Amalan Puasa

Bolehkah Dibayar Fidyah Utang Puasa Ramadhan bagi Orang yang Sudah Meninggal, Ini Ulasannya

"Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari yang ditinggalkan

Editor: Nur Nihayati
istimewa
Puasa Syawal atau qadha puasa ? 

Namun yang menggantikan puasa tersebut ialah ahli warisnya.

"Barang siapa yang meninggal dan memiliki utang puasa, maka ahli warisnya wajib menggantikan puasanya. Itu hadis yang sahih," ungkapnya saat menjelaskan.

Hal itu tertuang dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ

“Barangsiapa yang meninggal dunia lantas masih memiliki utang puasa, maka keluarga dekatnya (walau bukan ahli waris) yang mempuasakan dirinya.” (HR. Bukhari, no. 1952 dan Muslim, no. 1147).

Lebih lanjut Ustaz Abdul Somad mengimbau kepada jemaah untuk tidak meninggalkan puasa Ramadan.

"Bagi yang muda-muda jangan kau tinggalkan puasa. Bagi yang sudah tua wajib untuk mengqadha puasa.

Bagi yang mamaknya masih hidup, silakan ditanya puasanya bolong berapa," sambungnya.

Apabila orangtua masih sanggup untuk membayar utang puasa dengan mengqadha puasa, maka lebih baik mengqadha saja.

Namun jika suatu hari orangtua yang memiliki utang puasa Ramadan telah meninggal dunia, maka sang anak wajib untuk menggantikan puasanya.

"Tanya puasa mak berapa ditinggal mak? Sekian hari silakan qadha. Kalau dia sudah meninggal, kita qadhakan," ungkap Ustaz Somad.

Ustaz Abdul Somad juga membeberkan cara untuk mengqadha puasa dengan mudah, yakni dengan menggabungkan puasa Senin Kamis.

Meski demikian, niat yang dibacakan adalah niat mengganti puasa Ramadan.

"Menggantinya bisa dengan Senin Kamis, niatnya qadha puasa," tandasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved