perlu di rekon kembali.

Baca juga: Kapan Makmum Mulai Baca Al-Fatihah? Setelah atau Serentak Dengan Imam? Ini Kata Ustad Abdul Somad

Kalau kerangka itu di simpan di dalam museum di Takengon, maka akan bertentangan dengan kaidah yang ada, bahwa orang mati harus dikuburkan," demikian Ketut Wiradnyana.

Terkait dengan pecahan gerabah yang ditemukan Tim Arkeologi Balar Sumut, menurut Ketut Wiradnyana juga sedang dianlisis dan juga direkontruksi di Medan.

"Kalau temuan- temuan mau diambil, mesti setelah selesai di analisis dan tentu pake prosedur persuratan," ujar Dr Ketut.(*)

Baca juga: Pria Mengaku Aparat Bawa Kabur Mobil Warga Aceh Tamiang, Korban Diturunkan di Stabat Sumatera Utara

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved