Berita Aceh Utara

Dosen Unimal Ajari Warga Cara Memanfaatkan Sampah Buah-buahan dan Sayuran Jadi Pupuk Organik

Pelatihan itu diadakan kepada ibu-ibu di desa binaan Kampus Unimal, Desa Reuleut Barat, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, dalam rangka pengabdian.

Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Foto Dok Dosen FP Unimal
Dosen Fakultas Pertanian Unimal, Dr Rosnina menjelaskan kepada warga cara menggunakan pupuk organik yang diolah dari sampah buah-buahan dan sayuran. 

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara 

SERAMBINEWS.COM,LHOKSUKON – Tim Dosen Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh (Unimal) mengadakan pelatihan membuat pupuk organik dari sampah buah-buahan dan sayuran serta cara menggunakannya pada tanaman. 

Pelatihan itu diadakan kepada ibu-ibu di desa binaan Kampus Unimal, Desa Reuleut Barat, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, dalam rangka pengabdian kepada masyarakat. 

Selain itu, Dosen Fakultas Pertanian dibantu mahasiswa juga mempraktikkan cara menggunakan pupuk organik pada tanaman.

Diharapkan dengan pelatihan tersebut ke depan, ibu-ibu yang ada di Desa Reuleut dapat memanfaatkan sampah dari buah-buahan dan sayuran untuk menjadi pupuk organik. 

Sehingga selain dapat menjaga lingkungan dari sampah, juga dapat memanfaatkan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman. 

“Daerah Reuleut sebagai desa binaan kampus seyogianya memiliki wajah desa yang bersih, indah dan lestari. Tapi kualitasnya tergolong tanah marginal yang kurang produktif,” ujar Dosen Fakultas Pertanian Unimal, Dr Rosnina kepada Serambinews.com, Rabu (24/11/2021). 

Baca juga: Dosen UTU Lakukan Pengabdian Pembuatan Akuaponik Rakit Apung di Nagan Raya

Kondisi ini menyebabkan rendahnya pendapatan petani di kawasan itu. Karena itu, keterbatasan lahan produktif di kawasan itu, memantik Dosen Fakultas Pertanian untuk mencari solusi terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat. 

“Persoalan itu dapat diatasi dengan penerapan inovasi bioteknologi dengan pemanfaatan mikroorganisme melalui aplikasi pupuk organik,” ujar Rosnina. 

Pupuk organik tersebut dapat diperoleh dari proses pengolahan sampah rumah tangga yang dikenal dengan istilah 3R (reuse, reduce dan recycle), diawali dengan pemilahan  sisa sayuran dan buah-buahan yang masih bermanfaat dengan proses fermentasi. 

Penerapan 3R teknik daur ulang, langkah efisien dan efektif dalam penyelesaian permasalahan sampah dan limbah organik lainnya. Sisa buah dan sayur secara efektif direalisasikan melalui pembuatan eco-enzyme yang dapat diterapkan pada skala rumah tangga. 

“Prinsip proses pembuatan eco-enzyme sebenarnya hampir sama dengan proses pembuatan kompos. Namun ditambahkan air sebagai media pertumbuhan yang ditambahkan molase (tetes tebu),” katanya. 

Fungsinya untuk mengaktifkan mikroorganisme pada proses fermentasi, sehingga produk akhir yang diperoleh berupa cairan yang mudah digunakan dalam aplikasinya ke tanah. 

Baca juga: Mahasiswa KKN Unimal Ajarkan Warga Sumut Membuat Keripik Pepaya 

“Pengolahan sampah buah dan sayur dapat dikatakan konsep eco-community atau komunitas cinta lingkungan yang memiliki fokus dalam konsep pengelolaan sampah organik rumah tangga menjadi eco-enzyme,” ujar Dosen Prodi Agroekoteknologi itu.

Hasil dari fermentasi limbah dapur organikdapat digunakan sebagai bahan pembenah tanah atau sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan kesesuaiandari lahan yang tidak subur menjadi lahan pertanian yang produktif.

Selain itu pupuk eco-fermentasi juga dapat digunakan dalam proses pembibitan tanaman seperti Indigofera dan vanili yang sebagai tanaman yang punya potensi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Tanah di kawasan Reuleut pada umumnya jenis tanah muda yang belum bekembang lebih lanjut, sehingga unsur hara di dalam tanah belum tersedia untuk tanaman,” ungkap Rosnina. 

Pemberian pupuk Eco-fermentasi sebagai bahan organik memiliki peran untuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dalam proses pelapukan bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. 

Sehingga akhirnya dapat meningkatkan kesuburan tanah. Aplikasi pupuk eko-enzim, lanjut Dr Rosnina, dapat diterapkan dalam mendukung program pemerintah, memenuhi swasembada pangan dengan program “PaJaLe” yaitu, Padi, Jagung dan Kedelai khususnya di Kabupaten Aceh Utara

Dengan perbaikan status tanah menjadi tanah yang subur, tentunya dapat meningkatkan produktivitas tanaman yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen Fakultas Pertanian Unimal yang didanai PNPB Universitas Malikussaleh tahun 2021 itu, memperkenalkan teknik eco-fermentasi dalam pemanfaatan limbah dalam menghasilkan pupuk organik.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved