Katahanan Pangan
Target Tanam Jagung November di Aceh Seluas 8.961 Hektare, Baru Terealisir 1.013 Hektare
Lokasi terluasnya ada di Kabupaten Aceh Tenggara mencapai seluas 2.738 hektare, baru ada laporan realisasi tanamnya sekitar 452 hektare.
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Aiyub, salah seorang Keuchik yang juga sebagai petani jagung Gampong Batee Raya, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen yang dimintai penjelasannya kepada Serambinews.com melaporkan, pihaknya baru saja panen jagung seluas 367 hektar, pada bulan September lalu.
Baca juga: Universitas BBG Banda Aceh Bekerja Sama dengan FAMe Latih 100 Mahasiswa Menulis
Ia mengatakan, minat masyarakatnya menanam jagung untuk pakan ternak dan konsumsi cukup tinggi. Kelompok tani jagung Gampong Batee Raya, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, dalam setahun dua kali tanam jagung.
Tanam jagung pertma bulan Maret – April dan panennya pada bulan Agustus - September. Tanam jagung kedua bulan Oktober - Nopember, panennya nanti awal Februari - Maret tahun depan.
Untuk tanam jagung bulan Nopember ini, sebut Aiyub, luasnya bertambah menjadi 435 hektar, dari luas panen sebelumnya 367 hektar.
Pada musim panen jagung bulan September lalu, petani jagung menikmati harga beli jagung pipilan dari pedagang pengumpul jagung pipilan lokal dengan harga Rp 4.000/Kg.
"Bulan ini, diinfokan kepada kami dari pedagang pengumpul jagung pipilan lokal, harga jagung pipilan naik lagi menjadi Rp 4.800/Kg," ujarnya.
Aiyub mengatakan, satu hektar tanam jagung menghasilkan 6 – 6.5 ton jagung pipilan. Kalau harga belinya rata-rata Rp 4.000/Kg, dikali produksi satu hektar 6.000 Kg, pendapatannya sekitar Rp 24 juta.
Ia mengakui, penghasilan tanam jagung, bila dibandingkan dengan pendapatan tanam padi, masih berada dibawah penghasilan tanama padi.
Baca juga: Dapat BYE di Babak Pertama, Gersyia Polii/Apriyani Rahayu Siap Tampil All Out di Indonesia Open 2021
Tapi karena kelompok tani di Gampong Batee Raya ini, sudah mencintai tanam jagung, mereka tetap tanam jagung dan harapannya pada saat panen raya, ada yang menampung produksi jagungnya dengan harga di atas Rp 4.000 – Rp 5.000/Kg.
“Kalau dibeli dibawah harga Rp 4.000/Kg, petani jagung sudah pasti rugi, karena mulai tahun ini, harga pupuk non subsidi, pestisida dan herbisida, melonjak cukup tinggi hampir mencapai angka sebesar 100 persen,”ujar Aiyub.
Pada musim tanam jagung bulan Maret dan April lalu, ungkap Aiyub, kelompok taninya ada mendapat bantuan bibit jagung gratis dari pemerintah, untuk lahan seluas 250 hektar, dari target tanamnya 367 hektar.
“Untuk musim tanam jagung pada bulan Nopember ini, dirinya belum mendapat info, apakah ada bantuan bibit gratis atau tidak dari pemerintah,” ujarnya.(*)