Berita Nagan Raya

MInimalisir Gangguan Gajah Liar, Nagan Raya butuh CRU

Rumah Zarjuli yang berkonstruksi papan pun rusak usai diobrak-abrik gajah diduga sedang mencari makanan.

Penulis: Rizwan | Editor: Saifullah
Ilustrasi gajah liar 

Laporan Rizwan | Nagan Raya

SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE - Gangguan gajah liar hingga Sabtu (29/1/2022) malam belum mereda di Nagan Raya

Pada Kamis (26/1/2022)  malam, rumah yang dirusak gajah liar adalah milik Zarjuli, penduduk Desa Tuwi Meulesong, Kecamatan Seunagan Timur.

Beruntung, saat gajah merusak rumah petani itu, Zarjuli dan keluarga tidak tidur di rumah karena pergi ke rumah famili di kecamatan lain lantaran ada kenduri. 

Rumah Zarjuli yang berkonstruksi papan pun rusak usai diobrak-abrik gajah diduga sedang mencari makanan.

Keuchik Tuwi Meulesong, Arfandi kepada Serambinews.com, Sabtu (29/1/2022), mengatakan, sejumlah desa di Kecamatan Seunagan Timur, Nagan Raya berbatasan dengan sejumlah desa dalam Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat. 

Gajah yang muncul di Pante Ceureumen, bebernya  juga berkeliaran di Seunagan Timur.

Baca juga: Juru Parkir Liar Ditertibkan di Empat Lokasi di Kota Banda Aceh, Warga Bisa Melapor

Diakuinya, ketika diusir di Pante Ceureumen, gajah itu lari ke Seunagan Timur. Lalu saat diusir di Seunagan Timur lari lagi ke Pante Ceureumen. 

"Jadi yang mendesak sekarang ketersediaan CRU (penangkaran) gajah jinak di Seunagan Timur," kata Afandi.

Menurutnya, CRU yang ada saat ini hanya di Alue Kuyun, Aceh Barat, sehingga jauh dari lokasi yang selama ini sering muncul gajah. 

Karena itu, diharapkan kalau pun tidak dibangun di Seunagan Timur, minimal di tengah-tengah atau perbatasan kedua kabupaten ini.

Afandi mengakui, Tuwi Meulasong mendukung dibangun CRU gajah jinak.  

"Gangguan gajah masih terus menjadi masalah setiap waktu. Kami berharap tidak ada korban jiwa," harapnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved