Berita Subulussalam

Harga TBS Kelapa Sawit di Subulussalam Diturunkan Hingga Rp 1000/Kg

Kebijakan DPO dan DMO hanya 20 persen tapi fakta di lapangan pihak pabrik di Subulussalam justru memainkan harga hingga melebihi 20 persen.

Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Plt Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) Perjuangan Kota Subulussalam, Supriono 

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Para petani di Kota Subulussalam memprotes keras sikap manajemen Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) setempat yang menurunkan harga Tandan Buah Segar (TBS) hingga Rp 1.000 per kilogram.

Protes tersebut disampaikan melalui Plt Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) Perjuangan Kota Subulussalam  Supriono dalam konferensi pers yang digelar, Senin (31/1/2022) di ruang asisten II Setdako Subulussalam.

Protes petani melalui Apkasindo Perjuangan Kota Subulussalam terhadap sikap manajemen PMKS di Subulussalam ini cukup berdasar, mengingat kebijakan DPO dan DMO hanya 20 persen tapi fakta di lapangan pihak pabrik di Subulussalam justru memainkan harga hingga melebehi 20 persen.

Dikatakan, kebijakan pemenuhan produksi dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) kelapa sawit ditetapkan dengan porsi kewajiban 20 persen saja sudah membabak belurkan petani.

Walaupun hal tersebut harus dipenuhi produsen sawit untuk menciptakan stabilitas harga minyak goreng di tingkat konsumen.

Baca juga: Harga TBS Tiba-tiba Anjlok, Petani Sawit di Aceh Singkil Shock

Baca juga: Produsen Diminta Tak Tekan Harga TBS Petani Sawit, YLKI: Ibarat Ayam Mati di Lumbung Padi

Hal paling membuat petani tertindas akibat kebijakan pihak pemilik pabrik yang membuat harga tidak sesuai aturan.

Padahal, kata Supriono sejatinya walaupun ada kebijakan DPO dan DMO, penurunan paling tinggi Rp 300 per kilogram bukan melebihi atau bahkan mencapai Rp 1.000 perkilogram seperti terjadi di salah satu pabrik kelapa sawit di Kota SUbulussalam.

Apalagi, penurunan harga TBS mencapai Rp 1.000 beberapa hari lalu terjadi hingga 24 jam lebih sehingga sudah mengorbankan petani maupun pengepul.

“Harga di pabrik-pabrik yang ada di Subulussalam sudah sewenang-wenang, karena kebijakan DPO dan DMO hanya 20 persen tapi penurunan harga mencapai Rp 1.000 per kilogram,” ujar Supriono

Supriono juga menyampaikan perbandingan harga TBS kelapa sawit di Subulussalam dengan di Provinsi Riau. Di sana, harga TBS kelapa sawit masih berada sekitar Rp. 2.800 – Rp. 2.900 per kilogram atau turun hanya sekitar Rp 300 per kilogram.

Supriono menjelaskan pula rumus niaga kelapa sawit yang berkaitan dengan harga Crude Palm Oil (CPO).

Menurut Supriono, harga TBS saat ini seharusnya masih berada di kisaran Rp 2.600 bahkan Rp 2.700 lantara CPO juga bertengger di level Rp 15.000.

Lantaran itu, mantan anggota DPRK Subulussalam periode 2009-2014 ini mendesak pihak pabrik kelapa sawit di Subulussalam segera mengevaluasi harga TBS di sana.

Jangan sampai, kata Supriono harga yang ditetapkan semena-mena dan telah merugikan petani ini memicu persoalan lain.

Supriono bahkan menyatakan petani melalui apkasindo perjuangan siap mengambil langkah tegas bila penting melakukan aksi ke lapangan apabila pabrik kelapa sawit tidak taat aturan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved