Internasional

Junta Militer Sudan Bubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi, Tutupi Bobrok Pencurian Miliaran Dolar

Junta militer Sudan menutup Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seusai mengambilalih pemerintahan sipil.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Jenderal Angkatan Darat, Abdel Fattah al-Burhan, pemimpin Kudeta Militer Sudan 

SERAMBINEWS.COM, KHARTOUM - Junta militer Sudan menutup Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seusai mengambilalih pemerintahan sipil.

Organisasi itu dibentuk untuk menyita aset ekonomi yang diduga dicuri oleh tokoh-tokoh kuat di rezim lama.

Beberapa bulan sebelum kudeta, salah satu pejabat senior KPK, Wajdi Saleh, menunjukkan tumpukan bukti yang memberatkan.

"Ini adalah orang-orang yang mengorganisir beberapa operasi pencucian uang terbesar di planet ini," katanya.

"Kami sekarang memburu miliaran dolar yang hilang," tambahnya.

"Rezim lama mencoba menggagalkan revolusi, tetapi mereka tidak akan pernah berhasil," katanya.

Baca juga: Sekjen PBB Desak Jenderal Sudan Batalkan Pengambilalihan Pemerintahan Sipil

Dia telah ditangkap selama kudeta, dan tetap ditahan, bersama dengan banyak tokoh berpengaruh lainnya dalam pemerintahan transisi.

"Dipercaya secara luas, penyelidikan baru-baru ini oleh KPK menyebabkan kegelisahan di kalangan petinggi militer," ujarnya.

KPK Sudan menelusuri berbagai kasus, mulai dari penyelundupan emas hingga penjualan dan komisi mata uang.

"Penelusuran itu menunjukkan tingkat korupsi yang tinggi di kalangan perwira tinggi militer," kata Mohanad Hashim, mantan jurnalis BBC.

Saat ini, dia bekerja sejak revolusi untuk televisi pemerintah Sudan.

Baca juga: Utusan Khusus PBB Temui Komandan Pasukan Paling Ditakuti di Sudan

Laksamana al-Rahman mengatakan KPK telah menggunakan undang-undang untuk menciptakan bentuk korupsi baru.

"Yang mencuri harus dimintai pertanggungjawaban, tapi harus adil," ujarnya.

Blokade pelabuhan utama telah dicabut sejak kudeta militer.

Tetapi, secara luas diduga, militer mengorganisir blokade untuk menumpuk tekanan ekonomi pada pemerintah transisi.

Hasilnya, lebih banyak persediaan makanan dan beberapa harga yang lebih rendah di Khartoum.

Meskipun para komplotan kudeta telah mempersiapkan dasar untuk tindakan mereka dengan hati-hati, tampaknya mereka salah membaca jalan.(*)

Baca juga: Pemuda Sudan Sebut Militer Sudah Seperti Binatang, Tembak Warganya Sendiri

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved