Luar Negeri
Rusia Vs Ukraina, Vladimir Putin Ancam Gunakan Rudal Nuklir Jarak Menengah, Uni Eropa Bisa Lenyap
Ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin itu disampaikan oleh Sergei Ryabkov, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia.
Ini karena ada dugaan pelanggaran oleh Rusia terkait pengembangan rudal jelajah yang diluncurkan dari darat.
Setelah hampir dua tahun menarik diri dari perjanjian itu, mendadak AS membahasnya ketika ada penumpukan pasukan dan peralatan militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina.
Dalam panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan keprihatinan mendalam Inggris atas penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukrain.
Boris menyampaikan kepada Putin, daripada militer, lebih baik menggunakan jalur diplomatik untuk mengurangi ketegangan agar mencari solusi yang tahan lama.
Selain itu, Boris juga menekankan komitmen Inggris terhadap integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina.
Dia memperingatkan bahwa setiap tindakan destabilisasi apa pun akan menjadi kesalahan strategis yang akan memiliki konsekuensi signifikan.
Namun Ryabkov mengatakan ada "indikasi tidak langsung" bahwa NATO bergerak lebih dekat untuk menyebarkan kembali rudal jarak menengah mereka sendiri.
NATO menjawab bahwa tidak akan ada rudal baru AS di Eropa.
Justru sebaliknya, pihaknya siap untuk mencegah rudal baru Rusia dengan respons "terukur".
Itu pun mereka hanya akan melibatkan senjata konvensional. Bukannya rudal nuklir.
Tapi sekali lagi Ryabkov tidak percaya dengan pernyataan NATO.
Baca juga: Mayat Kedua yang Ditemukan Diketahui sebagai Sopir Travel yang Jatuh ke Jurang
Baca juga: Tubuh Bisa Terhindari dari Diabetes hingga Kanker Cuma Rajin Minum Air Rebusan Daun Belimbing Wuluh
Baca juga: TNI/Polri Amankan Pilkades Serentak di Bener Meriah, Personel Diminta tak Terlibat Politik Praktis