Kisah Pilu Gadis SMA, Dirudapaksa dan Digilir 69 Mahasiswa Selama 9 Bulan, Bermula Kenalan di Medsos
Kisah tragis menimpa seorang gadis SMA dirudapaksa oleh 69 orang mahasiswa lebih dari 100 kali dalam 9 bulan.
SERAMBINEWS.COM – Kisah tragis menimpa seorang gadis SMA dirudapaksa oleh 69 orang mahasiswa lebih dari 100 kali dalam 9 bulan.
Gadis ini dirayu dan dijadikan budak seks oleh sekelompok mahasiswa laki-laki selama 9 bulan.
Media Korea melaporkan bahwa pada 29 November 2021, tim investigasi kejahatan internasional dari Badan Kepolisian Gangwon, Provinsi Gangwon, Korea Selatan, menangkap 69 mahasiswa asing dari Universitas Kyungdong dengan kejahatan pemerkosaan.
Kasusnya semakin parah karena korbannya adalah seorang gadis sekolah menengah.
Menurut informasi, siswa yang disapa A ini berusia di bawah 16 tahun dan bersekolah di sebuah SMA di dekat Universitas Kyungdong.
Sejak Desember lalu, sekelompok mahasiswa asing yang belajar di Korea mendekati A dari media sosial.
Awalnya, sekelompok mahasiswa ini merayu A dengan kata-kata manis, curhat siang malam dan bahkan menawarkanuntuk membelikan makanan dan hadiah untuk A.
Kemudian mereka mulai mengancam dengan kata-kata dan memaksa A untuk berhubungan badan dengan mereka.
Mereka menyebut hal itu untuk menggantikan hadiah yang telah mereka belikan.
Ketika tujuannya tercapai, kelompok mahasiswa ini terus memanggil orang-orang lain dan “membagikan” gadis itu untuk diperkosa.
Menurut polisi, semua mahasiswa laki-laki ini tahu bahwa A masih di bawah umur.
Sejak Desember tahun lalu, A telah diperkosa lebih dari 100 kali oleh kelompok tersebut.
Dia juga dianiaya secara brutal dan diperlakukan sebagai budak seks.
Dalam kesakitan dan ketakutan, A tidak berani menceritakan kisah ini kepada siapa pun karena dia sangat takut.
Baca juga: Gadis di Bawah Umur Mengeluh Tak Enak Badan, Ternyata Hamil 7 Bulan, Korban Dirudapaksa Ayah Tiri
Baca juga: Oknum Guru SD Rudapaksa Gadis yang Ditinggal Kabur Pacarnya, Pelaku Diamankan Polisi
Barulah pada bulan Agustus, ketika A terlalu takut dan tidak tahu harus berbuat apa, dia pun berkonsultasi dengan wali kelasnya di sekolah.