Gerindra Yakin tak Lagi ‘Dikerjai’ Polisi dan Tentara

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengaku lelah setiap pemilihan umum (Pemilu) partainya

Editor: bakri
kompas.com
Sufmi Dasco Ahmad 

* Lelah Setiap Pemilu Hanya Nyaris Menang

JAKARTA - Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengaku lelah setiap pemilihan umum (Pemilu) partainya hanya nyaris menang.

Tak pernah benar-benar memenangi kontestasi.

“Kita sudah capek dari Pemilu ke Pemilu hampir menang, tapi enggak pernah menang.

Nah tahun ini kita harus menang,” kata Dasco saat penutupan Kongres ke-3 Tunas Indonesia Raya (Tidar) di Hotel Grand Sahid Jakarta, Minggu (19/12/2021).

Karena itu kata Dasco, pihaknya akan segera membentuk badan saksi.

Dasco menyebut langkah itu diambil agar pada Pemilu 2024 mendatang Gerindra bisa menang dan Prabowo Subianto terpilih menjadi presiden.

Dasco mengaku telah berbicara dengan ketua umum partainya itu terkait rencana membentuk badan saksi untuk bisa memenangkan kontestasi lima tahunan tersebut.

“Kuncinya itu saksi,” kata Dasco.

Badan saksi tersebut rencananya akan disiapkan mulai Januari 2022.

Menurutnya, badan saksi harus segera dibentuk supaya menjelang Pemilu tidak kebingungan.

"Kita sedang siapkan badan saksi yang kita akan jalan pada Januari.

Selalu kita dekat dekat itu bingung saksi sehingga kita bangun badan saksi," ujarnya.

Dasco menjelaskan, sejumlah sayap organisasi Gerindra seperti Tunas Indonesia Raya (Tidar) dan Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria) akan diikutsertakan.

"Di badan saksi inilah kontribusi sayap sayap partai ini penting karena mereka mempunyai anggota di basis basis.

Nanti kita akan maping bersama sama di mana Tidar, Satria di mana yang lain lain untuk saksi utama," ucapnya.

Selain itu pihaknya juga akan merekrut beberapa organisasi dan lembaga dari luar demi menyukseskan Pemilu 2024.

Organisasi dan lembaga itu akan terintegrasi dengan badan saksi.

"Sehingga nanti terkonsolidasi di badan saksi dengan sistem sehingga dari hari ke hari sampai dengan pemilu itu kita tahu di sini kita sudah diisi siapa badan saksinya," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu Dasco mengajak kader dan jajaran Tidar memanfaatkan posisi Partai Gerindra sebagai anggota koalisi pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin.

Menurut dia, dengan bergabung ke pemerintahan, situasi Gerindra akan berbeda dari sebelumnya.

Ia yakin pada pemilu mendatang partainya tak lagi 'dikerjai' oleh polisi dan tentara seperti yang sudah-sudah.

"Pak Hashim (Djojohadikusumo) bilang 12 tahun kita ini oposisi, kita digencet-gencet.

Sekarang kita manfaatkan diri kita sebagai koalisi," kata Dasco.

"Kita enggak mungkin lagi dikerjai polisi.

Kita enggak mungkin lagi dikerjai sama tentara.

Kenapa? Karena kita koalisi pemerintah.

Bahkan (anggota) koalisi yang paling taat.

Oleh karena itu, memanfaatkan posisi kita sebagai koalisi, Pemilu legislatif ini kita harus menambah kursi yang banyak untuk Partai Gerindra," katanya.

Terpisah, Ketua Umum Tidar terpilih Rahayu Sarwasati mengatakan pihaknya siap mengerahkan anggota Tidar di 20 kabupaten/kota untuk dilibatkan dalam badan saksi.

Pihaknya akan mengikuti pemilihan untuk badan saksi tersebut.

"Kita punya SDM di 20-an daerah provinsi yang mana kita siap sebagai saksi di TPS masing masing dan itu artinya kita siap mendaftarkan diri kita dari bagian badan saksi ini untuk ke depan," kata Saraswati.

Seperti diketahui, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sudah mengalami kekalahan berturut-turut di Pilpres 2014 dan 2019.

Prabowo juga kalah saat menjadi Cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri di Pilpres 2009.

Namun, belakangan Prabowo disebut-sebut sebagai capres terkuat di 2024 dalam sejumlah lembaga survei.

Namanya selalu berada di urutan teratas dan disandingkan dengan nama nama calon lain seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

‘Sudah Ada Cap, 3 Kali Kalah’

PolitikusPartai Gerindra, Arief Poyuono, mengakui, sebagian besar kader dan pengurus partainya memang bersikukuh untuk mendorong Ketua Umum Prabowo Subianto maju kembali dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hanya saja, Arief mengatakan bahwa pengusungan Prabowo dalam Pilpres tidak akan berjalan mudah, terlebih untuk menang dalam Pilpres 2024.

"Tapi saya ingatkan kembali, tidak mudah, tidak gampang untuk Prabowo menang," kata Arief saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (19/12/2021).

Bukan tanpa alasan, mantan Wakil Ketua Umum Gerindra itu menilai pencalonan Prabowo kembali akan berdampak pada partainya.

Salah satu dampak itu adalah cap buruk akan disematkan pada Gerindra apabila Prabowo kembali kalah dalam Pilpres.

"Kenapa? Satu, sudah ada yang namanya cap tempelan, Prabowo tiga kali kalah loh.

Jangan lagi nanti ada kata-kata kita kalah lagi kita diolok-olok lagi," kata Arief.

Atas hal tersebut, ia menyarankan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra dan kader untuk mempertimbangkan kembali pengusungan Prabowo dalam Pilpres 2024.

Menurut Arief, akan lebih baik dipikirkan benar Prabowo bisa menang atau tidak.

Dia pun mengaku, selama mengikuti kontestasi Pilpres sebagai tim sukses Prabowo tidak lah mudah.

Di sisi lain, popularitas Prabowo yang jarang tampil di publik dikhawatirkan menjadi kekurangannya meraih suara untuk Pilpres.

"Dia lebih urus Kemhan (Kementerian Pertahanan) enggak suka pencitraan, itu kelemahan Prabowo, sedangkan yang lain kan seperti Ganjar, Anies, AHY, Erick Thohir, pintar-pintar dia pencitraan dan masih muda," nilai dia.

Selain itu, Arief juga mengaku bahwa para pendukung Prabowo dalam Pilpres 2019 juga perlahan meninggalkannya.

Ia bahkan menyebut secara spesifik, barisan 212 yang disebut pada Pilpres 2019 mendukung Prabowo sudah berpaling ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Itu hak mereka, artinya pilihan mereka akan dukung Prabowo atau tidak.

Itu salah satu juga handicap Prabowo pendukungnya mana lagi.

Belum kaum buruh, Iqbal (Said Iqbal) sekarang bentuk Partai Buruh, belum lagi buruh kemarin katanya dukung Anies.

Itu juga harus hitungan kalau Prabowo mau maju lagi, dukungan terhadap Prabowo mulai ditinggalkan," pungkasnya.(kompas. com)

Baca juga: Gerindra Akan Panggil Mulan Jameela, Soal Dugaan Pelanggaran Karantina Kesehatan

Baca juga: Survey CISA: Partai Demokrat Melejit, Bayangi PDIP. Bagaimana dengan Golkar dan Gerindra?

Baca juga: Prabowo dan Megawati Bertemu, Sinyal Koalisi PDIP-Gerindra, Bagaimana Nasib Ganjar di Pilpres 2024?

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved