Berita Bener Meriah

Tansaran Bidin, Air Terjun Tersembunyi Primadona Wisata Bener Meriah

Selain penghasil biji kopi terbaik, dataran tinggi Gayo juga memiliki panorama alam yang indah dan menarik, seperti air terjun Tansaran Bidin.

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
Foto: Wisata Gayo/Merry 20
Air terjun Tansaran Bidin di Bener Meriah. 

Selain penghasil biji kopi terbaik, dataran tinggi Gayo juga memiliki panorama alam yang indah dan menarik, seperti air terjun Tansaran Bidin.

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, REDELONG - Bagi sebagian orang, Air terjun Tansaran Bidin, objek wisata tersembunyi di hutan Bener Meriah sudah tidak asing di telinga.

Foto dan videonya sudah banyak bersileweran di dunia maya.

Namun, masih sangat sedikit orang yang berkunjung ke air terjun tersembunyi ini.

Pasalnya, letaknya yang di tengah hutan dan butuh sedikit perjuangan untuk tiba di air terjun ini.

Namun, jika ke Tansaran Bidin, lelah dan peluh yang dihasilkan saat mencapai lokasi, akan terbayarkan dengan indahnya ciptaan tuhan di tanah Gayo, yaitu Air Terjun Tansaran Bidin, primadona wisata Bener Meriah.

Selain penghasil biji kopi terbaik, dataran tinggi Gayo juga memiliki panorama alam yang indah dan menarik, seperti air terjun Tansaran Bidin.

Baca juga: Puluhan Wisatawan Lokal Terjebak di Air Terjun Kuta Malaka Hingga Malam Bersama 17 Sepmor

Objek wisata ini berada di Desa Tansaran Bidin, Kecamatan Bandar, Bener Meriah.

Untuk mencapai lokasi ini, ada dua akses yang bisa dilalui wisatawan.

Pertama melalui Jalan KKA – Bener Meriah di Kabupaten Aceh Utara dan kedua melalui Jalan Juli-Takengon di Kabupaten Bireuen.

Melalui jalan KKA, wisatawan harus menempuh perjanalan selama tiga jam dengan jarak kurang lebih 100 kilometer dari Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara.

Sementara melalui Jalan Juli, wisatawan harus menempuh waktu selama kurang lebih empat jam dengan jarak kurang lebih 135 Kilometer dari Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di Kota Bireuen.

Objek wisata ini memang belum diketahui banyak orang, karena lokasinya berada di tengah-tengah hutan belantara dan perbukitan yang terjal.

Baca juga: Pecinta Alam Kibar Bendera di Puncak Air Terjun Guda Meuh

Untuk mencapai lokasi, belum ada akses yang memadai, hanya memiliki jalan setapak yang biasa dilalui oleh pekebun setempat.

Sehingga, wisatawan harus berjalan kaki kurang lebih 800 meter dengan melewati perbukitan terjal dan hutan berantara.

Begitu tiba di Desa Tansaran Bidin, sebuah pamplet petunjuk arah bertuliskan “Objek Wisata Tansaran Bidin” terpampang di pohon di antara rumah-rumah penduduk setempat.

Pamplet tersebut dipasangi oleh mahasiswa KKN di salah satu perguruan tinggi di Aceh.

Dari lokasi ini, wisatawan harus menempuh jarak kurang lebih 1 kilometer hingga sampai di ujung desa.

Di lokasi itu, terdapat lagi petunjuk arah.

Baca juga: Peringati Sumpah Pemuda, Para Pecinta Alam Kibar Bendera di Puncak Air Terjun Guda Meuh Pidie Jaya

Tetapi, tak ada lagi rumah-rumah penduduk setempat.

Wisatawan akan dikelilingi oleh hutan berantara dan pegunungan.

Dari lokasi itu, suara gemuruh air terjun yang jatuh dari perbukitan terdengar jelas.

Tak ada raungan kendaraan, sesekali terdengar suara kicauan burung, selebihnya adalah sunyi.

Untuk mencapai lokasi air terjun, wisatawan harus melewati jalan setapak sepanjang 800 meter dengan melewati perbukitan terjan, kebun warga dan hutan berantara.

Sepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhkan panorama gugusan gunung yang memukau.

Baca juga: Tim PHP2D STIKes Nurul Hasanah Kutacane Launching Wisata Air Terjun Lawe Dua Aceh Tenggara

Setiba di lokasi, seakan lelah yang menghampiri terbayar lunas.

Wisatawan akan disuguhkan panorama air terjun setinggi 50 meter yang cukup eksotis.

Di lokasi ini, tak ada warung yang menjajakan makanan, apalagi toilet dan musala.

Oleh karena itu, wisatawan harus membawa bekal minuman dan makanan sendiri dari rumah.

Seorang wisatawan asal Aceh Utara, Andi Rinaldy mengatakan, ia memilih objek wisata air terjun Tansaran Bidin untuk menghabiskan masa liburan karena lokasinya masih alami.

“Saya tahu adanya objek wisata ini dari medsos dan merasa tertantang, sehingga saya memutuskan untuk mengunjunginya,” kata Andi, belum lama ini.

Mahasiswa Teknik Arsitektur UIN Ar-Raniry ini berharap, objek wisata itu dapat menjadi perhatian pemerintah setempat, sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari lokal maupun luar Aceh.

“Objek wisata ini punya keunikan karena diapit oleh pegunungan, saya kira banyak orang ingin mengunjunginya tetapi tekendala dengan akses,” tutur Andi.

Bagaimana, anda tertarik menjajal? (*)

Baca juga: Pura-pura Minta Tolong Diantar ke Air Terjun, Remaja Pidie Ditikam Teman Pakai Pisau

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved