Menteri Perhubungan Sebut 19,9 Juta Orang Ingin Mudik Saat Libur Tahun Baru

Mobilitas masyarakat di Jawa-Bali maupun luar Jawa-Bali menunjukkan tren kenaikan hampir di semua moda.

SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Personel gabungan, Polri, TNI, Satpol PP WH, BPBD dan Dinas Kesehatan telah berjaga di Pos Utama Penyekatan PPKM Level 4 di Jembatan masuk Kota Lhokseumawe, Senin (30/8/2021). 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Bepergian ke luar kota atau mudik saat liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) sudah dilarang oleh pemerintah.

Namun, berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada bulan Oktober 2021 ada sebanyak 19,9 juta warga atau 12,8 persen yang ingin mudik saat Nataru mendatang.

Survei yang sama menunjukkan, ada 13,5 persen atau 4,4 juta orang warga Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) yang ingin mudik.

"Masih ada terjadi pergerakan secara 12,8 persen atau kalau di Jabodetabek sebanyak 13,5 persen. Kalau secara nasional ada 19,9 juta, dan Jabodetabek ada 4,4 juta yang ingin mudik," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat rapat dengan Komisi V DPR, Rabu (1/12/2021).

Survei serupa juga dilakukan lagi pada bulan November 2021. Hasilnya, jika pemerintah membatasi kapasitas dan mengetatkan syarat perjalanan terdapat potensi pergerakan 16 juta orang atau 10 persen pada tingkat nasional meski didominasi wilayah Jawa-Bali.

Kedua, jika pemerintah menerapkan PPKM Level 3 atau Level 4, maka perkiraan potensi pergerakan sebesar 9 persen atau 15 juta orang.

Ketiga, jika ada larangan mudik maka perkiraan pergerakan sebanyak 7 persen atau 10 juta orang.

Sementara, untuk masyarakat Jabodetabek, mereka yang akan mudik jika hanya terdapat pembatasan kapasitas dan pengetatan syarat jumlahnya 12 persen atau 4 juta orang.

"Dan apabila melakukan PPKM level 3 itu 11 persen atau 3,5 juta, apabila kita lakukan pelarangan maka yang pulang masih ada 8 persen sebanyak 2,6 juta," ujar Menhub.

Baca juga: Kapolda Aceh Serahkan 30 Paket Umrah Bagi Peserta Vaksinasi, Pelajar & Babinsa Agara Ketiban Rezeki

Baca juga: Pemko Subulussalam Diminta Segera Proses Raqan Pemekaran Kecamatan

Baca juga: Heboh, Lagi Dua Ekor Gajah Liar Melintas Jalan Nasional Bireuen-Takengon

Dari hasil survei tersebut lanjut Menhub menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat mulai muncul agar tidak melakukan perjalanan ke luar kota saat liburan Nataru.

"Tetapi melihat jumlah yang ingin bergerak itu sebanyak 10 juta atau dari Jakarta 2,6 juta, jumlah itu cukup signifikan mengakibatkan satu lonjakan covid di daerah atau di Jakarta," kata Menhub.

Ia mengingatkan, berkaca dari pengalaman libur Natal dan Tahun Baru(Nataru) tahun lalu, terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh meningkatnya mobilitas dan aktivitas masyarakat.

Ia pun menyebutkan, mobilitas masyarakat di Jawa-Bali maupun luar Jawa-Bali menunjukkan tren kenaikan hampir di semua moda.

Terlebih, saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19 di negara-negara lain, bahkan ada varian baru Omicron yang dikhawatirkan dapat menyebabkan ledakan kasus.

"Untuk itu, kita tidak boleh lengah dengan apa yang sudah ada dan kita harus mempertahankan kondisi yang cukup baik ini dengan pengetatan di gate kedatangan serta tetap disiplin dgn protokol kesehatan. Oleh karananya, momentum Nataru 2021 dan 2022 harus dikelola dan di-manage dengan baik," ujar Menhub.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved