Viral Warga Gotong Keranda Jenazah Seberangi Sungai Berarus Deras di Lampung, Ini Faktanya

Dalam video berdurasi sekitar 52 detik menunjukkan serombongan warga menyeberangi sungai sambil menggotong sebuah keranda jenazah.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.COM/DOK. Facebook
Viral video warga menggotong keranda jenazah melewati sungai menuju areal pemakaman. 

Jika sungai meluap maka pemakaman terpaksa ditunda hingga air sungai surut.

"Kemarin sebenarnya sempat banjir (meluap), untungnya pas tadi sore itu banjirnya sudah surut.

Tidak permanen tidak apa-apa, yang penting warga desa bisa lewat, karena ada juga warga desa yang berkebun di seberang sungai," jelasnya.

Kasus Serupa, Warga Pulo Mesjid II Tangse Arungi Sungai untuk Antar Jenazah

Warga Gampong Pulo Mesjid II, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, mengarungi sungai Krueng Inong untuk mengantar jenazah ke lokasi pemakaman umum, Sabtu (13/11/2021).
Warga Gampong Pulo Mesjid II, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, mengarungi sungai Krueng Inong untuk mengantar jenazah ke lokasi pemakaman umum, Sabtu (13/11/2021). (FOTO HANDOVER SERAMBI)

Warga Gampong Pulo Mesjid II, Kecamatan Tangse, Pidie, Sabtu (13/11/2021), mengantar jenazah Muhammad Aidil Fitra (16) harus mengarungi aliran sungai

Tepatnya Sungai Krueng Inong, seiring tidak adanya jembatan di gampong tersebut.

Jenazah diantar warga ke lokasi kuburan umum di gampong tersebut dengan menembus air sejauh 30 meter.

Kondisi aliran Sungai Krueng Inong sangat mengerikan jika tiba-tiba diterjang air bah.

Namun, belum pernah kejadian jenazah terbawa arus Sungai Krueng Inong, kendati saat air sungai deras.

"Warga  Gampong Pulo Mesjid II telah puluhan tahun antar jenazah dengan mengarungi aliran Krueng Inong," kata Sekretaris Gampong Pulo.Mesjid II, Syahril, kepada Serambinews.com, Minggu (14/11/2021).

Ia menjelaskan, kondisi menyedihkan dirasakan warga saat terjadi banjir melanda Tangse, sehingga menyebabkan Krueng Inong melimpah air.

  
Sebab, kedalaman Krueng Inong setinggi pinggang orang dewasa. Pun demikian, warga harus mengarungi Krueng Inong untuk mengantar jenazah dengan ekstra hati-hati. 

Saat itu, sebut Syahril, sebagian warga yang mengantar jenazah harus membuat pagar betis untuk menahan lajunya tekanan air yang kuat. 

Karena, jika tidak warga yang membawa jenazah bisa terseret arus air Krueng Inong. 

"Jika pada malam hari warga harus membawa genset sebagai penerang saat menyeberangi sungai," jelas Syahril.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved