Internasional
Korban Demonstran Terus Bertambah di Sudan, Tujuh Orang Tewas di Rumah Sakit
Sebanyak dua demonstran kembali tewas di rumah sakit Khartoum, Sudan. Korban meninggal akibat luka-luka setelah ditembak tentara selama protes massal
SERAMBINEWS.COM, KHARTOUM - Sebanyak dua demonstran kembali tewas di rumah sakit Khartoum, Sudan.
Korban meninggal akibat luka-luka setelah ditembak tentara selama protes massal menentang kudeta militer bulan lalu, kata serikat dokter, Senin (15/11/2021).
Sehingga, jumlah korban tewas dari protes Sabtu (13/11/2021) menjadi tujuh orang.
Dimana, semuanya terkena satu kali akibat tembakan, kata Komite Dokter Sudan.
Dilansir AP, lebih dari 200 lainnya terluka ketika pasukan keamanan menggunakan peluru tajam dan gas air mata.
Tentara membubarkan paksa pengunjuk rasa di ibu kota Khartoum dan kota kembarnya Omdurman, kata komite itu.
Polisi Sudan membantah menggunakan peluru tajam.
Baca juga: Junta Militer Sudan Bubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi, Tutupi Bobrok Pencurian Miliaran Dolar
Dengan mengatakan pasukannya hanya menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang diduga menyerang kantor polisi dan kendaraan.
Mereka mengatakan sedikitnya 39 polisi terluka dalam bentrokan protes Sabtu (13/11/2021).
Ribuan pengunjuk rasa pro-demokrasi turun ke jalan-jalan di seluruh Sudan pada Sabtu untuk berunjuk rasa menentang pengambilalihan militer bulan lalu.
Pengambilalihan 25 Oktober 2021 menjungkirbalikkan rencana transisi yang rapuh menuju pemerintahan demokratis.
Hanya berselang dua tahun setelah pemberontakan rakyat memaksa penggulingan otokrat lama Omar al-Bashir dan pemerintahan Islamnya.
Kudeta tersebut telah menuai kecaman internasional dan protes besar-besaran di jalan-jalan ibu kota Khartoum dan tempat lain di negara itu.
Setidaknya 23 pengunjuk rasa tewas sejak 25 Oktober 2021, menurut komite dokter.
Komite mengatakan kematian baru termasuk Remaaz Hatim al-Atta yang berusia 13 tahun.
Baca juga: Seratusan Guru Sudan Demo Kementerian Pendidikan, Tentara Tembakkan Gas Air Mata
Korban ditembak di kepala di depan rumah keluarganya di Khartoum.
Kemudian, Omar Adam yang ditembak di lehernya selama protes di Khartoum.
Keduanya ditembak pada 25 Oktober dan dinyatakan tewas dalam 24 jam terakhir, katanya.
Demonstrasi Sabtu terjadi ketika militer memperketat cengkeramannya pada kekuasaan, menunjuk Dewan Berdaulat baru.
Dewan, yang diketuai oleh Jenderal Abdel-Fattah Burhan, mengadakan pertemuan pertamanya pada hari Minggu (14/11/2021).
Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan, pemerintah sipil akan dibentuk dalam beberapa hari mendatang.
Sementara itu, keretakan mulai muncul di antara gerakan pro-demokrasi atas seruan sekelompok partai politik.
Termasuk gerakan untuk kembali ke kesepakatan pembagian kekuasaan pra-kudeta antara para pengunjuk rasa dan para jenderal.
Baca juga: Tentara Sudan Tabrak Seorang Penjahit, Pukul Tanpa Ampun dengan Tongkat
Asosiasi Profesional Sudan(SPA) yang mempelopori pemberontakan melawan al-Bashir, mengkritik seruan itu, bersikeras menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil.
SPA mengatakan akan bekerjasama dengan Komite Perlawanan dan kelompok lain untuk menggulingkan dewan militer.
Kemudian, mendirikan pemerintahan sipil untuk memimpin transisi menuju demokrasi.(*)