Menkes Minta Masyarakat Bersiap Menghadapi Gelombang Omicron

114 pasien yang dinyatakan sembuh itu telah diperbolehkan kembali ke rumah. Walaupun cepat transmisinya, tetapi kondisi keparahan lebih ringan.

Dok. BNPB
Budi Gunadi Sadikin 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat mewaspadai gelombang varian baru Omicron. Indonesia kata Menkes diprediksi akan mengalami peningkatan kasus Omicron.

"Memang kenaikan transmisi Omicron akan jauh lebih tinggi dari Delta, tetapi yang dirawat akan lebih sedikit. Sehingga strategi Kemenkes RI akan digeser yang tadinya ke rumah sakit, kini fokusnya ke rumah, sehingga tidak banyak orang yang ke rumah sakit," kata Menkes saat konferensi pers virtual, Senin (10/1/2021).

Menkes menyatakan, dari jumlah kasus omicron yang ada di Indonesia sekarang yakni 414 orang, 114 di antaranya telah sembuh.

Kementerian Kesehatan disebut Menkes, telah melakukan penelitian. Dari 414 kasus yang masuk kategori sedang, artinya membutuhkan perawatan dengan oksigen hanya 2 orang yakni, satu berusia 58 tahun dan seorang berusia 47 tahun dan keduanya memiliki komorbid.

Baca juga: Bupati Aceh Barat Tegaskan, Bantuan ke Kelompok Tani Tidak Boleh Disalahgunakan

Baca juga: Hakim Pengadilan Tinggi Aceh Kunjungi PN Lhoksukon, Tinjau Ekses Banjir dan Serahkan Bantuan

Baca juga: Ribuan Hektare Sawah Rusak, Aceh Tamiang Tunggu Bantuan Provinsi

"Dari 414 orang yang dirawat karena Omicron, 114 orang atau sekitar 26 persen sudah sembuh, termasuk yang 2 orang tadi, yang masuk kategori sedang dan membutuhkan perawatan oksigen," ujarnya.

Saat ini, 114 pasien yang dinyatakan sembuh itu telah diperbolehkan kembali ke rumah. "Jadi kesimpulannya, walaupun Omicron ini cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan keparahannya," kata Menkes.

Kasus penularan Omicron paling banyak berasal dari Turki, Arab Saudi, lalu Amerika Serikat, serta Uni Emirat Arab. Secara keseluruhan selama Desember 2021 kasus konfirmasi Omicron sebanyak 136 orang, sementara pada tahun 2022 hingga 8 Januari sebanyak 278 orang.

Baca juga: Arab Saudi Lanjutkan Pembangunan Bandara Internasional Aden di Yaman

Baca juga: DPRA dan Eksekutif Sepakat Bangun 7 Ribu Rumah Duafa Pada Tahun 2022

Baca juga: Ledakan Tewaskan 1 Orang dan Hancurkan Rumah di Pandeglang, Polisi Duga Akibat Bom

Dari 414 orang, sebanyak 31 orang dengan kasus transmisi lokal. Sisanya merupakan pelaku perjalanan luar negeri.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan meningkatnya kasus omicron hingga kasus Covid-19 di Indonesia banyak diakibatkan kedatangan dari luar negeri. Luhut mengatakan tren kenaikan kasus omicron dan Covid-19 diakibatkan pelaku perjalanan luar negeri.

Luhut berujar bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara spesifik menekankan agar masyarakat dianjurkan menahan diri dulu beberapa minggu ke depan untuk tidak ke luar negeri. "Omicron telah menyebar di 150 negara di dunia. Sebagian besar diantaranya menginfeksi negara maju hingga mencapai puncak yang lebih tinggi dari gelombang sebelumnya, yaitu varian delta," kata Luhut.

Kata Luhut kasus konfirmasi pelaku perjalanan luar negeri mendominasi proporsi kasus harian di Indonesia. Hal ini hingga menyebabkan kenaikan kasus aktif dan perawatan pasien di wilayah Jawa dan Bali.

Pada 9 Januari lalu misalnya, di Jakarta dari 393 kasus yang terjadi, hampir 300 kasus diantaranya disebabkan oleh para pelaku perjalanan luar negeri. "Jadi sekali lagi kami mohon teman-teman untuk menahan diri dulu untuk pergi keluar negeri kecuali sangat-sangat penting," ujarnya.

Dengan menengok kasus-kasus tersebut, menurutnya pemerintah telah membuat kebijakan yang tepat untuk memperketat pengaturan perjalanan dari luar negeri sejak periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). "Ini buktinya telah kembali membawa banyak masalah mengenai masalah omicron ini," kata Luhut.

Langkah pengetatan pintu masuk juga akan tetap diberlakukan untuk mencegah penyebaran varian omicron di masyarakat. Meski kasus meningkat, menurut Menkomarinves jumlah kasus kematian akibat omicron tetap terjaga dengan baik.

"Hanya satu kematian, selama bulan Januari ini di Jakarta. Selain itu kasus konfirmasi di provinsi lainnya relatif terjaga dengan baik, meskipun terdapat sedikit kenaikan di Bali, Banten dan DIY," ujarnya.(Tribun Network/rin/ras/wly)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved