Kupi Beungoh
MENGHADAPI ERA INDUSTRI 4.0; Ketika Fungsi Manusia Di Gantikan Robot atau Digital
Di Era Industri 4.0, yang dimulai sejak tahun 2011 keberadaan manusia sudah mulai digantikan oleh mesin atau robot atau alat digital lainnya.
Oleh: Ainal Mardhiah, S.Ag. M.Ag*)
Dalam Wikipedia disebut kan bahwa Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas"
Di Era Industri 4.0, yang dimulai sejak tahun 2011 keberadaan manusia sudah mulai digantikan oleh mesin atau robot atau alat digital lainnya. Ini adalah tantangan masa kini, dan masa depan yang mesti di ketahui, dipahami dan dipersiapkan oleh generasi Islam.
Selain modal agama yang harus kuat, tertanam dalam jiwa dan terlihat dalam bentuk ketaatan kepada aturan agama, dan akhlak Islami, sebagai kekuatan utama dalam menghadapi Era Industri 4.0.
Disebutkan dalam Wikipedia industri 4.0 adalah Era Digital, era digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on.
Artinya segala sesuatu dapat dikontrol dengan sebuah alat yang dirancang untuk mengaktifkan suatu alat dengan menekan "on" jila butuh atau jika tidak dibutuhkan lagi, sudah selesai tinggal kita tekan "of" untuk mematikannya atau transaksinya selesai.
Dalam Wikipedia, Digital berasal dari kata Digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari jemari. Apabila kita hitung jari jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh.
Baca juga: Gerhana Bulan Sebagian 19 November 2021, Ini Fase Terjadinya, Akan Berlangsung Lebih dari 3 Jam
Artinya, Digital itu sebuah alat yang bisa di kontral, operasionalnya atau bisa di operasikan dengan 10 jari, sehingga gampang dan sangat mudah bagi yang menguasainya atau yang memiliki pengetahuan tentangnya.
Contoh yang sering kita lihat, kita jika ingin mengirim uang, kita harus ke bank, lalu ambil nomor antri, lanjut menulis kwitansi setor/transfer, lalu antri, dipanggil, baru ke kasir untuk setor atau transfer.
Namun sekarang, di era Industri 4.0, era digital, kita cukup di rumah, di kantor atau dimanapun posisi kita, lalu kita hidupkan alat digital seperti handphone, lanjut kita buka aplikasi yang kita butuhkan seperti M-Banking, tanpa perlu sibuk, tanpa perlu antri lama, dalam hitungan detik dengan 1 jari, gak perlu 10 jari kita sudah bisa mengirimkan uang atau menabung uang kita dengan cepat, dan aman, Insya Allah.
Inilah yang dimaksud dengan era digital, serba mesin, serba program, cukup menggunakan aplikasi tertentu sesuai kebutuhan kita, menggunakan jari 1 atau kesepuluh jari, lalu semua beres.
Efek digital ini, nantinya akan berlanjut pada pengurangan fungsi kerja manusia seperti yang bekerja di bank, pegawai bank sudah tidak diperlukan lagi dalam jumlah yang banyak, kecuali untuk keperluan tertentu yang tidak bisa di kerjakan oleh alat digital tersebut karena sudah digantikan oleh ATM atau M. Banking dalam urusan transaksi.
Adapun contoh perangkat digital yamg sering kita lihat atau gunakan adalah radio, email, alat telekomunikasi, televisi, komputer, smartphone dan lainnya.
Baca juga: PAHLAWAN MASA KINI; Padamu Kami Titip Negeri Ini.
Jika kita lihat contoh dari bentuk alat digital tersebut, nampaklah era Industri 4.0 itu biasa saja, karena sebagian besar alat digital tersebut, sudah terbiasa kita gunakan, bahkan sebagian kita menggunakan salah satunya atau semua alat digital tersebut sepanjang waktu untuk aktivitas sehari- hari.
Kondisi saat ini kita lihat alat digital tersebut sebagian besar dijadikan alat untuk komunikasi dan hiburan, sebagian lain memakainya untuk main game, baik game online maupun tidak, sepanjang waktu, sampai lupa waktu, lupa kewajiban, meski bisa mengakibatkan gangguan saraf, sakit mata dan efek negatif lainnya tetap saja tidak bisa di jauhkan bagi sebagian orang, terutama pada anak-anak dan remaja, sama orang dewasa pun demikian adanya.
Jika ini terus terjadi, generasi Islam akan terlindas zaman, akan jadi pembantu di rumah sendiri jika ini tidak cepat disadari dan segera di perbaiki.
Ke depan dan sekarang ini alat alat digital tersebut di programkan untuk menggantikan fungsi dan peran manusia, sehingga sebagian besar pekerjaan akan di kerjakan oleh alat digital yang di ciptakan dalam berbagai bentuk robot atau program, yang bisa bekerja dan berfungsi sebagaimana fungsi pelayanan dan pekerjaan yang biasa dilakukan seorang manusia.
Contoh lainnya, gambaran era digital, pekerjaan rumah tangga sudah bisa dikerjakan oleh robot yang diciptakan untuk mengurus dan melayani segala kebutuhan tuannya, mengantar makanan, minuman, pakaian, memberikan obat bahkan bisa menyuapi tuannya yang sakit.
Baca juga: MUHAMMAD SAW DAN EMANSIPASI (Jika Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu, Ayah Adalah Jembatannya)
Pelayan restoran kita lihat, sudah ada yang digantikan oleh robot seperti mengarahkan tamu, menyiapkan makanan, mengambil piring kotor, mencuci dan menyusun ke tempat penyimpanannya.
Atau seorang petugas laundry nantinya akan digantikan oleh mesin atau robot yang bisa mencuci baju, bisa menyetrika dan membungkusnya dengan lebih rapi, petugas laundry cukup 1 orang saja untuk menerima pembayaran, sementara pekerjaan lainnya sudah dikerjakan mesin, robot atau alat digital lainnya.
Kita dengar juga seorang dokter dalam melakukan operasi pasien, operasi dapat dilakukan dengan robot, mesin atau komputer yang sudah di programkan untuk melakukan operasi penyakit tertentu, sehingga tanpa seorang dokter operasi dapat dilakukan, atau seorang dokter cukup mengawasi pekerjaan robot yang sudah diprogramkan tersebut.
Dengan demikian fungsi seorang dokter nanti akan berkurang, bahkan bisa jadi hilang apalagi dokter yang tidak kompeten dan tidak ramah tidak berminat pasien berobat atau konsultasi padanya.
Dikondisi covid 19 ini sangat nampak penggunaan alat digital terjadi dalam segala bidang dan aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan, usaha, perekonomian, hukum, kesehatan dan bidang lainnya.
Kita bisa lihat, bahwa untuk berobat sakit, kita bisa konsultasi dengan dokter lewat aplikasi tertentu, bahkan tidak perlu lagi datang ke praktek dokter cukup dengan menelpon atan whatshap seorang dokter yang tercatat nomor handphone nya di sebuah aplikasi tertentu yang resmi, kita cukup mengirimkan pesan tentang keluhan atau gejala penyakit yang kita rasakan saat ini, kemudian kita bayar dengan cara tertentu, untuk membayarnya kita tidak perlu lagi datang ke bank.
Sehingga dengan demikian tanpa ketemu dokter pun kita sudah dapat membeli obat, membeli obat pun sekarang kita bisa telpon atau kirim pesan, kita kirim resep obat yang di berikan dokter lewat media tertentu seperti whatshap, email atau lainnya, tidak berapa lama obat akan sampai ke rumah dengan transportasi tertentu yang on line
Efek lanjutannya ke depan, jika diciptakan robot pengantar barang untuk meminimalkan korban jiwa karena kecelakaan, maka fungsi manusia dalam hal pengantaran barang inipun juga akan berkurang di gantian oleh robot pengantar.
Dalam dunia pendidikan, biasanya seorang guru mengajar, datang ke sekolah, lalu ceramah di depan siswa siswinya. Di era covid 19, mengajar tidak lagi perlu datang ke sekolah, cukup di rumah saja, menggunakan alat digital seperti laptop, handphone, kita sudah bisa bertatap muka dengan siswa siswi.
Demikian contoh kecil gambaran era industri 4.0, meminimalkan fungsi keberadaan manusia, dengan diambil alih oleh robot, program atau alat digital lainnya yang sudah di program untuk mengerjakan pekerjaan tertentu.
Lalu apa yang harus dipersiapkan oleh generasi Islam menghadapi era Industri 4.0. Menurut saya ada 2 bekal penting yang harus kita bekali kepada generasi Islam sekarang dan masa depan dengan kerja sama orang tua, tenaga pendidik, masyarakat dan pemerintah dalam memberikan fasilitasnya:
1. Persiapan Bekal Religi (Agama)
Semenjak kecil anak harus sudah berusaha dibekali dengan hal-hal yang menambah kecantiaan kepada Allah SWT dengan cara kita orang tua memberi contoh teladan dalam melaksanakan ibadah wajib seperti sholat lima waktu, shalat jama'ah baik dirumah atau di mesjid.
Memberikan contoh dan Membiasakan anak shalat sunat seperti shalat dhuha dan shalat malam sambil kita menjelaskan keutamaan ibadah ibadah tersebut kepada anak.
Membiasakan anak puasa sunat, minimal senin kamis, agar anak terbiasa merasakan kondisi lapar atau kurang, sehingga dapat bersabar ketika sedang dalam kondisi kekurangan materi dan harta, namun tetap dekat dengan Allah SWT.
Membiasakan anak shalat dhuha, karena dengan shalat dhuha ini membuat rezeki kita mudah, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits berikut ini tentang keutamaan shalat dhuha:
“Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya akan Aku cukupkan untukmu (rezeki) di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)
Dengan kita terbiasa menjaga shalat dhuha, Insya Allah, Allah mudahkan segala urusan kita, Insya Allah.
Selain itu membiasakan anak kita shalat malam, karena shalat malam ini agar Allah beri kita kekuatan dalam menghadapi berbagai persoalan dalam hidup.
Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun setiap malam ke langit dunia ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: 'Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya. Barangsiapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya. Dan barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.'" (HR. Bukhari).
Selain itu mengajarkan anak anak kita membaca al Qur'an yang benar sehingga anak anak lancar baca Al Qur'an, ini dimaksudkan agar ketika anak shalat diterima ibadahnya karena benar bacaan. Sehingga ketika anak anak mendapatkan masalah dia bisa lari kepada Al Qur'an, lari kepada Allah dengan shalat, karena sudah kita biasakan semenjak dia kecil.
Dengan fungsi Al Qur'an dan shalat itu sebagai obat bagi seorang mukmin tentu dengan demikian anak akan terpelihara dari hal-hal atau pelarian kepada hal hal yang negatif seperti pergaulan bebas, narkoba dan lain sebagainya.
Dengan membaca Al Qur'an dengan benar maka komunikasi dengan Allah akan baik, karena membaca Al Qur'an adalah sarana berkumunikasi dengan Allah SWT. Secara tidak langsung dengan membaca Al Qur'an kita sudah berbicara dengan Allah, menceritakan segala kegelisahan, kegalauan dan kesusahan yang sedang kita dihadapi.
Dengan demikian anak akan memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah SWT, hatinya menjadi tenang, sebagaimana firman Allah SWT:
(yaitu) orang-orang yang beriman lagi hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra'du : 28).
Jika agama tertanam dengan baik, tentu anak akan berusaha mengerjakan segala perintah Allah, yang wajib maupun sunat, dan meninggalkan segala larangan Nya, menjadikan anak kuat secara phisik dan mental menghadapi tantangan zaman.
Dalam perkembangannya nanti anak akan tumbuh menjadi anak yang berakhlak dan berperilaku Islami, dan memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah SWT dan Rasul Nya. Dengan keteladanan dan pembiasaan yang kita lakukan semenjak mereka masih kecil.
Jika terjadi yang sebaliknya, bekal agama itu kurang, tidak akan mampu menolong dan menopang anak menghadapi berbagai masalah yang akan dihadapi dalam kehidupannya di masa mendatang, akan muncul generasi yang goyang jiwa nya, stres, bunuh diri karena tidak siap menghadapi kesulitan hidup, kesulitan mendapatkan pekerjaan karena sudah digantikan oleh robot atau alat digital lainnya yang sudah di program yang sudah dirancang untuk segala keperluan, ditambah lagi jika tidak memiliki kompetensi keahlian, ketrampilan apapun yang bisa membuat ia servive, yang bisa membuat seorang anak itu memperoleh materi atau uang agar dapat membiayai hidup dan kehidupannya.
2. Bakal ilmu pengetahuan teknologi digital
Karena di era industri 4.0 fungsi manusia akan digantikan oleh mesin cerdas (robot dan alat digital) lainnya, oleh karena itu Generasi Islam, haru belajar teknologi digital menguasai komputer, Internet, menguasai dunia maya, alias harus paham dan menguasai teknologi masa kini. Ini bisa dipelajari bersama guru disekolah, atau belajar otodidak lewat dunia maya melalui google, Internet dan lainnya.
Ini harus dikuasai termasuk seorang ustadz, apa lagi yang ingin jadi ilmuwan, ekonom, politikus, akademisi, teknisi, dokter, apoteker, pengusaha dan segala profesi lainnya.
Masing-masing harus benar benar kompeten dalam bidang pengetahuan yang dia geluti, yang dia senangi. Ditambah keahlian dalam bidang teknologi masa kini, dalam berbagai bentuk digital yang bisa mengembangkan atau membantu bidang pekerjaan atau keahlian yang sedang digeluti atau disenangi tersebut.
Kompetensi yang sedang marak berkembang saat ini sebagian berorientasi pelayanan, seperti kemampuan menciptakan merancang memanfaatkan alat digital untuk memberikan berbagai macam bentuk layanan, seperti aplikasi pelayanan, transfer, belanja, pengiriman dan lainnya.
Dengan demikian, era Industri 4.0, ( era industri digital) ini merupakan sebuah tantangan besar yang betul betul harus disiapkan oleh generasi Islam sekarang, dalam bentuk
1. Pemantapan Agama,
". ..dan Dia ( Allah) memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya... (QS. Ath Thalaq ayat 3)
2.Pemantapan Pengetahuan Kognitif Yang Fleksibel.
Sehingga mampu menyesuaikan diri dengan keadaan dan kebutuhan terkini. Ini bisa dapatkan dengan cara melihat, mendengar, berfikir, dengan mentazabburi ayat ayat Allah yang tertulis dalam Al Qur'an atau yang tidak tertulis yang ada di alam.
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Mahamulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq 1-5).
3. Belajar Teknologi terkini,
Banyak ayat-ayat Al-Quran mendorong umat Islam mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), ada sebagian ilmuan peneliti terinspirasi tema penelitiannya dari ayat-ayat Al-Quran.
Al Qur'an Surat Ali Imran: 90
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang berakal. (QS. Ali Imran ayat 90
Al Qur'an Surat Yunus Ayat 101
َ"Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman"
Al Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 164
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan
Al Qur'an Surat Ar-Rahman ayat 33
" Hai jama´ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan
Al Qur'an Surat Al-Mulk Ayat 19
Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu
Al Qur'an Surat Al-Hadid Ayat 25
" Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Selain itu pemantapan kemampuan memberi pelayanan, kreatif, mampu menyelesaikan masalah seperti psikiater atau dokter jiwa mengingat ke depan akan semakin kompleks dan rumit masalah yang akan dihadapi, harus ligat, gesit, ramah, mampu meyakinkan orang, mampu melobi orang, inovatif, mampu bekerja sama dalam kelompok, dan penguasaan berbagai teknologi digital yang sedang dan ke depan akan sangat marak digunakan dalam berbagai lini kehidupan manusia dan lainnya.
Moga bermanfaat ���
*) PENULIS Ainal Mardhiah, S.Ag. M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.