Buntut Bentrok 2 Kelompok Warga di Sorong, 18 Orang Tewas Terpanggang di Ruang Karaoke
Adapun jumlah orang yang meninggal dunia yang diralat merupakan korban yang terbakar di tempat hiburan Double O tepatnya di dalam ruang karaoke.
Menurut Dedi, polisi juga telah melakukan penyelidikan serta penyidikan dengan melakukan pemeriksaan kepada sejumlah saksi dari peristiwa yang mengakibatkan 18 orang meninggal dunia tersebut.
"Penyelidikan melakukan pemeriksaan saksi-saksi untuk memproses tuntas kasus kejadian ini. Lalu jajaran juga menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP)," ucap Dedi.
Di sisi lain, sejauh ini korban tewas akibat bentrokan tersebut berjumlah 18 orang.
Dari total tersebut, satu meninggal dunia akibat bentrokan sedangkan 17 lainnya diduga meninggal dunia akibat terbakar di dalam tempat hiburan tersebut.
Selain 18 orang tewas mengenaskan dua kendaraan roda empat (mobil) dan satu tempat karaoke juga ludes terbakar.
Kapolda Papua Barat Irjen Pol Tornagogo Sihombing mengatakan, saat ini pihaknya sedang memastikan identitas korban tewas dalam insiden bentrok di tempat hiburan malam (THM) Double O Kota Sorong, Papua Barat.
"Saat ini kita sudah memerintahkan tim DVI baik dari Polda dan Mabes Polri untuk mengidentifikasi jenazah," ujar Tornagogo.
Kata Tornagogo, korban yang meninggal akibat bentrok yang terjadi adalah sebanyak 18 orang. Pihaknya saat ini masih memastikan identitas para korban.
"Nanti, jenazah akan dikembalikan kepada keluarga korban," kata Tornagogo.
Selain itu, Tornagogo mengatakan kehadirannya di Sorong adalah untuk memastikan kronologi insiden yang sebenarnya terjadi.
Sehingga, pihaknya akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi tersebut.
Baca juga: Pasukan Iran Bentrok dengan Geng Kriminal Bersenjata, Delapan Orang Tewas
Baca juga: Bentrok Anggota Kopassus dan Brimob di Mimika Papua, 5 Anggota Polri Terluka
Pekerja Mengungsi

Sejumlah pekerja tempat hiburan malam Double O Kota Sorong, Papua Barat mengungsi ke tempat lain, pascabentrok pecah.
Pantauan Tribun para pekerja mulai berdatangan untuk membereskan barang-barang, sekira pukul 10.30 WIT.
Tribun berupaya melakukan konfirmasi, namun para pekerja enggan untuk berkomentar.