Jurnalisme Warga

Merindukan Cita Rasa Kuliner Aceh di Betawi

Lokasi yang dikunjungi, tokoh-tokoh yang ditemui, aktivitas yang dijalani, hingga kuliner yang dicicipi, semuanya masih terbayang-bayang

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Merindukan Cita Rasa Kuliner Aceh di Betawi
FOR SERAMBINEWS.COM
MELINDA RAHMAWATI, Mahasiswi Pendidikan Sejarah Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, mantan peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Kampus Universitas BBG Banda Aceh, melaporkan dari Jakarta

OLEH MELINDA RAHMAWATI, Mahasiswi Pendidikan Sejarah Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, mantan peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Kampus Universitas BBG Banda Aceh, melaporkan dari Jakarta

SUDAH hampir dua minggu saya kembali ke tanah kelahiran di Jakarta.

Kenangan mengenai segala hal yang saya lakukan selama tiga bulan di Aceh masih membayangi pikiran.

Lokasi yang dikunjungi, tokoh-tokoh yang ditemui, aktivitas yang dijalani, hingga kuliner yang dicicipi, semuanya masih terbayang-bayang.

Nauli Fitria Dwi Damayanthie Protokuler Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (kanan) menunjukan kuliner lobster asam manis khas Pulau Banyak, Aceh Singkil, Jumat (25/18/2019) malam
Nauli Fitria Dwi Damayanthie Protokuler Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (kanan) menunjukan kuliner lobster asam manis khas Pulau Banyak, Aceh Singkil, Jumat (25/18/2019) malam (Serambinews.com)

Saya merasakan seolah raga ini belum membersamai saya di Jakarta ini, yang tiba di Jakarta pada 20 Januari lalu hanyalah tubuh saja.

Separuh hati dan pikiran masih tertinggal di Aceh.

Kerinduan semakin memuncak saat saya kembali membayangkan cita rasa kuliner khas Aceh yang saya cicipi.

Mengawali ingatan saya saat menginjakkan kaki di Serambi Mekkah ini, kuliner khas Aceh yang pertama kali saya cicipi adalah kuliner yang memang tergolong identik dengan Aceh, yakni mi.

Baca juga: Kuliner Aceh, Karya Cipta Budaya Terus Dipromosikan

Baca juga: Kemenparekraf Dorong Peningkatan Inovasi Sektor Kuliner Aceh, Sandiaga Uno: Kuliner Penunjang Wisata

Mi Cek Nawi yang berlokasi di Jalan Rama Setia, Lampaseh Kota, merupakan makanan khas Aceh yang saya kunjungi untuk pertama kali.

Sudah lumrah diketahui masyarakat Indonesia bahwa salah satu kuliner khas Aceh yang terkenal ke seantero negeri adalah mi Aceh.

Namun, baru saat saya tiba di kota asal kuliner ini saya mengetahui bahwa begitu banyak ragam mi Aceh ini.

Untuk hanya sebuah masakan mi saja, ragam hidangannya bervariasi seperti: mie caluk, mi dengan kuah asli (hanya dengan mencampurkan rempah-rempah), mi dengan ragam topping mulai dari tiram, cumi-cumi, udang, kepiting, telur, tuna, hiu, daging sapi, hingga daging rusa.

Semuanya tersedia.

Selama tiga bulan saya berada di Aceh, saya sudah mencicipi mi dengan kuah asli di Mi Cek Nawi, mi dengan topping tiram di Mangrove Coffee, Jalan Makam Syiah Kuala, Deah Raya, mi dengan topping daging rusa di Restoran Mie & Nasi Goreng Bardi yang berlokasi di Jalan Residen Danubroto, Lamlagang, dan mi steak di Restoran Gunung Salju yang berlokasi di Jalan Teuku Panglima Polem, Peunayong.

Lembutnya tiram, gurihnya daging rusa, hingga steak yang dijadikan topping dalam hidangan minya membuat saya sangat menikmati hidangan aneka mi tersebut.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved