Berita Aceh Timur
Banjir Mulai Surut Pengungsi Pulang ke Rumah, 19 Desa di Aceh Timur Masih Terendam
Banjir yang merendam Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Utara pada Kamis (6/1/2021) mulai surut di beberapa kecamatan
IDI - Banjir yang merendam Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Utara pada Kamis (6/1/2021) mulai surut di beberapa kecamatan.
Seiring dengan itu, sebagian pengungsi juga sudah pulang ke rumah masing-masing.
Khusus di Aceh Timur, hingga Kamis (6/1/2022), 19 desa yang tersebar di enam kecamatan terendam.

Gampong-gampong di Aceh Timur yang masih terendam banjir yaitu di Kecamatan Ranto Peureulak 1 desa (Gampong Kliet).
Pante Bidari dua desa (Sijudo dan Blang Seunong), Peureulak Barat sembilan desa (Beusa Seberang, Beringen, Tanjung Tualang, Kabu, Beusa Baro, Meunasah Gedong, Kebon Teumpen, Teumpen, dan Paya Gajah).
Selanjutnya, di Kecamatan Julok satu desa (Lhok Seuntang), Simpang Ulim satu desa (Teupin Breuh), serta di Kecamatan Peureulak sebanyak lima desa yaitu Cek Mbon, Blang Balok, Lhok Dalam, Beusa Meurano, dan Gampong Blang Bitra.
"Ketinggian banjir saat ini berkisar 10 sampai 50 centimeter, dan banjir di semua desa itu berangsur surut," ungkap Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Aceh Timur, Ashadi SE MM, kepada Serambi, Kamis (6/1/2021) malam.
Dari 19 desa itu, sebutnya, warga yang masih mengungsi sebanyak 420 Kepala Keluarga (KK) atau 1.969 jiwa.
Meski banjir di beberapa kecamatan sudah surut, Ashadi tetap mengimbau masyarakat agar waspada dan selalu hati-hati, memperhatikan cuaca, membersihkan saluran, tenang dan siaga bencana.
"Untuk menghindari bertambahnya korban jiwa, kita imbau orang tua selalu mengawasi anak-anaknya agar tidak bermain dalam banjir," harap Ashadi.
Aceh Utara
Banjir yang merendam 16 kecamatan di Aceh Utara sejak 1 Januari 2022, pada Kamis (6/1/2022) mulai surut di beberapa kecamatan.
Sehingga, sebagian pengungsi juga sudah pulang ke rumah masing-masing.

Sedangkan sejumlah kecamatan lain seperti di Lhoksukon, Tanah Pasir, dan Baktiya Barat, masih terendam.
“Di beberapa kecamatan memang sudah surut airnya, tapi di sejumlah kecamatan lain seperti Lhoksukon sampai sekarang banjir masih bertahan,” ujar Kabag Humas Pemkab Aceh Utara, Hamdani, kepada Serambi, kemarin.
Untuk kawasan yang banjirnya sudah surut, menurut Hamdani, pengungsinya juga sudah pulang ke rumahnya.
Sementara di kecamatan yang masih terendam, tambahnya, warga juga masih mengungsi di meunasah, balai pengajian, dan tempat-tempat lain yang aman dari banjir.
“Menurut data yang kami terima, korban banjir yang mengungsi mencapai 36 ribu orang.
Tapi, sekarang jumlahnya tak sebanyak itu lagi karena sebagian sudah pulang ke rumahnya,” ungkap Hamdani Dibantu BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (5/1/2021), menyerahkan bantuan senilai Rp 250 juta kepada korban banjir di Aceh Timur.
Bantuan itu secara simbolis diterima Bupati Aceh Timur, H Hasballah bin MH Thaib SH alias Rocky, seusai rapat koordinasi dan evaluasi dengan perwakilan BNPB dan Kepala Perangkat Daerah (KPD) di Aula Dekranasda setempat.
Perwakilan BNPB yang hadir ke Aceh Timur antara lain Erlangga Muhamad, Inna Arumsari Fitriany dan Simon Maruli Siahaan.
Pada kesempatan itu, Hasballah atas nama Pemkab dan masyarakat Aceh Timur mengucapkan terima kasih kepada BNPB dan para pihak lainnya yang sudah membantu korban dan penanganan banjir di kabupaten itu.
Terima kasih kepada BNPB yang sudah hadir langsung ke mari untuk melakukan kaji cepat dan membantu penanganan darurat bencana banjir.
Kami sangat terbantu dan sangat bersyukur atas bantuan ini,” ungkap Rocky saat memimpin rapat tersebut.
Dalam rapat tersebut, Bupati Aceh Timur juga menyampaikan kepada pihak BPNB bahwa kabupaten itu sangat membutuhkan tanggul sungai untuk membentuk luapan air sungai di musim banjir seperti di Sungai Arakundo.

Dalam rakor tersebut juga ditetapkan bahwa masa tanggap darurat di Aceh Timur berlaku hingga 13 Januari mendatang.
Baca juga: Bantu Korban Banjir, Kajati Aceh Antar 1 Ton Beras dan Uang Rp 100 Juta ke Aceh Utara
Perwakilan BNPB mengapresiasi sikap bupati dan jajaran Pemkab Aceh Timur atas kerja cepat dalam pendistribusian bantuan, penanganan prasarana dan sarana yang rusak, serta evakuasi dan penyelamatan terhadap warga yang terdampak banjir.
Perwakilan BNPB berharap kepada Pemkab Aceh Timur agar dapat segera menyiapkan data-data untuk percepatan penanganan dampak banjir tersebut.
Pemkab Data Kerusakan
Kabag Humas Pemkab Aceh Utara, Hamdani, kepada Serambi, kemarin, juga menjelaskan, sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di kabupaten itu sudah mulai mendata kerusakan dan kerugian akibat banjir yang merendam ribuan rumah, kantor pemerintahan, serta prasarana dan sarana umum lainnya.
Menurut Hamdani, OPD di Aceh Utara yang sudah melakukan pendataan antara lain Dinas Pendidikan Kebudayaan (Disdikbud).
Hasil pendataan sementara, sebutnya, jumlah kerugian yang ditimbulkan karena banjir di dinas itu mencapai Rp 34,6 miliar.
Angka tersebut, sambung Hamdani, didasarkan pada jumlah bangunan dan fasilitas sekolah yang rusak.
Baca juga: Hutan Gundul Resapan Air Hilang, Banjir Terus Hantui Masyarakat
Baca juga: Turunkan Dokter Spesialis, FK Unimal Gelar Pengobatan Bagi Korban Banjir
Ia merincikan, kerugian sebesar itu berasal dari kerusakan mobiler dalam 288 ruang belajar, kerusakan buku SD dan SMP di 48 sekolah, kerusakan laptop, pagar sekolah, paving blok, lantai keramik, dan rehab ringan sekolah.
“Jadi, taksiran kerugian sementara akibat banjir mencapai Rp 34 miliar lebih,” katanya.
Sedangkan di Dinas Pertanian dan Pangan, tambah Hamdani, berdasarkan hasil pendataan sementara untuk areal semai benih padi yang terendam mencapai 1.915 dari 2.001 hektare areal persemaian.
Sedangkan tanaman padi yang terendam, katanya, mencapai 946 hektare dari total areal tanam 2.105 hektare.
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Ashadi SE MM, mengatakan, setelah banjir surut di beberapa kecamatan, pihaknya akan turun ke lapangan melakukan kaji cepat serta mendata kerusakan prasarana dan sarana umum.
"Kalau jalan yang tertutup longsor di Alue Seutang langsung kita tangani.
Begitu juga pangkal jembatan Keude Geureubak yang putus, sudah ditangani secara darurat dan kini sudah bisa dilalui kembali," ungkap Ashadi.
"Kalau banjir sudah surut, kita akan fokus memperbaiki prasarana dan sarana yang rusak," tambahnya. (c49/jaf)
Baca juga: Cegah Banjir Bandang, Pemerintah Harus Selamatkan Hutan
Baca juga: Banjir Surut, Pemkab Aceh Utara Mulai Pendataan Kerugian, Disdikbud Taksir Rugi Rp 34,6 Miliar