Kupi Beungoh

Jangan Mengecam dan Menghujat

Lantas salahkah anak SMP yang berjoget-joget itu? Tentu saja salah. Tapi tidak mutlak. Mereka bercanda dan berjoget di lingkungan sekolah usai acara..

For Serambinews.com
Syukurdi Mukhlis, Pengusaha Kopi 

Oleh Syukurdi Mukhlis *)

BARU-BARU ini di jagat maya viral video anak remaja (SMP) berjoget ala tik tok di panggung Peringatan Maulid Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wa sallam.

Namun, janganlah lantas kita menghujat dan melabeli dangan semua kata-kata buruk, bahkan mengecam dan meminta untuk dihukum baik secara administrasi, dan ada juga yang ingin dengan hukuman fisik.

Mari kita berpikir sejenak. Benar mereka salah. Tapi cobalah ingat-ingat kembali, wabil khusus kita para generasi 90an yang saat ini sudah menjadi para ayah dan ibu.

Dulu kita juga nakal, suka bermain, bergurau dan bercanda, bahkan nakalnya kita dulu di masjid dan di meunasah, saat shalat, konon lagi saat shalat tarawih di bulan Ramadhan.

Coba ingat-ingat kembali apa saja yang dulu pernah kita lakukan dengan teman sebaya, di masjid dan saat shalat lagi. Lalu kenapa kita nakal di masjid? Karena dulu masjidlah tempat kita berkumpul dan bermain, di masjidlah ada keramaian, sehingga kita bercengkrama dan bercanda di sana.

Baca juga: VIDEO - Warga Matangkuli Gempar, Seorang Pemuda Umumkan Dirinya Sebagai Imam Mahdi di Masjid

Lantas salahkah anak SMP yang berjoget-joget itu? Tentu saja salah. Tapi tidak mutlak. Mereka bercanda dan berjoget di lingkungan sekolah usai acara keagamaan yang kebetulan adalah Maulid Nabi.

Kenapa mereka berjoget di situ? Karena itulah tempat mereka berkumpul, bermain dan bercengkrama dengan sesamanya, di tempat yang bernama sekolah.

Sekarang, jika kita shalat di masjid, termasuk saat shalat tarawih, adakah kita dapati anak-anak remaja yang bermain-main, bercanda yang dapat mengusik kita? Jawabannya tidak ada lagi. Kenapa? Karena anak kita sekarang tidak lagi berkumpul dan bermain di masjid. Anak kita hari ini tak lagi melihat masjid sebagai tempat keramaian yang menarik bagi mereka, masjid bukan lagi tempat mereka bertemu dan beraktivitas.

Malam-malam Ramadhan dahulu adalah masa-masa indah bagi kita untuk pergi ke masjid. Usai tarawih kita lanjut tadarus, walau lebih banyak yang tidur dan bermain. Bayangkan kembali kejahilan apa saja yg dulu kita buat saat tadarusan di masjid.

Belum lagi saat keliling kampung membangunkan warga untuk sahur. Benda apa saja akan kita pukul untuk menimbulkan suara yang nyaring dan keras, kita juga berteriak sekeras-kerasnya.

Baca juga: Koes Plus

Lantas apakah saat ini di malam-malam bulan Ramadhan masih ada tadarusan anak muda di masjid, meunasah dan mushala? Masih adakah teriakan sahur-sahur kita dengar yang dapat membangunkan kita? jawabannya tidak ada lagi.

Sekarang sudah beda jaman, sudah beda situasi, sudah beda peradaban. Teknologi sudah menggiring anak-anak kita pada kebiasaan baru, kebiasaan tanpa nilai, tanpa adat dan budaya, apa lagi ajaran agama.

Terlalu panjang jika mau ditulis bagaimana anak kita kini kecanduan game online, bermedia sosial, main tik tok dengan berjoget ria, ngerjain orang lain dan direkam lalu mereka menyebut itu sebagai prank, merekam teman berantam, bahkan merekam perbuatan mesumnya.

Apa andil kita dalam perubahan perilaku mereka ini, sadar tidak justru kita yang memberikan fasilitas handphone pada anak tanpa pengawasan dan arahan penggunaannya. Bahkan tidak jarang banyak orang tua lebih parah lagi dalam menggunakan handphone untuk berjudi online, cari perempuan bookingan dll.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved