Luar Negeri
Pasukan Keamanan Sabah Mengonfirmasi Rencana Milisi Kerajaan Sulu Menginvansi Sabah
Divisi intelijen Pasukan Keamanan Sabah sudah mengetahui gerakan semacam itu sebelumnya dan telah berusaha untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
Pertemuan itu diklaim telah berlangsung pada 1 Desember 2021 untuk membahas rencana pengiriman “Tentara Kerajaan Sulu” yang terdiri dari 600 orang untuk menyerang Sabah.
Mengutip sumber tersebut, laporan tersebut mengatakan bahwa pertemuan itu diatur oleh seorang pejabat senior pemerintah lokal di Filipina Selatan.
“Potensi rencana penyerangan Sabah akan membuahkan hasil tergantung pada seberapa besar dukungan politik dan dana yang bisa didapat dari berbagai pihak,” kata sumber itu dalam laporan tersebut.
“Banyak pemangku kepentingan di Filipina dan luar negeri bersedia memanfaatkan masalah ini untuk kepentingan politik dan strategis masing-masing,” katanya.
Kali ini, sumber tersebut mengatakan sekitar 150 hingga 200 mata-mata dari Sulu diperkirakan akan diarahkan ke Lahad Datu dan Semporna.
Kawasan itu akan menjadi tempat pasukan invasi mendarat dan senjata api yang akan digunakan oleh tentara akan dikuburkan di suatu daerah sebelumnya.
Sumber itu mengatakan bahwa ‘jaringan’ tidur berada di Sabah, sementara pengumpulan intelijen dan keamanan telah ditingkatkan di Sabah sejak ditemukannya pertemuan Sulu.
Baca juga: AS dan NATO Khawatirkan Invasi Rusia ke Ukraina, Ratusan Ribu Tentara Dikerahkan ke Perbatasan
Rencana tersebut muncul sembilan tahun setelah upaya terakhir Kesultanan Sulu untuk "mengambil kembali" wilayah Kalimantan Utara setelah masalah kedaulatan yang sudah lama gagal untuk bergerak maju.
“Kegagalan ahli waris Kesultanan Sulu untuk mendapatkan persetujuan dari pemerintah Malaysia untuk menyelesaikan hak kepemilikan atas Sabah mendorong pelaksanaan rencana ini,” kata sumber itu.
Pada bulan Februari 2013, lebih dari 200 militer Sulu bersenjata lengkap menyerbu kota pantai timur Lahad Datu atas perintah Sultan Sulu yang memproklamirkan diri, Jamalul Kiram III.
Invansi itu dipimpin oleh saudara laki-laki Jamalul, Agbimuddin, yang keluarganya sedang mencari leluhur di Sabah.
Kesultanan Sulu pernah menguasai bagian selatan Filipina dan Sabah, sebelum pemerintah Inggris memindahkan Sabah ke Federasi Malaysia pada tahun 1963.
Konflik yang berlangsung lebih dari sebulan itu mengakibatkan tewasnya 68 orang dari kesultanan Sulu, sembilan personel angkatan bersenjata Malaysia, dan enam warga sipil.
Menurut laporan itu, 11 dari 19 walikota yang menghadiri pertemuan rahasia itu menyetujui rencana tersebut sementara sisanya tidak menyetujui atau menolaknya.
Baca juga: Rusia Kumpulkan 90 Ribu Tentara di Dekat Perbatasan Ukraina, Ini Tanggapan Jenderal Top AS
“Setiap walikota diharapkan menyediakan 50 orang yang terampil dan berani berperang. Biaya amunisi dan logistik lainnya akan ditanggung oleh pejabat tinggi yang juga berjanji untuk menyumbangkan 500.000 peso (Rp 143 juta) untuk membangun 100 kapal cepat yang akan digunakan untuk menyerang Sabah,” kata sumber tersebut.