Internasional

Amerika Serikat Diduga Sudah Memiliki 2.000 Kasus Covid-19 Varian Omicron

Amerika Serikat (AS) diduga sudah memiliki 2.000 kasus Covid-19 varian Omicron. Hal itu disampaikan oleh seorang pakar Covid-19 yang sering memberi

Editor: M Nur Pakar
USA Today
Pakar Covid-19 AS, Dr. Charity Dean 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) diduga sudah memiliki 2.000 kasus Covid-19 varian Omicron.

Hal itu disampaikan oleh seorang pakar Covid-19 yang sering memberi nasihat kepada Gedung Putih

Dr. Charity Dean memiliki rekam jejak yang solid dalam mengetahui apa yang terjadi saat memantau virus Corona di seluruh dunia.

Kemudian, dia memperkirakan apa artinya bagi penyebaran virus Corona di seluruh AS.

Dean, merupakan mantan pejabat tingkat atas di Departemen Kesehatan Masyarakat California.

Dia merupakan salah satu orang pertama yang membunyikan peringatan virus Corona di AS pada awal 2020.

Dia termasuk orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke China, di mana virus Corona pertama kali ditemukan di Wuhan.

Peringatannya di hari-hari awal pandemi menjadi begitu jelas sehingga dia dipilih untuk membintangi buku terbaru Michael Lewis , "The Premonition."

Baca juga: Presiden Joe Biden Khawatirkan Omicron, Jadi Ancaman Baru, Sama Seperti Covid-19 Sebelumnya

Staf Gedung Putih di Administrasi Trump, serta penasihat penyakit menular utama negara itu, Dr. Anthony Fauci, mendengarkan panggilan pengarahan pada Februari 2020.

Tetapi, dia membunyikan peringatan ledakan pandemi Covid-19 di AS dan dunia.

Sekarang Omicron hadir, varian baru dengan jumlah mutasi baru yang memusingkan,
Dean sekali lagi berusaha memperingatkan orang-orang bahwa varian virus baru mungkin sudah ada di halaman rumah belakang mereka.

"Saya tidak ragu, sebenarnya ada kasus di AS sekarang," kata Dean kepada kantor berita Insider of Omicron pada Rabu (1/12/2021).

"Faktanya, matematika kotor saya berdasarkan sejumlah asumsi, termasuk perjalanan internasional, saya memperkirakan ada sekitar 2.000 kasus di AS," tambahnya.

Dean mendasarkan asumsi itu pada fakta, cimana varian Omicron telah ditemukan setidaknya di 20 negara.

Termasuk Afrika Selatan, Botswana , Hong Kong, Belanda, Kanada, dan Inggris.

Setidaknya 226 kasus Covid-19 varian Omicroan telah dikonfirmasi, menurut Gedung Putih.

Mengingat penyebarannya yang luas, Dean menduga satu-satunya alasan sebenarnya AS belum menemukan Omicron di dalam perbatasannya.

Dia menilai, pemerintah tidak mencari cukup keras untuk varian baru tersebut.

"Tantangan bagi Amerika Serikat, kita tidak melakukan jumlah yang cukup dari sekuensing genom untuk mendeteksi itu," kata Dean.

Dia menambahkan AS belum sampai dalam hal pengurutan virus Corona.

Baca juga: Seorang Kontestan Miss Universe Positif Covid-19 Omicron di Israel, Peserta Dites Setiap 48 Jam

Namun, pengawasan telah meningkat secara signifikan sejak hari-hari awal pandemi, ketika AS mengurutkan kurang dari 1% kasus virus Corona.

Dean mengatakan ini berarti Amerika Serikat berada di jalur yang benar dalam hal pengawasan virus, tetapi belum sampai di sana.

Selama enam bulan terakhir, AS telah mengurutkan dan membagikan hampir 7% dari tes Covid-19 yang positif.

Meskipun kemampuan pengurutan tersebar tidak merata di seluruh negara bagian.

Tetapi, pengawasan jauh lebih baik di beberapa area daripada di area lain.

Baru-baru ini, laboratorium juga tidak melakukan pengurutan sebanyak dulu.

Lagi pula, mesin pengurutan membutuhkan biaya ratusan ribu dolar untuk pengadaannya.

Departemen Kesehatan melakukannya, biasanya dibutuhkan setidaknya 24 hingga 48 jam untuk mengurutkan satu sampel.

"Begitu banyak laboratorium yang meningkatkan upaya pengurutan di seluruh gelombang Delta, ketika semuanya, varian Delta," kata Dean.

Langkah penghematan biaya itu berarti lebih sulit untuk waspada terhadap Omicron sekarang.

"Tantangan dengan jumlah sekuensing genom yang tidak memadai di AS, membuat lebih sulit untuk mendeteksi Omicron ketika muncul," katanya.

Inggris dan Afrika bagian selatan memiliki sistem yang lebih efisien untuk melacak Omicron

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yakin negara itu siap menemukan varian baru segera setelah tiba.

"Kita aktif mencari untuk varian Omicron di sini di Amerika Serikat," kata Direktur CDC Rochelle Walensky selama pengarahan COVID-19 Gedung Putih pada Selasa (30/11/2021).

"Sistem pengawasan varian kami telah menunjukkan kami dapat mendeteksi varian baru dengan andal," tambahnya.

Tetapi kenyataannya, negara-negara lain termasuk Afrika Selatan dan Inggris memiliki sistem kesehatan yang jauh lebih baik.

Tidak hanya mengurutkan virus, tetapi menghubungkan informasi itu dengan status vaksin seseorang.

Seperti, apakah dirawat di rumah sakit atau tidak, dan seberapa parah kasus mereka.

Baca juga: Perdana Menteri Norwegia Minta Warganya Pakai Masker, Omicron Harus Diwaspadai

"Saat ini, tidak ada bukti Omicron di Amerika Serikat, varian Delta tetap menjadi strain dominan yang beredar, mewakili 99,9% dari semua urutan sampel," kata Walensky.

Dean, bagaimanapun, menafsirkan temuan yang sama dengan sangat berbeda.

"Saat ini, AS tidak memiliki kasus Omicron yang terdeteksi , yang berarti tingkat kepastian kasus kami adalah nol," katanya.

"Pengurutan genom dan epidemiologi genom adalah pengendalian penyakit di masa depan," ujarnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved