Kisah Pilu Anak, Bertahun Merantau hingga Sukses, Menangis Lihat Ibu Meninggal Sendirian di Rumah
Kisah pilu ini dialami sang anak yang telah sukses di perantauan, tapi harus kehilangan sang ibu untuk selamanya.
Padahal mereka meminta tolong agar mengecek ke rumah ibunya karena teleponnya tidak aktif.
Namun karena juga tak berhasil menghubunginya, akhirnya mereka menyempatkan diri pulang.
Mungkin karena sebagai anak kandung, sehingga firasat mereka cukup tajam kalau ada sesuatu yang tidak semestinya.
Sebab, tak biasanya sang ibu sulit dihubungi karena mereka selalu rutin bergantian menghubungi ibunya.
"Akhirnya, mereka janjian pulang dan tiba di rumahnya Minggu sore. Namun sampai di rumah, ada yang aneh karena kondisi rumahnya sepi," papar Agus.
Korban itu tinggal di kota kecamatan dan rumahnya berada di tepi jalan raya yang dipenuhi deretan pertokoan, sehingga selalu ramai siang dan malam.
Kebetulan rumah korban besar dan bagus sehingga kalau hanya ditempati sendiri mungkin terlalu besar.
Karena itulah rumah bagian depan atau menghadap ke jalan raya dikontrakkan. Itu dipakai toko oleh penyewanya.
Sedang, korban menempati rumah bagian belakang. Namun demikian, rumah korban masih terlihat besar karena masih ada garasi dan isinya mobil Honda Jazz serta dan sepeda motor Honda Supra.
"Meski saat ditemukan jasadnya sudah berbau namun tak sampai tercium ke depan. Sebab di antara bangunan depan (toko yang disewakan ke orang lain) dengan yang ditempati korban, ada tembok penyekatnya," jelas Agus.
Begitu di rumahnya, Titik dan Septian heran melihat kondisinya sepi.
Dan sang ibu tak terlihat meski sudah diteriaki berkali-kali.
Bahkan pintu depan rumahnya tak bisa dibuka sebab pintu itu terkunci dari dalam sehingga mereka menduga ada sesuatu yang tak wajar atas ibunya itu.
Bahkan para tetangganya juga tak ada yang tahu keadaan itu.
"Karena tak bisa membuka pintu depan sehingga didatangkan tukang kunci, untuk membukanya. Ternyata benar, itu terkunci dari dalam," paparnya.