Internasional
Konflik Azerbaijan Dengan Armenia Kembali pecah, Tujuh Tentara Tewas di Perbatasan
Konflik Azerbaijan dengan Armenia kembali pecah dalam beberapa hari terakhir ini. Kementerian Pertahanan Azerbaijan, Rabu (17/11/2021) mengatakan
SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Konflik Azerbaijan dengan Armenia kembali pecah dalam beberapa hari terakhir ini.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan, Rabu (17/11/2021) mengatakan tujuh tentaranya tewas dan 10 lainnya terluka.
Mereka menjadi korban bentrokan di perbatasan dengan pasukan Armenia pada Selasa (16/11/2021).
Armenia dan Azerbaijan pada Selasa (16/11/2021) menyetujui gencatan senjata di perbatasan, kata Kementerian Pertahanan Armenia.
Rusia telah mendesak mereka untuk mundur dari konfrontasi menyusul bentrokan paling mematikan sejak perang tahun lalu.
Pada Selasa (16/11/2021) Armenia melaporkan kematian dan hilangnya posisi militer mereka dalam bentrokan perbatasan dengan pasukan Azerbaijan.
Hanya berselang setahun setelah keduanya berperang di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
Konflik enam minggu itu menewaskan lebih dari 6.500 orang berakhir pada November 2020 dalam kesepakatan yang ditengahi Rusia.
Tetapi, Armenia harus menyerahkan sebagian besar wilayah yang telah dikuasainya selama beberapa dekade.
Baca juga: Azerbaijan Tutup Masjid Terkait Pemimpin Tertinggi Iran, Teheran Latihan Perang Dekat Perbatasan
Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan ada korban jiwa dan luka-luka di antara pasukan Armenia.
Dikatakan, akibat dari pertempuran yang meletus setelah serangan oleh pasukan Azerbaijan.
Dikatakan jumlah korban sedang diverifikasi dan Armenia telah kehilangan kendali atas dua posisi militer di perbatasan.
Kementerian melaporkan 12 prajurit Armenia ditangkap oleh pasukan Azerbaijan.
Kedua belah pihak saling menuduh memulai pertempuran di sepanjang perbatasan bersama mereka.
“Pasukan Armenia menyerang posisi Azerbaijan di distrik Kelbajar dan Lachin,” kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
Kementerian mengatakan pasukan Azerbaijan menghentikan kemajuan musuh, mengepung dan menahan prajurit Armenia.
Kementerian luar negeri Azerbaijan mengatakan Armenia sengaja meningkatkan ketegangan.
Menuduh Armenia tidak senang dengan perdamaian dan keamanan di kawasan itu.
Baca juga: VIDEO - Anadolu Agency Diberi Penghargaan di Azerbaijan untuk Liputan Pembebasan Nagorno-Karabakh
Sebaliknya, Kementerian pertahanan Armenia mengatakan pasukan Azerbaijan mencoba menerobos perbatasan sebelum dipukul mundur.
Uni Eropa meminta kedua belah pihak untuk menghentikan permusuhan.
“Seruan untuk de-eskalasi mendesak dan gencatan senjata penuh,” kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel di Twitter.
"Situasi yang menantang di kawasan, UE siap bekerjasama dengan mitra untuk mengatasi ketegangan di Kaukasus Selatan yang makmur dan stabil," tambahnya.
Armenia meminta dukungan militer kepada sekutu Rusia di bawah pakta Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif.
Dimana, mewajibkan Moskow untuk melindunginya jika terjadi invasi asing.
“Mengingat bahwa ada serangan terhadap wilayah kedaulatan Armenia, kami memohon kepada Federasi Rusia untuk melindungi teritorial Armenia,” kata Sekretaris Dewan Keamanan Armen Grigoryan.
Sejak perang tahun lalu, baik Armenia maupun Azerbaijan telah melaporkan sesekali baku tembak.
Sehingga, memicu kekhawatiran akan terjadinya gejolak lain dalam sengketa teritorial mereka.
Baik Armenia maupun Azerbaijan mengatakan situasi di sepanjang perbatasan mereka tetap tegang dengan bentrokan yang berlangsung pada Selasa malam.
Baca juga: Krisis Armenia usai Kalah Perang Lawan Azerbaijan, Ribuan Massa Demo Tuntut Perdana Menteri Mundur
Pada Minggu (14/11/2021), mereka bertukar tuduhan melepaskan tembakan di perbatasan mereka dekat Karabakh.
Sehari sebelumnya, pihak berwenang Nagorno-Karabakh mengatakan satu-satunya jalan yang menghubungkan Armenia ke wilayah separatis, Koridor Lachin ditutup.
Separatis etnis Armenia di Nagorno-Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan ketika Uni Soviet runtuh pada 1991, dan konflik berikutnya merenggut sekitar 30.000 nyawa.(*)