Berita Aceh
Dosen Prodi Teknik Mesin FT USK Berhasil Cipta Turbin Handmade Memanfaatkan Aliran Sungai Jantho
"Alhamdulillah, dosen kita di Fakultas Teknik Mesin berhasil membuat turbin handmade dengan memanfaatkan aliran di hulu Sungai Jantho,"kata Rektor USK
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dr Ir Muhibuddin MEng IPM, Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK), berhasil membuat turbin handmade (turbin buatan tangan) dengan memanfaatkan aliran sungai di hulu Sungai Jantho, Kabupaten Aceh Besar.
Turbin tersebut berkapasitas 10 kilowatt (kw) dan berhasil menyalakan sejumlah bola lampu listrik (bohlam) di perumahan warga setempat.
1 Kilowatt sama dengan 1.000 watt. Berarti, 10 kw setara dengan 10.000 watt.
"Alhamdulillah, dosen kita di Fakultas Teknik Mesin berhasil membuat turbin handmade dengan memanfaatkan aliran di hulu Sungai Jantho," kata Rektor USK, Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng menjawab Serambinews.com, Sabtu (29/1/2022) sore.
Baca juga: Raih Suara Terbanyak, Prof Marwan Terpilih Sebagai Rektor Universitas Syiah Kuala
Prof Samsul mendapat laporan dari Dr Muhibuddin bahwa kemarin (Jumat) sore turbin handmade itu sudah fungsional atau menyala dengan baik sesuai dengan desain awal.
Menurut Samsul yang juga Guru Besar Teknik Mesin FT USK, meski kapasitas listrik yang dihasilkan turbin ini kecil, yakni hanya 10 kw (10.000 watt).
Tapi cara kerja turbin yang memanfaatkan aliran sungai ini dapat diaplikasikan di tempat lain yang debit sungainya lebih besar dan mempunyai tinggi jatuh air (head) yang cukup.
"Banyak sekali potensi air yang seperti ini kita temukan di Aceh," ujar Samsul.
"Rencananya turbin serupa akan kita buat lagi di Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, sebagai Desa Wisata Geunara, binaan USK. Desa itu akan kita jadikan Desa Mandiri Energi," tambah Samsul Rizal yang masa kepemimpinannya di USK berakhir pada 27 Februari mendatang.
Baca juga: Harga Emas Per Mayam Turun, Daya Beli Masyarakat Menurun, Ini Penyebabnya
Sementara itu, Dr Muhibuddin yang diwawancarai terpisah mengatakan, turbin berkapasitas 10 kw ini menelan biaya sekitar Rp165 juta.
Anggaran sebanyak itu digunakan untuk membeli pipa, valve, turbin dan komponennya, sistem transmisi, generator listrik kapasitas 10 kW, panel digital Electronic Load Controller (ELC), ballast load, dan kabel jaringan sistem distribusi listrik.
Muhibuddin menyebutkan, debit air untuk menggerakkan turbin ini sekitar 60 liter/detik.
Sedangkan tinggi jatuh air sekitar 28 meter setelah dihitung losses akibat beberapa belokan pada penstock (pipa yang dialiri air bertekanan dari bak penampungan ke turbin atau disebut juga pipa bertekanan).
"Di hulu Sungai Jantho, Kabupaten Aceh Besar kita dapatkan titik jatuh air setinggi itu dan itulah yang menggerakkan turbin jenis crossflow sehingga menghasilkan energi listrik," terang Muhibuddin.
Baca juga: Luar Biasa, Sembilan Peneliti USK Masuk 100 Ilmuwan Berpengaruh di Indonesia