Haba Kampus

USK Tempatkan 1.096 Mahasiswa KKN di 4 Kabupaten, Ditargetkan untuk Gerakkan Hilirisasi Riset

KKN USK kali ini berlangsung di empat kabupaten, yakni Aceh Singkil, Nagan Raya, Aceh Jaya...

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
For Serambinews
Para mahasiswa KKN berbaur dengan para dosen pendamping lapangan (DPL) saat penglepasan 1.096 mahasiswa KKN Universitas Syiah Kuala (USK) di halaman Biro Rektor USK, Sabtu (4/12/2021) siang. Tahun ini mahasiswa KKN ditempatkan di Aceh Besar, Aceh Jaya, Nagan Raya, dan Aceh Singkil. 

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Mahasiswa yang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) menjadi salah satu pihak yang memegang peranan penting dan strategis dalam hilirisasi riset dari perguruan tinggi ke tengah masyarakat.

Hal itu dikatakan Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Dr Hizir, saat melepaskan 1.096 mahasiswa USK yang akan melaksanakan KKN, Sabtu (4/12) siang, di depan Biro Rektorat USK, Darussalam, Banda Aceh.

KKN USK kali ini berlangsung di empat kabupaten, yakni Aceh Singkil, Nagan Raya, Aceh Jaya, dan Aceh Besar.

Pada kesempatan itu, Hizir menyebutkan pentingnya hasil riset dilaksanakan oleh perguruan tinggi. Hasil-hasil penelitian sangat penting dioperasionalkan di tengah masyarakat.

“KKN merupakan salah satu momentum dan jalur untuk menggerakkan hasil riset-riset itu di tengah masyarakat,” ujarya.

Atas dasar itu, Hizir meminta seluruh mahasiswa KKN benar-benar melaksanakan secara serius apa yang sudah diperoleh di kampus.

Baca juga: Novia Tewas di Atas Makam Ayahnya, Korban Disetubuhi Oknum Polisi hingga Dipaksa Aborsi Dua Kali

"Di dalam masyarakat adik-adik sekalian berada dalam kelas yang sebenarnya, mari kita berbagi ilmu sambil belajar,” ajaknya.

Sebelumnya, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) USK, Dr Sulastri MSi, dalam laporannya menyampaikan bahwa KKN ini diawali dengan pembekalan yang menghadirkan sejumlah narasumber penting terkait tema kegiatan yang merupakan kombinasi antara pandemi, mitigasi bencana, dan kampung yang berdaya dan mandiri.

Dalam pembekalan KKN selama dua hari itu, menurut Sulastri, materi diarahkan sesuai tema yang dipilih.

“Pemberdayaan sumber daya gampong ditargetkan untuk mewujudkan desa mandiri dan tangguh bencana," katanya.

Pembicara dalam pembekalan kali ini terdiri atas Dr Ir Ambar Kusumandari MES (KKN UGM Yogyakarta), Dr Ir Zulkifli MSi (Plt Kepala DPMG Aceh), dan Dr dr Safrizal Rahman SpOT dari Ikatan Dokter Indonsia (IDI) Wilayah Aceh.

Pihaknya berharap dengan didampingi dosen pendamping lapangan (DPL), maka KKN akan berlangsung dengan baik dan berdampak strategis bagi masyarakat di lokasi pengabdian.

Baca juga: Kominfo Hapus 5.046 Konten Hoaks Terkait Covid-19 yang Tersebar di Medsos, Januari-November 2021

“Kita sudah mempertimbangkan lokasi yang ditempatkan mahasiswa KKN di empat kabupaten, sudah dipertimbangkan keamanan dan risiko bencananya. Apalagi November dan Desember ini masuk musim hujan,” ujar Sulastri.

Sulastri menyebut masyarakat sebagai tempat belajar dan ia mengingatkan agar mahasiswa tidak berbuat hal-hal yang mencoreng nama baik USK dan semua pihak yang terlibat dalam program KKN ini.

"Kami tidak menolerir tindakan apa pun yang dapat mencoreng nama baik almamater dan para peserta KKN, serta desa tempatnya mengabdi,” Sulastri mengingatkan.

Terpisah, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelaksanaan KKN (P3KKN) USK, Drs Zulfitri MBiomed, menyebutkan bahwa 1.096 orang mahasiswa KKN kali ini terdiri atas 465 orang mahasiswa dan 631 mahasiswi.

“Mereka ditempatkan di Aceh Singkil (85 mahasiswa), Nagan Raya (590 mahasiswa), Aceh Jaya (402 mahasiswa), dan Aceh Besar (19 mahasiswa),” sebut Zulfitri.

Menurut Dosen Fakultas Kedokteran USK ini, penempatan mahasiswa USK berdasarkan kerja sama dengan kabupaten/kota di Aceh.

Baca juga: Wali Nanggroe Minta Persoalan Bendera Bintang Bulan Segera Diselesaikan dan Bisa Dikibarkan

Menurutnya, setiap tahun ada saja kabupaten/kota yang berharap ditempatkan mahasiswa KKN di wilayahnya.

“Tapi selama ini belum semua permintaan bisa dipenuhi. Keterbatasan jumlah mahasiswa yang mendaftar KKN membuat P3KKN harus membagi penempatan mahasiswa sedemikian rupa untuk kabupaten yang berminat,” jelas Zulfitri.

Dia contohkan, dari 1.096 jumlah mahasiswa yang mendaftar pada periode ini, tidak semua fakultas bisa mendaftar.

“Ada sejumlah pertimbangan yang juga perlu diperhatikan dalam memiliki program ini bagi mahasiswa, salah satunya dengan jumlah SKS yang ditentukan 100 SKS,” terang Zulfitri.

Kali ini, sebutnya, yang paling banyak ikut KKN adalah mahasiswa dari FT (288 orang) dan yang paling sedikit FK (1 mahasiswa). Sedangkan FKG tidak ada mahasiswa yang mendaftar untuk ikut KKN. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved