Berita Banda Aceh
1 Jam Bersama Diaspora, Cerita Indra Iskandar dan Pertemuan Berkesan dengan Tgk Abdullah Syafii
Kisah tentang momen bersejarah itu diceritakan Indra Iskandar saat tampil dalam program “1 Jam Bersama Diaspora”
“Situasi saat itu masih sangat sensitif.
Kita secara naluriah tidak tahu seperti apa dan bagaimana, namun hanya ada niat untuk Aceh bahwa ini harus diselesaikan dengan cara yang pantas,” katanya.
Belakangan, setelah kembali ke Jakarta, Indra Iskandar baru tahu bahwa lokasi pertemuan itu adalah di Jiem-jiem, Kecamatan Bandar Baru, Pidie, yang merupakan markas utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
“Ini merupakan pertemuan yang menjadi titik awal komunikasi antara pemerintah pusat dengan GAM,” ungkap Indra Iskandar.
Sosok Tgk Lah
Indra Iskandar menceritakan, pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana hangat dan penuh persahabatan.
Menurutnya, Tgk Abdullah Syafii adalah sosok yang sangat hangat, bershabat, humanis, dan punya harapan yang sangat besar terhadap Aceh yang lebih baik.
“Cara pandang saya dengan Pak Bondan waktu itu sama, melihat Teungku Lah itu, dari ekpresi wajahnya, matanya, kata-katanya sangat hangat dan sangat santun, sangat humanis.
Di luar yang dibayangkan di Jakarta,” katanya.
Padahal, kata Indra, sejak turun dari pesawat hingga perjalanan ke markas GAM, Bondan Gunawan dan dirinya sudah menggunakan rompi antipeluru.
Ini sebagai langkah antisipasi, karena saat itu tidak ada yang bisa menebak, siapa kawan dan siapa lawan.
“Pak Bondan juga begitu (pakai rompi antipeluru), kita Bismilah kita jalankan keyakinan itu.
Saat bertemu Teungku Lah kami semakin yakin Aceh ke depan memiliki masa depan yang sangat baik, karena figur Teungku Lah itu adalah figur harapan untuk membangun peradaban Aceh lebih baik,” ujarnya.
Baca juga: 1 Jam Bersama Diaspora, Kisah Ikhlash Berkeliling Dunia hingga Jadi Manajer di Singapura
Baca juga: Dialog Diaspora Aceh Melintas Jagad Taman Iskandar Muda Lahirkan 12 Rekom, Apa Saja?
Sekembali ke Jakarta, Indra Iskandar yang kala itu menjadi salah satu pejabat di Sekretariat Negara (Sesneg) sampai meletakkan foto dirinya dengan Tgk Abdullah Syafii di meja kerja.
Hingga teman-temannya mengkritik, karena bisa menimbulkan kesan seolah dirinya berpihak pada GAM.