Berita Bener Meriah

Anggota DPRA Sebut Kebijakan Pemerintah Pusat Soal Harga Minyak Goreng Rp 14.000 Masih Omong Kosong

Anggota DPRA Sebut Kebijakan Pemerintah Pusat Soal Harga Minyak Goreng Rp 14.000 Masih Omong Kosong

Penulis: Budi Fatria | Editor: Muhammad Hadi
For Serambinews.com
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Bardan Sahidi mengaku masih menemukan pedagang di pasar-pasar tradisional di Takengon, Aceh Tengah yang menjual minyak goreng di atas Rp 14 ribu per liter. 

Laporan Budi Fatria | Bener Meriah 

SERAMBINEWS.COM, REDELONG - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Bardan Sahidi mengaku masih menemukan pedagang di pasar-pasar tradisional di Takengon, Aceh Tengah yang menjual minyak goreng di atas Rp 14 ribu per liter. 

Pasalnya, kebijakan pemerintah pusat menetapkan kebijakan satuan harga minyak goreng Rp 14 per liter belum menyentuh pasar-pasar tradisional di wilayah Tengah Aceh.

"Minyak goreng satu harga Rp 14.000 per liter yang disampaikan pemerintah masih omong kosong," kata Bardan Sahidi kepada Serambinews.com, Senin (24/1/2022). 

Menurutnya, bukan hanya di Nagan Raya di sejumlah kota dan kabupaten di Aceh harga masih diatas Rp 15.000 sampai dengan Rp 20.000 per kg. 

Baca juga: Lapor ke Nomor Ini Bila Ada yang Jual Minyak Goreng di Atas Rp 14.000 Per Liter atau Menimbun Migor

Kebutuhan akan minyak goreng menjadi penting bagi sejumlah pedagang kecil di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah. 

Sebagai contoh jelas Bardan, di Pasar Inpres Kota Takengon, Pasar Petani, Pasar Bawah dan Pasar Paya Ilang. 

"Di pasar Angkup Kecamatan Silih Nara harga miring goreng dijual dengan harga yang berpariatif," ujar politisi Partai PKS itu. 

Tak hanya itu, di pasar Kecamatan Jagong Jeget dan Atulintang juga harga masih mencapai Rp 17.500 per kilonya. 

Baca juga: Mendag Janji Minyak Goreng Satu Harga akan Dijual di Seluruh Pasar Tradisional

Bardan Sahidi yang merupakan anggota DPR Aceh asal pemilihan Aceh Tengah-Bener Meriah menyebutkan bahwa satu harga untuk minyak goreng oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia baru sebatas wacana saja, tidak sampai ke derah. 

Sementara itu, seorang pedagang kecil kepada Bardan mengaku kecewa dengan kebijakan yang belum menyentuh masyarakat bawah.

"Tak ada minyak goreng, ya ngak jualan pak, Kami beli minyak goreng curah, rata - rata perhari butuh 10-15 kilogram.

Ngak bisa beli minyak goreng kemasan dari pasar moderen," ungka Mbak Minah pedang cilok dan batagor untuk anak sekolah di Takengon. (*)

Baca juga: Harga Emas Hari Ini Turun, Berikut Rincian Harga Emas Per Gram Senin (24/1/2022)

Baca juga: Permintaan Minyak Goreng Kemasan Satu Harga Mulai Turun, Pasar Lambaro Jual Rp 19.000 Sekilo

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved