Kunjungi Kemenag Aceh, Syech Fadhil Siap Dukung Upaya Mewujudkan Kemandirian Dayah
“Kami bersama Kemenag Aceh komit dan siap bersinergi, membangun komunikasi yang intens menggoalkan keinginan kita"
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh, Fadhil Rahmi Lc MA menyatakan siap mendukung upaya Kementerian Agama Aceh untuk mewujudkan kemandirian dayah.
Hal itu disampaikan Senator Aceh tersebut saat melakukan kunjungan silaturrahmi bersama pengurus Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh, Mirzan Marwazi Lc MA, ke Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Aceh, Kamis (6/1/2022) kemarin.
Kedatangan Syech Fadhil disambut oleh Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Drs H Maiyusri MA dan jajaran di ruang kerjanya.
Dalam pertemuan itu, Fadhil Rahmi mengatakan mendukung sepenuhnya keinginan Kemenag Aceh untuk mewujudkan kemandirian pesantren (dayah) di Aceh.
Ia berharap, pesantren yang sudah mendapatkan bantuan kemandirian dari pemerintah, agar betul-betul menggunakan anggaran dimaksud sesuai perencanaan dan target.
Sehingga akan lebih menyemangati pemerintah dalam menjalankan program ini selanjutnya.
Baca juga: Tol Padang Tiji – Jantho Tersambung, Target Tuntas Semua Akhir Desember 2022
Baca juga: Partai Adil Sejahtera Aceh Kantongi SK Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Baca juga: Cara Dapatkan Bonus Kuota TikTok Hingga 10 Gb Bagi Pengguna IM3 Ooredo dan Tri, Ini Langkahnya
“Kita akan mensupport dan membangun networking sehingga Aceh bisa lebih maksimal dapat dana kemandirian tersebut,”
“Kami bersama Kemenag Aceh komit dan siap bersinergi, membangun komunikasi yang intens menggoalkan keinginan kita, upaya memberikan kontribusi maksimal bagi kemajuan lembaga keagamaan khususnya pesantren/dayah yang ada di Aceh,” kata Syech Fadhil.
Sementara Maiyusri mengatakan, dayah/pesantren adalah lembaga yang sangat potensial untuk membangun kemandirian dibandingkan dengan lembaga lain.
“Pesantren adalah lembaga yang punya jiwa atau ruh yang kuat, dan salah satu kekuatannya adalah pesantren miliki kemandirian. Kalau pesantren mau tetap lestari keberadaannya, mutlak perlu menumbuhkan kemandirian,” kata dia.
Maiyusri menjelaskan, bantuan luar adalah sesuatu yang sifatnya insidentil dan tidak permanen. Sedangkan kegiatan pesantren terus menerus dan butuh biaya operasionalnya.
Kemenag lanjut Maiyusri, sudah berfikir dan mempunyai konsep menyemangati pesantren ke arah mandiri.
“Maka Kemenag memperkuat program kemandirian tersebut dengan mensupport bantuan dan pembinaan kemandirian,” ujar Maiyusri.
Selain itu, tambah dia, juga dibutuhkan keinginan yang kuat dan sinergi lintas pihak untuk mengubah kultur pesantren yang selama ini hanya mampu melahirkan SDM berbasis agama, menjadi pesantren yang berhasil menciptakan santri berkeahlian khusus.
“Sehingga tercapainya nilai keseimbangan kebahagian dunia dan akhirat,” ungkap Maiyusri.