Berita Jakarta

Jokowi Minta Masyarakat Tetap Waspada Jangan Panik Hadapi Omicron, Sebulan Tembus 840 Kasus

Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), menanggapi kenaikan kasus harian Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir karena varian Omicron

Editor: bakri
SETNEG/Biro Pers Setpres
Presiden Joko Widodo 

JAKARTA - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), menanggapi kenaikan kasus harian Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir karena varian Omicron.

Jokowi meminta masyarakat untuk tetap waspada, tapi tidak perlu bereaksi berlebihan.

"Berhati-hati perlu, waspada perlu, tapi jangan menimbulkan ketakutan dan jangan menimbulkan kepanikan," kata Jokowi dalam keterangannya lewat Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (18/1/2022).

Jokowi mengatakan, laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa varian Omicron memang lebih menular meski gejalanya ringan, dan pasien yang terinfeksi umumnya pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit (RS).

"Pasien varian ini umumnya pulih tanpa dirawat di RS.

Sekali lagi, kita harus waspada jangan jemawa dan gegabah," ujarnya.

Meski demikian, Jokowi tetap meminta masyarakat waspada dan mengurangi kegiatan di luar rumah jika tidak ada keperluan mendesak.

"Oleh karena itu, jika bapak, ibu, dan saudara-saudara sekalian tidak memiliki keperluan mendesak, sebaiknya mengurangi kegiatan di pusat-pusat keramaian dan mereka yang bisa bekerja dari rumah, Work From Home (WFH), lakukanlah kerja dari rumah," imbaunya.

Baca juga: Riset Israel Ungkap Empat Dosis Vaksin Masih Belum Mampu Melawan Varian Omicron

Baca juga: Menteri Agama Ungkap 11 Petugas Tim Advance Umrah Positif Omicron Sepulang dari Arab Saudi

"Dan saya juga meminta agar tidak berpergian ke luar negeri jika tidak ada urusan yang penting dan mendesak," lanjutnya.

Jokowi juga mengingatkan masyarakat untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, mulai dari mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Termasuk meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi Covid-19.

“Yang belum mendapatkan vaksin, segeralah divaksin, yang sudah mendapat vaksin pertama segera vaksin yang kedua, yang sudah dua kali vaksin segera cari vaksin ketiga vaksin booster,” kata Presiden.

“Semuanya gratis karena vaksinasi penting bagi keselamatan kita semua,” tambah mantan Gubernur DKI Jakarta, ini.

Lebih jauh, Jokowi mengingatkan masyarakat untuk selalu disiplin protokol kesehatan (protkes).

“Saya tidak akan pernah bosan untuk terus mengingatkan selalu untuk gunakan masker, menjaga jarak, dan jangan lupa mencuci tangan.

Intinya, ikuti protokol kesehatan dengan disiplin,” tegas Jokowi.

Sebelumnya diberitakan, kasus varian Omicron di Indonesia terus bertambah.

Pemerintah memprediksi puncak kasus Omicron akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.

Prediksi tersebut berdasarkan hasil pengamatan pemerintah terhadap kasus Omicron di Afrika Selatan.

"Dari hasil trajectory (Covid-19) di Afrika Selatan, puncak gelombang Omicron diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini," kata Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan dalam dalam konferensi pers virtual, Minggu (16/1/2022).

Menteri Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan saat meninjau pelaksanaan pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Tangerang Selatan, salah satunya adalah TPS 53 dan 54 Kampung Sawah, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.
Luhut Binsar Pandjaitan. (KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)

Karena itu, kata Luhut, pemerintah melakukan sejumlah langkah mitigasi agar peningkatan varian Omicron dapat diminimalisir.

Ini dilakukan agar lonjakan yang terjadi tidak membebani sistem kesehatan di Indonesia.

Adapun langkah mitigasi yang dilakukan pemerintah yakni percepatan vaksinasi dan penegakan disiplin protokol kesehatan.

"Pengetatan mobilitas akan menjadi opsi terakhir untuk dilakukan," kata Luhut.

Selain itu kata Luhut, pemerintah terus memperhatikan kasus Omicron yang terjadi di negara lain.

Misalnya kasus Omicron di Inggris dan Afrika Selatan yang saat ini telah melewati puncak harian kasus.

Selain itu kasus Omicron di Amerika Serikat dan Prancis yang juga mulai melandai.

Pemerintah juga terus memonitor peningkatan kasus Omicron di India, Thailand, dan Filipina.

Baca juga: Puncak Kasus Omicron 35 Hingga 65 Hari, Diprediksi Terjadi Februari Hingga Awal Maret

Baca juga: Pemerintah Iran Laporkan Tiga Warganya Meninggal Dunia Usai Positif Covid-19 Omicron

Luhut menyadari cepat atau lambat peningkatan kasus Covid-19 akan terjadi di Indonesia.

"Seperti yang terjadi kemarin di mana (kasus Covid-19 baru ) telah menyentuh angka 1.

054 kasus per hari.

Terakhir kita mencapai angka tersebut adalah pada tanggal 11 Oktober 2021 yang lalu.

Tapi sore ini, hari ini juga menurun kembali di bawah 1.000 yaitu 800 sekian," katanya.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kasus Omicron di Indonesia kian bertambah.

Hingga 17 Januari 2022, kasus menjadi 840 orang.

"Sejak Omicron terdeteksi pada 15 Desember 2021 sampai 17 Januari 2022 sudah ada 840 kasus positif Omicron," kata Siti Nadia, dalam diskusi virtual 'Vaksin Booster Hindari Gelombang Ketiga', Selasa (18/1/2022).

Ia mengatakan dari total tersebut, 609 kasus positif terjadi pada pelaku perjalanan dari luar negeri (PPLN), 174 kasus transmisi lokal, serta 57 kasus masih diteliti sumber penularannya.

Adapun kasus Omicron paling banyak terjadi pada pelaku perjalanan dari Arab Saudi (112 kasus), Turki (106 kasus), Amerika Serikat (62 kasus), Malaysia (49 kasus), dan Uni Emirat Arab (45 kasus).

Ia pun merinci, dari 840 orang yang positif Omicron, sebanyak 79,1 persen telah mendapat suntikan dua dosis vaksin Covid-19.

Lalu, 4,2 persen mendapat vaksinasi dosis pertama, tujuh persen belum menjalani vaksinasi, serta 9,7 persen belum diketahui status vaksinasinya.

"Tentunya ini menjadi kewaspadaan kita orang yang sudah divaksin saja masih bisa terkena Omicron, apalagi yang belum divaksin.

Kita melihat orang yang sudah divaksin tertular Omicron gejalanya lebih ringan," kata Siti Nadia.

Transmisi lokal Pada kesempatan itu, Siti Nadia mengatakan, kenaikan kasus varian Omicron transmisi lokal tidak dapat dihindari.

Berbeda halnya dengan kasus impor dari luar negeri, ada sejumlah aturan yang diberlakukan seperti melakukan tes RT-PCR, serta karantina dan isolasi, sehingga kasus bisa ditemukan.

"Kita tidak menghindar dari transmisi lokal, yang bisa itu membatasi kasus impor sehingga bisa terkendali dan memberikan waktu kepada kita menyiapkan dan mengendalikan penyebarannya," kata Siti Nadia melalui pesan singkatnya kepada Tribunnews.com, Selasa (18/1/2022).

Hal senada juga diungkap Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman.

Ia mengatakan, tak hanya di Indonesia yang sulit mencegah penularan kasus transmisi lokal ini, negara maju pun mengalami hal serupa.

"Memang kesulitan dan negara maju pun sulit mencegah ini karena mayoritas 90 persen tidak bergejala dan tidak terdeteksi.

Orang tidak merasa, enggak sakit, ditambah lagi kemampuan mendeteksi kita terbatas.

3 T Indonesia terbatas menurut saya relatif rendah di ASEAN," katanya kepada Tribunnews.com.

Selain itu, varian omicron memiliki tingkat penularan empat kali lebih cepat, sehingga bisa saja ada kasus impor yang tidak terdeteksi sebelumnya.

"Karena tidak kuatnya karantina kita sebelumnya kurang dari 7 hari.

Kemudian juga kita tahu bahwa masa inkubasi dari Omicron ini bukan selalu semua di bawah 7 hari bahkan ada di atas 10 hari bahkan yang sampai menjelang 2 bulan," kata Dicky.

"Artinya ya potensi itu masuk dan beredar di domestik menjadi besar dan tinggal menunggu waktu dan sekarang dengan sudah terdeteksi kasus di transmisi lokal ini perkara waktu untuk Omicron berkembang bertumbuh lebih banyak dengan pola eksponensial itu," katanya.

Seperti diberitakan, kasus pertama varian Omicron transmisi lokal diumumkan pada 28 Desember 2021.

Pria asal Medan (37) terkonfirmasi positif Omicron dan langsung diisolasi. (tribun network/taufik ismail/sam/rin/dod/)

Baca juga: Pemerintah Iran Laporkan Tiga Warganya Meninggal Dunia Usai Positif Covid-19 Omicron

Baca juga: Jakarta Waspada Covid-19 Varian Omicron, 90 Persen Terjadi Transmisi Lokal

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved