Internasional

AS Segera Kembali Tetapkan Milisi Houthi Sebagai Kelompok Teroris, Usai Rudal UEA

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sedang mempertimbangkan menetapkan kemblai milisi Houthi sebagai kelompok teroris.

Editor: M Nur Pakar
AP/Susan Walsh
Presiden AS Joe Biden berbicara tentang milisi Houthi dalam konferensi pers di Gedung Putih, Washington, AS pada Rabu (19/1/2022) 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sedang mempertimbangkan menetapkan kemblai milisi Houthi sebagai kelompok teroris.

Komentar Biden, dibuat pada konferensi pers Gedung Putih pada Rabu (19/1/2022).

Hal itu muncul setelah serangan lintas perbatasan pada Senin (17/1/2022) yang menewaskan tiga orang di Uni Emirat Arab.

Houthi, kelompok milisi yang sekarang menguasai sebagian besar Yaman, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

UEA telah melaporkan Houthi menggunakan rudal dan pesawat tak berawak dan menembaki depot bahan bakar dan bandara internasional.

Serangan itu membuat UEA dan Arab Saudi meningkatkan tuntutan agar AS mengembalikan sebutan teroris untuk Houthi.

Baca juga: Milisi Houthi Lancarkan Serangan ke Abu Dhabi, Tiga Orang Tewas dan Enam Terluka Terbakar

Biden mencabut penunjukan itu tak lama setelah menjabat.

Dengan alasan, pemerintahannya bekerja tanpa hasil untuk memulai pembicaraan damai dan mengakhiri perang delapan tahun di Yaman.

Kelompok-kelompok bantuan mengeluh bahwa sebutan teror, yang membatasi interaksi oleh entitas AS, memperumit pekerjaan kemanusiaan di negara miskin itu.

Biden mengatakan mengembalikan sebutan teroris itu sedang dipertimbangkan.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyampaikan solidaritas ke UEA dalam percakapan Rabu (19/1/2022) pagi dengan putra mahkota Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed.

UEA merupakan anggota koalisi yang memasuki perang saudara Yaman pada 2015.

Baca juga: AS Sangat Prihatin Atas Sikap Houthi Memperpanjang Perang di Yaman

Setelah Houthi menguasai ibu kota Sanaa pada 2014 dan menggulingkan presiden negara itu dari kekuasaan.

Houthi telah menggunakan drone dan rudal untuk menyerang Arab Saudi dan target minyak di Teluk Arab selama perang Yaman.

Serangan Senin (17/1/222) menjadi pengakuan pertama UEA diserang oleh Houthi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved