Novak Djokovic
Petenis Novak Djokovic Segera Dideportasi dari Australia Usai Permohonan Banding Ditolak
Visa Novak Djokovic telah dicabut untuk kedua kalinya. Dengan demikian, harapan bintang tenis nomor satu dunia itu untuk mempertahankan gelar...
SERAMBINEWS.COM - Petenis Novak Djokovic segera dideportasi dari Australia setelah permohonan bandingnya ditolak pengadilan negara itu, Minggu (16/1/2022).
Visa Novak Djokovic telah dicabut untuk kedua kalinya.
Dengan demikian, harapan bintang tenis nomor satu dunia itu untuk mempertahankan gelar Australia Terbuka dan memenangkan rekor Grand Slam ke-21 berakhir.
Djokovic mengatakan, dia "sangat kecewa" tetapi menghormati keputusan itu, yang dibuat pada malam pertandingan pertamanya.
"Saya akan bekerja sama dengan otoritas terkait tentang keberangkatan saya dari negara ini," ucapnya dalam sebuah pernyataan.
Djokovic akan digantikan pada Senin (17/1) oleh Salvatore Caruso dari Italia, yang berada di peringkat 150 dunia, dalam pertandingan melawan Miomir Kecmanovic dari Serbia.
Dalam pernyataannya, petenis nomor satu dunia itu mendoakan yang terbaik bagi para pemain, ofisial turnamen, staf, sukarelawan, dan penggemar untuk Australia Terbuka.
Para pendukungnya terdiam di luar ruang sidang saat keputusan diumumkan.
Selama persidangan Minggu (16/1) di hadapan panel tiga hakim, pembelaan Djokovic tidak berhasil membuktikan bahwa alasan yang diberikan oleh pemerintah "tidak valid dan tidak logis".
Ketua Hakim James Allsop mengatakan, putusan pengadilan federal didasarkan pada keabsahan dan legalitas keputusan menteri, bukan pada "manfaat atau kebijaksanaan dari keputusan itu".
Alasan lengkap untuk putusan itu akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang, katanya.
Keputusan ini menandai akhir dari 10 hari polemik visa Australia Djokovic.
Tindakan Djokovic yang memasuki Australia tanpa vaksinasi memicu banyak kemarahan publik.
Pemerintah federal telah berulang kali mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang berada di atas aturan ketat yang berlaku untuk mengatasi pandemi. Atlet berusia 34 tahun itu juga disebut sebagai ancaman bagi kesehatan publik.
Visa Djokovic pertama kali dicabut tak lama setelah dia tiba di Melbourne pada tanggal 6 Januari, setelah petugas Pasukan Perbatasan Australia mengatakan dia telah "gagal memberikan bukti-bukti yang cukup" untuk menerima pengecualian vaksin.
Sang bintang tenis ditahan selama berhari-hari di sebuah hotel imigrasi, sebelum visanya dikembalikan oleh seorang hakim, yang memerintahkan supaya dia dilepaskan.
Namun pada Jumat (14/1) sore, Menteri Imigrasi Alex Hawke untuk kedua kalinya mencabut visa Djokovic berdasarkan ketentuan lain dalam Undang-Undang Migrasi Australia.
Ketentuan itu memungkinkannya untuk mendeportasi siapapun yang dianggap sebagai potensi bahaya bagi "kesehatan, keamanan, atau ketertiban warga Australia".
Perdana Menteri Scott Morrison berkata keputusan itu diberikan setelah "pertimbangan yang cermat".
Menanggapi kritik keras yang dihadapi pemerintahannya karena mengizinkan pemain yang belum divaksinasi masuk Australia, Morrison mengatakan: "Warga Australia telah membuat banyak pengorbanan selama pandemi ini, dan mereka berhak mengharapkan hasil pengorbanan itu dilindungi."
Dokumen persidangan yang dirilis pada Sabtu (15/1) menunjukkan bahwa Menteri Imigrasi Alex Hawke memutuskan untuk membatalkan visa Djokovic karena - menurut pandangannya - kehadiran pemain yang belum divaksinasi itu dapat mendorong oposisi terhadap vaksinasi Covid-19.
"[Saya] menganggap kehadirannya dapat membahayakan kesehatan warga Australia," tulisnya dalam surat kepada Djokovic dan pengacaranya. Ia menambahkan bahwa ia percaya Djokovic juga dapat memicu "kerusuhan sipil" karena ia adalah "orang yang punya pengaruh dan status".
Tim kuasa hukum Djokovic mengatakan argumen banding mereka akan berpusat pada alasan "tidak valid dan tidak logis" di balik keputusan Hawke, yang kata pengacara Nick Wood berdasarkan pada ancaman "memicu sentimen anti-vaksinasi".
Wood berkata ia percaya mendeportasi sang pemain asal Serbia itu dapat mengakibatkan hal yang sama.
Sementara itu, Presiden Serbia Aleksander Vucic mengecam keputusan sang menteri Australia, berkata kepada Djokovic dalam sebuah pesan Instagram: "Novak, kami berada di pihakmu."
"Jika Anda ingin melarang Novak Djokovic memenangkan trofi kesepuluh di Melbourne, mengapa Anda tidak segera memulangkannya, mengapa Anda tidak memberi tahunya bahwa 'tidak mungkin mendapatkan visa'?" Vucic menambahkan.
Bintang tenis Spanyol Rafael Nadal, salah satu saingan terbesar Djokovic, mengomentari kontroversi ini pada hari Sabtu: "Australia Terbuka jauh lebih penting dari pemain manapun. Jika dia akhirnya bermain, oke. Jika ia tidak bermain, Australia Terbuka akan hebat... dengan atau tanpa dia."
Petenis Jepang Naomi Osaka menyebut kontroversi seputar Djokovic sebagai "situasi yang disayangkan".
"Dia pemain yang begitu hebat dan agak menyedihkan beberapa orang mungkin akan mengingatnya seperti ini. Tetapi saya juga berpikir... terserah pemerintahnya bagaimana Australia memutuskan untuk menangani ini," ujarnya.
Djokovic telah mengungkapkan keinginannya untuk tetap berkompetisi di Australia Terbuka pada pekan depan.
"Terlepas dari semua yang telah terjadi, saya ingin tetap berada di sini dan bertanding dalam Autralia Terbuka," kata Djokovic dalam sebuah twit.
Ia juga mengatakan, "Saya tetap fokus pada pertandingan. Saya terbang ke sini untuk bertanding dalam salah satu pertandingan paling penting di depan para pendukung yang hebat."
Djokovic juga mengunggah fotonya bersama tim, termasuk pelatih Goran Ivanisevic di lapangan tenis Rod Laver Arena, tempat ia meraih sembilan gelar juara tunggal putra.
Hakim di Australia sebelumnya telah memerintahkan pemerintah Australia mencabut larangan masuk atas Djokovic dengan alasan tidak memenuhi syarat vaksinasi Covid-19.
Hakim Pengadilan Federal Australia Anthony Kelly, pada Senin (10/1) memerintahkan pembebasan bintang tenis itu dari tahanan, dan mengatakan kepada pemerintah untuk membayar segala biayanya.
Hakim Kelly mengatakan tampaknya bintang tenis itu memperoleh pengecualian yang diperlukan terkait peraturan perjalanan sebelum kedatangannya di Australia.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Novak Djokovic segera dideportasi dari Australia setelah permohonan banding ditolak"