Ustadz Abdul Somad Ditanya Dulu Cita-citanya Mau Jadi Apa? Begini Jawaban dan Cerita UAS
Diungkapkan UAS, bahwa sebenarnya tak ada bayangan dirinya akan menjadi seperti apa setelah lulus dari pendidikannya di Mesir. Hal yang dipikirkan UAS
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
Pembahasan soal ini bermula dari pertanyaan salah seorang mahasiswa Unida Gontor, seperti tertulis dalam judul video yang ditayangkan di YouTubenya.
"Rahasia apa yang antum (Ustadz Abdul Somad) iringi sehingga antum bisa sukses seperti sekarang ini?
Apakah antum (dulu) pengen menjadi pendakwah, pas masa kecil dulu.?" tanya seorang mahasiswa seperti dikutip dari video YouTube Ustadzz Abdul Somad Official.
UAS pun menjawab pertanyaan dari mahasiswa tersebut.
Diungkapkan UAS, bahwa sebenarnya tak ada bayangan dirinya akan menjadi seperti apa setelah lulus dari pendidikannya di Mesir.
Hal yang dipikirkan UAS hanyalah satu, yaitu terus belajar agar bisa lulus dari pendidikannya.
"Al Fakir Abdul Somad berangkat ke Mesir tahun 1998. Pulang 2002. Tidak pernah terpikir bahwa pulang akan jadi (seperti sekarang)," ungkap UAS.
"Kami dulu waktu belajar di Al Azhar, pikirnya satu saja. Beli mukarar, mukarar (itu) diktat yang dikeluarkan Al Azhar, baca, pahami dengan baik, dihafal untuk nanti bekal ujian," sambungnya.
Lebih lanjut UAS menceritakan, saat menimba ilmu di Universitas Al Azhar, UAS maupun rekan-rekan seperjuangannya hanya fokus mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.
Pasalnya, selain menentukan lama pendidikan yang akan ditempuh, ujian tersebut juga menentukan nasib beasiswa yang diterima UAS.
Baca juga: Batalkah Wudhu Jika Suami Istri Bersentuhan Kulit? Ini Penjelasan Ustadzz Abdul Somad dan Buya Yahya
"Kita betul-betul fokus untuk ujian. Waktu itu sistemnya ga pakai SKS, tapi sistem paket. Jadi tahun pertama Fakultas Ushuluddin ada 14 mata kuliah tambah hafalan 2 juz Al Quran. Kalau ga lulus tiga maddah (mata kuliah), maka tiga maddah ini bisa diulang setahun. Kita tidak bisa ambil ke semester 2. Jadi habis waktu kita," cerita UAS.
"Jadi kita terpikir, beasiswa 50 dollar waktu itu. Kalau tidak lulus, itu beasiswa dipotong 30 persen. Kalau tidak lulus 2 tahun, beasiswa putus. Kalau tiga tahun drop out (DO),"
"Maka saya selalu, kalau ditanya adik-adik mahasiswa: Ustadz saya sekarang ga semangat belajar. Kenapa? Karena ga tau nanti tamat mau jadi apa. Loh kami dulu justru ga mikir kalau tamat mau jadi apa. Yang penting belajar aja," tambahnya.
Menurut UAS, karena fokus belajar itulah yang menjadi jembatan keberhasilannya.
UAS mengatakan, bahwa dia berhasil menyelesaikan pendidikan S1-nya dengan waktu yang singkat, yaitu selama 3 tahun 10 bulan.