Berita Politik
Anggota DPRA Ini Sebut Pengingkaran Terhadap MoU Helsinki Berarti Merusak Damai Aceh
Anggota DPR Aceh, Iskandar Usman Al-Farlaky, mengatakan tidak semua butir butir MoU Helsinki tercover dalam Undang-undang Pemerintahan Aceh (UUPA).
Penulis: Seni Hendri | Editor: Saifullah
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, PEUREULAK – Anggota DPR Aceh, Iskandar Usman Al-Farlaky, mengatakan tidak semua butir butir MoU Helsinki tercover dalam Undang-undang Pemerintahan Aceh (UUPA).
Di sisi lain, banyak butir butir MoU yang diturunkan dalam UUPA juga tidak aplikatif karena otoritas kekuasaan sering kali abai terhadap UUPA.
Hal ini disampaikan Al-Farlaky dalam sambutannya pada Milad Ke-45 GAM 4 Desember 2021, yang diselenggarakan oleh KPA Daerah 1 Peureulak di Gampong Blangbitra, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.
“Belum lagi dilaksanakan secara utuh, konon sekarang DPR RI dalam Prolegnas-nya sudah mengusulkan perubahan,” kata Iskandar.
“Mari kita rapatkan barisan. Tidak cukup hanya mengawal, tapi wajib dilibatkan dalam perubahan UUPA ini sehingga perubahan yang dilakukan harus dalam bingkai MoU dan tidak menghilangkan makna subtansialnya,” tukasnya.
“Pengingkaran terhadap MoU merupakan upaya merusak perdamaian Aceh. Harus dilawan,” lanjut anggota DPR dari Fraksi Partai Aceh ini.
Baca juga: Bahas Implementasi MoU Helsinki, Wantannas Temui Wali Nanggroe
Baca juga: Wali Nanggroe Minta Persoalan Bendera Bintang Bulan Segera Diselesaikan dan Bisa Dikibarkan
Baca juga: Begini Suasana Peringatan Milad GAM Ke-45 di Aceh Utara, Hanya Zikir & Doa tanpa Pengibaran Bendera
Sebelumnya, Iskandar Usman Al-Farlaky juga membakar semangat juang warga Peureulak yang hadir dalam peringatan Milad Ke-45 Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang diselenggaran KPA Daerah 1 Peureulak di Gampong Blangbitra, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, 4 Desember 2021.
Dalam sambutannya, Al-Farlaky, mengajak seluruh hadirin untuk mengenang para syuhada yang telah berkorban selama konflik di Aceh, terutama di wilayah Peureulak.
“Mari sama-sama kita mengenang saudara kita para syuhada yang telah berkorban untuk dan bagi perjuangan Aceh,” kata mantan aktivis mahasiswa ini.(*)