Di Suku Ini, Wanita yang Akan Menikah Dicukur Hingga diludahi di Hari Pernikahan, Ini Maksudnya
Setiap kali seorang gadis suku tersebut akan menikah, kepala mereka akan dicukur. Selain itu, mereka juga akan diludahi di hari acara pernikahan.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Setiap daerah atau suku tentu memiliki budaya dan tradisi masing-masing.
Terkadang, tradisi yang diikuti bisa berbeda dari kebanyakan hingga terdengar cukup aneh.
Seperti tradisi pernikahan yang dimiliki oleh salah satu suku di Kenya berikut.
Setiap kali seorang gadis suku tersebut akan menikah, kepala mereka akan dicukur.
Selain itu, mereka juga akan diludahi di hari acara pernikahan.
Disebutkan, ini adalah satu-satunya cara suku tersebut untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang mereka cintai.
Tujuannya juga untuk mengungkapkan cinta.
Baca juga: Mempelai Pria Pukul Pengantin Wanita karena Berjoget, Besoknya Wanita Itu Menikah dengan Orang Lain
Baca juga: Tradisi Aneh, Suku Ini Perbolehkan Pria dan Wanita Berciuman dengan Bebas, Bahkan Berbagi Istri
Orang yang diludahi pun tak menjadi kesal atau merasa tidak enak, tetapi malah bahagia.
Dilansir dari News NCR, tradisi aneh sekaligus nyeleneh itu dimiliki oleh suku Masaai.
Suku yang juga terdapat di Tanzania ini memang dikenal dengan budaya dan tradisinya.
Ini karena suku Masaai memiliki banyak adat dan beragam.
Salah satunya pada tradisi pernikahan.
Dalam tradisi pernikahan suku Masai, mahar pengantin wanita diberikan kepada keluarga pengantin pria.
Setelah itu kepala pengantin perempuan dicukur dihadapan para tetua suku yang juga juga hadir dalam acara pernikahan.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Tueng Dara Baroe, Tradisi Adat Aceh Akan Dijalani Ria Ricis Besok di Banda Aceh
Baca juga: Tak Suka Menantunya Make Up di Acara Pernikahan, Ibu Mertua Ini Suruh Pengantin Wanita Cuci Muka
Setelah prosesi mencukur, pengantin wanita berlutut di depan ayahnya dan meminta restu dari semua tetua.
Pada saat inilah, saat memberikan berkah, para tetua rumah meludahi kepala dan dada pengantin wanita.
Oleh suku Masaai, tradisi meludah di hari pernikahan ini dipercaya dapat membawa berkah bagi calon mempelai wanita.
Bukan hanya pada pengantin wanita di hari pernikahannya, kebiasaan meludah juga dilakukan pada anak yang baru lahir.
Meskipun kebiasaan meludah mungkin tampak agak aneh bagi sebagian orang, itu adalah masalah kehormatan bagi orang Maasai.
Meludah di sini dianggap sebagai kehormatan dan ketika orang asing juga datang ke sana, mereka menyambutnya dengan cara meludahi telapak tangan.
Selain itu, ketika pengantin wanita pergi pada saat pernikahan, dia diminta untuk tidak melihat ke belakang.
Diyakini jika pengantin wanita melakukan ini, dia bisa berubah menjadi batu. (Serambinews.com/Yeni Hardika)