Rohingya Didaratkan di Pelabuhan Krueng Geukueh, Mahfud Tegaskan Pemerintah Hanya Tampung Sementara
Penyebabnya, Indonesia hingga saat ini bukan termasuk ke dalam daftar negara yang turut meratifikasi konvensi pengungsi.
SERAMBINEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menegaskan bahwa Indonesia hanya sementara menampung pengungsi Rohingya.
Penyebabnya, Indonesia hingga saat ini bukan termasuk ke dalam daftar negara yang turut meratifikasi konvensi pengungsi.
"Kita punya rasa kemanusiaan juga. Mereka itu masuk ke perairan dan ada yang mau mati. Ada yang melompat, ada yang mau menenggelamkan diri karena sakit, ada yang karena kalau dikembalikan dia lebih baik mati saja," ujar Mahfud dalam jumpa pers di kantornya, Kamis (30/12/2021).
"Karena kita tak ikut meratifikasi tentang apa yang disebut UNHCR itu, maka kita hanya menolong. Kita punya satgas di situ. UNHCR itu Komisi PBB di bidang pengungsian, tapi kita tak meratifikasi itu. Tapi kita kan punya kemanusiaan. Kita tampung tapi sementara," jelasnya.
Terbaru, TNI Angkatan Laut (AL) menarik kapal pengangkut pengungsi etnis Rohingya yang membawa 100 orang lebih menuju Pelabuhan Krueng Geukueh di Kota Lhokseumawe, Aceh.
Penarikan dilakukan dari titik ditemukannya sekitar 53 mil perairan Bireuen, Aceh, Kamis pagi.
“Estimasi akan tiba di Pelabuhan Kruengkeukuh Lhokseumawe sekitar pukul 18.30 WIB," ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, melalui keterangan resmi, Kamis.
Pelabuhan ini dipilih karena perlunya sarana labuh, sterilisasi lokasi untuk pemeriksaan kesehatan, dan penegakan protokol kesehatan, selain juga lebih dekat dengan tempat karantina dan tempat relokasi jika diputuskan relokasi.
Ia mengatakan, penarikan telah dilaksanakan sejak pukul 06.00 WIB pagi ini, setelah kondisi cukup terang dan aman untuk proses pengikatan dan penarikan kapal di tengah ombak laut lepas.
Kapal itu dikabarkan banyak mengangkut anak-anak dan perempuan etnis Rohingya.
Penarikan ini disebut atas perintah Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, menyusul adanya keputusan dari pemerintah atas dasar kemanusiaan.
Baca juga: Dorong Selamatkan Rohingya, Akademisi UIN Ar-Raniry : Islam Mengajarkan Kita untuk Membantu Orang
Baca juga: Pemerintah Tampung Rohingya yang Terombang ambing di Laut, Langkah Diambil Atas Nama Kemanusiaan
Diberitakan, Pemerintah memutuskan menampung pengungsi Rohingya yang terapung di atas sebuah kapal di lautan dekat Kabupaten Bireuen, Aceh, Rabu (29/12/2021).
Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Inspektur Jenderal Armed Wijaya mengatakan, langkah ini diambil atas nama kemanusiaan.
"Atas nama kemanusiaan, Pemerintah Indonesia akan menampung pengungsi Rohingya yang saat ini terapung-apung di atas sebuah kapal di lautan dekat Kabupaten Bireuen, Aceh. Keputusan ini dibuat setelah mempertimbangkan kondisi darurat yang dialami pengungsi di atas kapal tersebut," kata Armed dikutip dari keterangan pers, Kamis (30/12/2021).
Armed mengungkapkan, berdasarkan pengamatan, penumpang kapal tersebut didominasi oleh perempuan dan anak-anak.
Namun, belum diketahui jumlah persis pengungsi Rohingya yang ada di atas kapal itu.
"Jumlah pasti dari pengungsi tersebut baru akan diketahui setelah pendataan lebih lanjut. Kapal pengungsi saat ini sedang berada sekitar 50 mil laut lepas Pantai Bireuen dan akan ditarik ke daratan," ujar dia.
Armed yang juga Ketua Satgas Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri Kemenko Polhukam itu mengatakan, pemerintah segera melakukan koordinasi dan penanganan pengungsi sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.
Ia mengatakan, mengingat situasi pandemi Covid-19 saat ini, para pengungsi juga akan menjalani penapisan (screening) kesehatan.
"Mengingat situasi pandemi, keseluruhan pengungsi akan menjalani screening kesehatan untuk selanjutnya akan dilakukan pendataan dan pelaksanaan protokol kesehatan bagi para pengungsi," kata dia.
Selanjutnya, Satgas Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri Kemenko Polhukam akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, TNI, Polri, dan pemangku kepentingan terkait lainnya agar pengungsi mendapatkan penampungan, logistik dan akses kesehatan.
Mengutip Kompas.id, sebelumnya sebuah kapal yang mengangkut warga etnis Rohingya dilaporkan berada di perairan Indonesia, tepatnya di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.
Sekretaris Panglima Laot Aceh/Lembaga Adat Nelayan Miftah Cut Adek, Selasa (28/12/2021), menuturkan, kapal Rohingya masih berada di perairan Aceh.
Kapal itu mengangkut puluhan orang yang terdiri dari laki-laki dewasa, perempuan, dan anak-anak.
”Kapalnya masih di laut. Nelayan kita sudah membantu logistik,” ujar Miftah.
Ia mengatakan, keberadaan kapal Rohingya itu awalnya dilihat oleh nelayan Bireuen.
Posisi kapal itu diperkirakan 67 mil (124 km) dari pantai.
Saat kapal nelayan mendekat, para pengungsi Rohingya memberikan isyarat minta bantuan.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Aceh Komisaris Besar Winardy mengatakan, tujuan pengungsi Rohingya berlayar ke Malaysia, tetapi karena kehabisan bahan bakar, kapal terombang-ambing ke perairan Aceh.
Winardy mengatakan, Polda Aceh, Pemkab Bireuen, dan Pangkalan TNI AL Lhokseumawe membantu pangan, sandang, obat-obatan, dan bahan bakar. Bantuan itu diantar pada Selasa sore.
Baca juga: Ramai Diperbincangkan, Ini Daya Tarik Metaverse yang Bikin Banyak Orang Rela Investasi Besar-besaran
Baca juga: Polresta Banda Aceh Rilis Pengungkapan Kasus Sepanjang Tahun 2021
Baca juga: Razman Nasution Marah Dengar Ucapan Richard Lee hingga Ancam Somasi : Bahasamu yang Santun!
Kompas.com: Mahfud Tegaskan Pemerintah Hanya Tampung Sementara Pengungsi Rohingya