Berita Lhokseumawe

Gerhana Bulan dan Matahari Diprediksi Kembali Terjadi Pada Mei 2022, Begini Hasil Kajian Ilmu Falak

Dari empat kali gerhana sepanjang tahun 2022 itu, dua kali akan terjadi pada bulan Mei, yakni Gerhana Matahari Parsial dan Gerhana Bulan Total.

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Is. 

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Sesuai hasil kajian ilmu Falak, sepanjang tahun 2022 nanti, bakal terjadi empat kali gerhana, yakni dua kali gerhana bulan dan dua kali gerhana matahari.

Dari empat kali gerhana sepanjang tahun 2022 itu, dua kali akan terjadi pada bulan Mei, yakni Gerhana Matahari Parsial dan Gerhana Bulan Total.

Untuk diketahui, gerhana merupakan peristiwa terhalangnya cahaya dari sebuah sumber oleh benda yang lain.

Seperti terhalang cahaya Matahari oleh Bulan yang menyebabkan terjadinya Gerhana Matahari dan terhalang cahaya Matahari oleh Bumi yang menyebabkan Gerhana Bulan

Gerhana Matahari terjadi pada fase Bulan baru (new moon), sedangkan Gerhana Bulan terjadi pada fase bulan purnama (full moon).

Namun tidak setiap bulan baru akan terjadi Gerhana Matahari dan juga tidak setiap bulan purnama terjadi Gerhana Bulan. 

Baca juga: Berikut Rangkuman Kejadian Gerhana Matahari dan Bulan Selama Lima Tahun Terakhir

Hal ini disebabkan bidang orbit Bulan dalam mengitari Bumi tidak sejajar dengan bidang orbit Bumi dalam mengitari Matahari.

Seandainya bidang orbit Bulan sama dengan bidang orbit Bumi, maka bisa dipastikan disetiap bulan baru akan terjadi Gerhana Matahari dan setiap bulan purnama terjadi Gerhana Bulan.

Gerhana Matahari dikenal ada empat jenis:

Pertama Gerhana Matahari Total, di mana saat puncak gerhana terjadi, seluruh piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan sehingga Matahari terlihat hitam dan memancarkan cahaya korona yang indah. 

Kedua Gerhana Matahari Parsial, di mana saat puncak gerhana terjadi hanya sebahagian piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan. 

Ketiga Gerhana Cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana terjadi, piringan Bulan hanya menutupi pertengahan piringan Matahari saja sehingga Matahari terlihat bercahaya pada lingkaran pinggir saja yang berbentuk mirip cincin dan pada posisi tengah Matahari berwarna hitam. 

Baca juga: Di Tahun 2022, Masyarakat Aceh Hanya Sekali Bisa Saksikan Gerhana Bulan Total 

Keempat Gerhana Hibrida, di mana saat puncak gerhana terjadi, di satu daerah terlihat Gerhana Matahari Total dan di daerah lain terlihat berbentuk Gerhana Cincin.

Gerhana jenis terakhir ini tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau langka.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved