Berita Abdya
Rumpun Bambu Hambat Aliran Sungai di Tangan-Tangan Abdya
Rumpun bambu yang tumbang di Gampong Masjid Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menghambat aliran sungai (krueng) Tangan-Tangan
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Rumpun bambu yang tumbang di Gampong Masjid Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menghambat aliran sungai (krueng) Tangan-Tangan.
Tumbangnya rumpun bambu yang kabarnya terjadi beberapa hari lalu itu, akibat derasnya guyuran hujan serta erosi di sepanjang tebing sungai.
Pasca tumbangnya rumpun bambu kerukuran besar itu, telah membuat aliran sungai menjadi tidak lancar.
“Jika sewaktu-waktu debit air sungai meningkat, tentu kondisi itu akan memicu terjadinya banjir luapan,” kata salah seorang warga, Jabaruddin.
Menurutnya, akibat hal itu bukan saja berdampak pada Gampong Masjid dikhawatirkan terkena imbas banjir luapan.
Baca juga: Cegah Kerumunan Pergantian Tahun Baru, Seluruh Warung Wajib Tutup Pukul 23.00 WIB
Beberapa Gampong lainnya yang berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) seperti di Gampong Padang Kawa, Drien Jaloe dan Pante Geulumpang juga akan terdampak.
Ia mengaku, sejauh ini rumpun bambu yang tumbang serta menghambat aliran sungai itu, masih belum tersentuh.
“Hingga saat ini, belum ada upaya maupun tindakan untuk melakukan pembersihan.
Kejadian seperti ini bukanlah kali pertama terjadi, bahkan telah berulang kali serta menyebabkan bencana lain yang menimbulkan kerugian bagi warga,” katanya.
Rumpun bambu yang tumbuh di pinggir sungai itu, katanya, memang kerap ambles akibat derasnya arus air saat debit air sungai meninggi.
“Karena jumlahnya yang banyak, dapat menyumbat aliran sungai dalam waktu relatif singkat, apalagi sungai itu tidak terlalu lebar hanya sekitar 10 meter,” sebutnya.
Baca juga: Debu Selimuti Jalan Lingkar Kompleks Perkantoran Abdya
Jika dibiarkan, tambahnya, maka sampah akan menumpuk akibat aliran sungai yang tertahan dan luapan air akan terjadi.
“Biasanya ada tim yang turun ke lokasi untuk melakukan pembersihan, soalnya masyarakat tidak memiliki alat khusus untuk mengevakuasi rumpun bambu tersebut dari DAS,” ungkapnya.
Dia katakan, jika cukup dengan parang saja, mungkin sejak awal warga sudah bisa bergerak cepat untuk mengambil tindakan.
Namun, untuk rumpun bambu sebesar itu butuh peralatan lain, seperti excavator, agar lebih maksimal proses pembersihan.
“Kami berharap ada upaya penanggulangan dari instansi terkait, sehingga kekhawatiran warga akan banjir luapan tidak akan terjadi,” pungkasnya. (*)
Baca juga: BSI Luncurkan UMKM Center di Banda Aceh, Ini Pertama di Indonesia