Berita Langsa
Pemko Langsa dan BSI Kota Langsa Launching QRIS Masjid dan Kartu Santri Dayah
Terobosan baru ini berupa elektronifikasi transaksi digital dan keuangan syariah khususnya di Masjid dan Dayah di Wilayah Kota Langsa.
Penulis: Zubir | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Zubir | Langsa
SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Pemerintah Kota Langsa bekerjasama dengan PT. Bank Syariah Indonesia Kota Langsa, Senin (22/11/2021) melaunching Quick Response Indonesia Standard (QRIS) Masjid dan Kartu Santri Dayah, di Aula Laboratorium Terpadu IAIN Langsa.
Dalam waktu bersamaan Pemko dan BSI Kota Langsa juga melakukan sosialisasi ekosistem masjid dan kartu santri dayah, bagi Badan Kemakmuran Masjid dan pengurus dayah di Kota Langsa.
Hadir Wakil Wali Kota Langsa, Dr. H. Marzuki Hamid, MM, Area Manager Lhokseumawe PT BSI, Arif Gunawan, perwakilan BI Lhokseumawe, Region Head Regional I Aceh PT. BSI, Kepala BSI Kota Langsa, Ketua DPRK, Rektor IAIN Langsa, Unsam Langsa, Polres Langsa, Kodim 0104/Atim, dan lainnya.
Wakil Wali Kota, H. Marzuki Hamid, saat melaunching program QRIS dan kartu santri, menyampaikan, kegiatan ini berkat kerjasama PT. BSI Kota Langsa dengan Pemko serta Bank Indonesia Perwakilan Lhokseumawe.
Melalui Tim Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Langsa, yang telah membuat terobosan baru dalam penerapan elektronifikasi transaksi digital dan keuangan syariah khususnya di Masjid dan Dayah di Wilayah Kota Langsa.
"Kami berharap terobosan mulia ini dapat berjalan baik dan lancar dengan limpahan berkah dan petunjuk Allah SWT," ujarnya.
Menurut Marzuki, Pemko Langsa melalui Tim TP2DD membutuhkan dukungan semua pihak untuk mewujudkan percepatan dan perluasan digitalisasi daerah tersebut.
Salah satu bentuk dukungan dan kerjasama yaitu dari BI Perwakilan Lhokseumawe yang telah mendampingi dan mendorong pembentukan Tim TP2DD Kota Langsa.
Sehingga pelaksanaan percepatan dan perluasan digitalisasi daerah dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Baca juga: VIDEO Resepsi Pernikahan Bule Amerika dengan Gadis Aceh, Benjamin Kenakan Pakaian Adat Ulee Balang
Baca juga: Mesjid Sulu Bayung Peusangan Dibangun Sebelum Indonesia Merdeka, Kini Semakin Indah
Selanjutnya bentuk dukungan dan kerjasama yang dilakukan yaitu dari PT BSI Kota Langsa dengan dilaksanakannya kegiatan ini, bertujuan mendigitalisasi Masjid dan Dayah di wilayah Kota Langsa.
Terkait dengan Digitalisasi di Masjid, Pemko berharap BSI siap menjadi mitra Pemerintah Kota Langsa dalam mengembangkan dan memperluas ekosistem masjid, khususnya dalam membangun, mengelola, serta memakmurkan masjid.
Hal ini dilakukan melalui digitalisasi sistem di perbankan syariah, sejumlah layanan itu antara lain digitalisasi pemasangan QRIS kepada Masjid Agung Darul Falah Kota Langsa, Masjid Al Muttaqin Gampong Serambi Indah, dan Masjid Muwahhidin Gampong Jawa.
Dengan adanya QRIS dapat mempermudah penerimaan kas dari Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf jamaah secara nontunai. Kotak-kotak amal masjid akan ditempel QRIS, sehingga dana akan langsung tertransfer ke rekening masjid.
Ini semua bertujuan untuk mewujudkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan tata kelola keuangan masjid yang terintegrasi dan dapat dipertanggung jawabkan, khususnya kepada jamaah dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Laku, timpal Wakil Wali Kota, terkait dengan digitalisasi di Dayah, pihajnya berharap BSI siap menjadi mitra Pemko Langsa dalam mengembangkan dan memperluas ekosistem dayah, khususnya program inklusi keuangan dayah.
Hal ini dilakukan melalui digitalisasi sistem pada santri di dayah dalam wilayah Kota Langsa, sejumlah layanan tersebut antara lain peluncuran kartu santri/pelajar digital pada Dayah Madrasah Ulumul Qur'an (MUQ) Gampong Alue Pineung Timu.
Dengan metode yang aman dan mudah, yaitu penggunaan digital platform dan cashless menjadi lebih aman, cepat, tidak mudah hilang dan tidak rusak.
Baca juga: VIDEO - Tangis Haru Korban Kebakaran Rumah di Juli Bireuen
Baca juga: VIDEO Brio Tabrak Besi Pembatas Jalan di Leupung, Tembus dari Depan ke Belakang
Selanjutnya kartu santri/pelajar digital dengan limit harian, yaitu pengaturan pengeluaran harian santri menjadi lebih simpel dalam monitoring dan controlling secara real time. Serta banyak program dan menu tools yang dapat dikembangan melalui kartu santri/pelajar digital tersebut.
Edukasi untuk digitalisasi non tunai ini memang butuh waktu, tetapi yakinlah bahwa ini memang sudah tuntutan zaman. "Jika kita tidak segera menyesuaikan diri, maka kita akan tertinggal dengan kondisi zaman yang kini serba digital," tutup Marzuki Hamid.(*)